53
5.4.2. Produksi Ayam Broiler
Manajemen pemeliharaan mencakup pemeriksaan kuantitas dan kualitas DOC dan proses pemeliharaannya, pemberian sekam, pemberian pakan dan air
minum, pemberian pemanas, proses vaksinasi, pengobatan dan vitamin, pengawasan tingkat mortalitas, kontrol kandang, dan masa panen.
1. DOC Day Old Chick
Pada hari pertama kedatangan DOC peternak memeriksa kembali kondisi kuantitas dan kualitasnya apakah sesuai dengan pesanan atau tidak. Perusahaan
yang menjadi supplier DOC adalah PT Malindo Feedmilk, PT Asia Afrika, PT KMS, PT Wonokoyo Jaya, PT Multi Breeder Adirama, dan PT Peternakan Ayam
Manggis. Penentuan perusahaan yang menjadi supplier adalah tergantung kesukaan peternak. Kualitas DOC berpengaruh terhadap produktivitas ayam.
Jumlah DOC yang dibutuhkan oleh peternak tergantung dengan luas kandang masing-masing sehingga jumlahnya beraneka ragam. Jumlah DOC berpengaruh
terhadap jumlah produksi. Semakin banyak jumlah produksi pada umumnya akan meningkatkan jumlah produksi ayam broiler. Produksi yang menjadi kajian
penelitian adalah DOC masuk pada bulan Februari, Maret, dan April dan Mei. Range DOC yang digunakan para peternak ayam yang menjadi responden adalah
1.500 – 9.000 DOC.
2. Pemberian Sekam
Pemberian sekam ini dilakukan pada saat DOC sehari dua hari atau lebih sebelum masuk kandang. Pemberian sekam dilakukan dengan tujuan agar DOC
lebih terjaga suhu badannya pada saat malam hari. Selain itu, juga agar menjaga kaki DOC tidak masuk kekolong kandang yang dapat membuat kaki DOC
menjadi cacat. Kondisi sekam juga harus tetap dijaga kebersihannya, sekam yang digunakan tidak boleh sampai basah, jika sekam terlihat basah maka diperlukan
penambalan dengan sekam yang kering. Hal itu menjaga agar kandang tetap kering dan tidak lembab. Ketinggian sekam yang digunakan berkisar 5-10 cm dari
lantai dan kebutuhannya disesuaikan dengan luas kandang biasanya perbandingannya 30 karung dapat digunakan 1.000 DOC. Kebutuhan sekam ini
tidak selamanya dipakai, namun sampai umur DOC 15-20 hari.
54 3.
Pakan dan Minum Pakan diberikan tiga kali sehari, yaitu pagi, siang, dan sore hari, namun
pada prakteknya pakan dan minum harus selalu dikontrol setiap jamnya. Hal tersebut dilakukan agar tidak ada tempat pakan dan minum yang kosong yang
dapat mengakibatkan ayam menjadi tidak makan dan tidak minum. Pemberian pakan dan minum sangat penting dilakukan. Karena hal tersebut mempengaruhi
tingkat pertumbuhan ayam. Pakan yang digunakan ada tiga tahapan, yaitu pada masih kecil digunakan pakan starter yaitu 510, growing menggunakan pakan 511,
dan pada saat finishing menggunakan pakan 512. Perusahaan yang menyupplai pakan adalah PT Multi Breeder Adirama dan PT Charoen Phokphand.
4. Pemanas
Pemanas digunakan ketika DOC masuk kekandang, tujuan dari pemanas agar kondisi tubuhnya tetap terjaga pada malam hari. Peternak menggunakan
pemanas yang berasal dari tabung gas, batu bara, kayu bakar dan tong sebagai tempat pembakarannya. Sedangkan yang menggunakan gas alat pemanasnya
menggunakan blower. Pemanas dengan menggunakan kayu bakar sangat banyak digunakan, dikarenakan kayu bakar lebih murah dibandingkan dengan gas, selain
itu juga kayu bakar lebih bagus dibandingkan dengan gas. Untuk memenuhi kebutuhan bahan baku pemanasnya, peternak mencari pasokan kayu, batu bara,
dan gas yang dianggap lebih terjangkau. 5.
Proses Vaksinasi, Pengobatan, dan Vitamin Vaksin digunakan sebagai alat yang digunakan sebagai antikekebalan
tubuh agar tidak mudah terserang penyakit baik itu dari virus maupun bakteri. Tipe vaksin yang digunakan berupa vaksin virus hidup. Program vaksin yang
diterapkan pada peternak antara lain pada selama seminggu pertama setelah DOC masuk kandang. Vaksin yang digunakan adalah gumboro 1000 DS, ND IB 1000
DS, dan ND Lasota. Vaksin tersebut diberikan dengan sistem pencampuran dengan air minum, tetes mata, dan suntikan.
Pemberian vitamin dilakukan pada tiga hari pertama agar ayam tidak stres karena perjalanan dan diberikan sesudah ayam divaksin agar tidak stress pasca
vaksin. Vitamin yang digunakan oleh para peternak ayam tersebut adalah Bloom Grow dan Masabro. Bloom grow digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan,
55 mengatasi stress. Sedangkan masabro digunakan mencegah penyakit karena
kekurangan vitamin, meningkatkan pertumbuhan, menambah nafsu makan. Penyakit yang sering muncul yaitu penyakit Colibasillus, Coccidiosis, Cronic
Respiratory Disease, Newcastle Disease, Runting Stunting Disease kerdil baik bersifat individu maupun global. Jenis obat yang digunakan oleh para peternak
adalah Protect Enro, Neocamp, Doxerin Plus, Colimas dan sebagainya. Penggunaan obat tersebut tergantung dengan kebutuhan, dilakukan hanya pada
saat terserang penyakit agar penyakit yang dihadapi tidak menjadi lebih akut. 6.
Pengawasan Tingkat Mortalitas Tingkat kematian yang terjadi pada responden peternak ayam sangat
bervariasi setiap perioden maupun setiap peternak. Perbedaan tingkat kematian yang terjadi pada setiap peternak berbeda beda, dan penanganan yang berbeda
juga, sehingga jika penanganan yang tidak tepat akan meningkatkan kematian yang tinggi. Tingkat kematian yang wajar adalah sebesar 5-6 persen. Jika
kematian sudah melewati standar tersebut maka perlu dilakukan penanganan yang lebih fokus. Tingkat kematian yang dialami ada yang berdasarkan kelalaian
pekerja dalam menjaga kondisi baik itu minum dan pakan atau adanya tercampurnya antara ayam yang berpenyakit dengan tidak, ayam ada yang terjepit,
dan lain sebagainya. 7.
Kontrol Kandang Kontrol kandang dilakukan oleh anak kandang dan kepala kandang pada
setiap harinya. Sehingga dapat dilihat bagaimana tingkat perkembangan ayam tersebut dan dapat membuat keputusan yang menguntungkan. Kontrol dilakukan
seperti melihat apakah tempat pakan dan minum masih terisi atau tidak. Mengontrol kondisi kesehatan ayam, dengan memisahkan anak ayam yang
terkena penyakit ke tempat lain. Tindakan tersebut dilakukan agar penyakit tidak berpindahtertular pada ayam yang lainnya. Selain itu juga memisahkan antara
ayam yang kerdil ke tempat lain agar tidak menambah biaya pakan.
56 8.
Panen Panen dilakukan pada saat bobot ayam sudah dapat dianggap cukup untuk
dipanen. Keputusan panen terletak pada masing-masing peternak, jika peternak melihat tidak ada lagi perkembangan bobot ayam maka panen dipercepat. Hal
tersebut dilakukan agar mengurangi penggunaan pakan. Umur ayam yang siap untuk dipanen berkisar dari 28-33 hari. Pada saat panen dilakukan peternak
melibatkan warga setempat untuk membantu dalam proses pemanenan. Ayam yang siap untuk dipanen ditangkap atau dijual kepada broker atau pedagang
pengumpul dengan harga sesuai dengan perjanjian.
57
VI. FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI YANG MEMPENGARUHI RISIKO PRODUKSI
6.1. Analisis Faktor-Faktor Risiko Produksi
Pada penelitian ini dilakukan pada peternak ayam broiler yang bekerja sama dengan pihak perusahaan dalam proses produksi sampai pada proses panen.
Peternak tersebut tersebar di beberapa wilayah yang ada di Kabupaten Bogor. Walaupun peternak menjalin kerja sama namun pada kenyataannya usaha yang
dijalankan oleh peternak ayam tetap mengalami risiko produksi. Adanya risiko produksi ini dapat dilihat pada adanya fluktuasi produktivitas pada setiap peternak
berbeda-beda satu sama lainnya. Risiko produksi ayam broiler pada penelitian ini dihitung dengan menggunakan model ARCH-GARCH. Variabel yang digunakan
dalam analisis ARCH-GARCH yaitu jumlah DOC, pakan, Protect Enro, Neocamp, Doxerin Plus, vaksin, pemanas dan tenaga kerja.
Sebelum dianalisis dengan metode ARCH-GARCH terlebih dahulu dilakukan analisis regresi. Analisis regresi dilakukan dengan tujuan agar model
yang dihasilkan tidak melanggar persyaratan seperti variabel independent terdapat multikolinieritas. Uji multikolinearitas terlebih dahulu dilakukan agar variabel
yang digunakan tidak saling mempengaruhi satu sama lainnya. Untuk melihat multikolinear ini dilihat pada nilai Variance Inflation Factor VIF 10. Jika
terjadi pelanggaran multikolinear maka dilakukan penggabungan atau penghilangan variabel sampai tidak terdapat multikolinearitas. Setelah dilakukan
uji variabel maka dilakukan uji lainnya untuk melihat persamaan yang dihasilkan mengandung
heteroskedistisitas. Untuk
melihat ada
atau tidaknya
heteroskedistisitas dilakukan dengan menggunakan uji Heteroskedasticity Test: Breusch-Pagan-Godfrey.
Hasil pengujian antar variabel menyatakan bahwa model yang digunakan tidak terdapat multikolinieritas pada setiap variabel. Hal itu dapat dilhat bahwa
nilai VIF dari delapan variabel tidak ada yang lebih dari 10. Sehingga model dikatakan baik dan boleh dilakukan analisis berikutnya yaitu melihat apakah
model terdapat heteroskedistisitas, jika terdapat unsur tersebut maka penelitian ini dapat dilakukan dengan menggunakan model ARCH-GARCH. Untuk lebih jelas
lihat pada Tabel 15.