Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko Ayam Broiler

18 pupuk urea, tenaga kerja, dan obat-obatan pestisida dan insektisida. Sedangkan benih kubis mempunyai taraf nyata dibawah 15 persen, dan pupuk majemuk NPK memiliki taraf nyata dibawah 20 persen. dengan demikian luas lahan garapan kubus dan obat-obatan menjadi faktor yang menimbulkan risiko produksi. Sebaliknya, benih kubis, pupuk urea, pupuk majemuk NPK, dan tenaga kerja menjadi faktor pengurang risiko produksi.

2.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko Ayam Broiler

Faktor-faktor produksi merupakan semua masukan atau input yang dilakukan untuk melakukan proses produksi untuk menghasilkan keluaran atau output. Faktor produksi merupakan faktor yang mempengaruhi besar kecilnya suatu produksi yang akan diperoleh. Menurut Soekartawi 2002, berdasarkan berbagai pengalaman yang menjadi faktor-faktor produksi adalah luasan lahan, modal, bibit, obat-obatan, tenaga kerja dan aspek manajemen. Penelitian yang menjelaskan tentang faktor-faktor produksi adalah Merina 2004 dan Anggraini 2003. Merina meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi risiko usaha peternakan ayam broiler di Bekasi sedangkan Anggraini meneliti tentang risiko sapi perah dengan melihat faktor-faktor penyebab risiko dari sapi perah tersebut. Anggraini menjelaskan bahwa tingkat risiko yang pada usaha ayam broiler berfluktuatif setiap periodenya, hal tersebut dapat dilihat dari tingkat CV 0,92 dan tingkat pengembaliannya yang rendah. Sehingga berpengaruh terhadap tingkat pendapatan dari perusahaan tersebut pada setiap periodenya. Keuntungan yang dihasilkan selalu bernilai positif namun hanya pada dua periode dari 12 periode yang mengalami kerugian dikarenakan adanya penyakit dan harga jual ayam turun. Berdasarkan analisis Merina risiko produksi dapat mempengaruhi tingkat pendapatan usaha ayam broiler. Variabel-variabel yang digunakan untuk melihat pengaruhnya terhadap risiko adalah fluktuasi harga DOC, pakan, obat-obatan, mortalitas, bonus karyawan, jumlah produksi, jumlah DOC yang dipelihara, harga ayam broiler, dan luas lahan. Dari hasil analisis regresi didapat tingkat kepercayaan 90,6 persen, namun tidak diikuti dengan ada variabel-variabel yang signifikan terhadap tingkat risiko tersebut. Hal ini disebabkan karena didalam variabel tersebut terdapat variabel yang memiliki multikolinier. Dan kemudian 19 dilakukan analisis regresi komponen utama 1, 2, dan 3 dengan tingkat keragaman 39,1 persen, 62,7 persen, dan 78,5 persen. Sehingga dapat disimpulkan bahwa fluktuasi harga DOC, pakan, obat-obatanvitamin, harga ayam, waktu penjualan dan mortalitas merupakan variabel yang signifikan terhadap risiko usaha ayam broiler. Menurut Anggraini bahwa faktor-faktor yang memengaruhi tingkat risiko dalam usaha peternakan sapi perah di Kebon Pedes, Bogor adalah fluktuasi keuntungan di musim hujan, fluktuasi keuntungan di musim kemarau, fluktuasi harga susu, fluktuasi harga pakan, skala usaha, dan saluran pemasaran. Dan hasil analisis risiko didapat tingkat risiko sebesar 0,2 atau 20 persen dari pendapatan bersih rata-rata return yang diperoleh. Penelitian yang akan dilakukan oleh penulis memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian sebelumnya. Persamaan yang dimiliki adalah semua literatur menggunakan komoditas yang sama kecuali Anggraini menganalisis sapi perah dengan menggunakan analisis risiko untuk melihat tingkat risiko usaha. Sedangkan perbedaan dari penelitian sebelumnya adalah pada penelitian Aziz, Solihin, dan Robi’ah tidak menjelaskan seberapa besar faktor produksi dalam menimbulkan risiko produksi dan dalam menganalisis faktor-faktor produksinya berbeda, mereka menggunakan deskriptif sedangkan penelitian sekarang menggunakan Cobb-Douglass. Untuk penelitian Merina dan Anggraini menjelaskan faktor-faktor produksi yang mempengaruhi pendapatan sedangkan penelitian yang sekarang menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ayam broiler. Perbedaan dengan penelitian Farianti adalah pada komoditas, penelitian ini dilakukan pada komoditas ayam broiler sedangkan Anna komoditas sayuran, penelitian ini hanya untuk menganalisis pengaruh input terhadap produksi serta melihat input-input yang dapat mengurangi atau menimbulkan risiko produksi, sedangkan penelitian Farianti sampai pada pengaruhnya terhadap ekonomi rumah tangga. 20 Tabel 6. Penelitian Terdahulu yang Berkaitan dengan Penelitian yang dilakukan No. Nama Penulis Tahun Judul Penelitian Metode Analisis 1 Faishal Abdul Aziz 2009 Analisis Risiko dalam Usaha Ternak Ayam Broiler Studi Kasus Peternakan X di Desa Tapos, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor Analisis Risiko Kuantitatif dan Kualitatif 2 Muhamad Solihin 2009 Risiko Produksi dan Harga Serta Pengaruhnya Terhadap Pendapatan Peternakan Ayam Broiler CV AB Farm, Kecamatan Bojonggenteng- Sukabumi Analisi Risiko, Analisis Pendapatan, Analisis RC, Indeks Prestasi Produksi 3 Anna Fariyanti 2008 Perilaku Ekonomi Rumah Tangga Petani Sayuran dalam Menghadapi Risiko Produksi dan Harga Produk di Kecamatan Pengalengan, Kabupaten Bandung Arch-Garch 4 Siti Robi’ah 2006 Manajemen Risiko Usaha Peternakan Broiler pada Sunan Kudus Farm di Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor Analisis Risiko, dan Analisis Deskriptif 5 Desi Merina 2004 Analisis Pendapatan Tunai, Risiko dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko Usaha Peternakan Broiler di Perusahaan X, Bekasi Analisis Risiko, Pendapatan Tunai, dan Regresi. 6 Puspitasri Dewi Anggraini 2003 Analisis Risiko Usaha Peternakan Sapi Perah Studi Kasus di Kelurahan Kebon Pedes, Bogor Analisis Risiko dan Analisis Regresi 21

III. KERANGKA PEMIKIRAN