67 dialokasikan untuk menghangatkan tubuhnya dengan dilihat adanya tumbuh bulu
kasar pada tubuh ayam broiler. 8.
Tenaga Kerja X8 Tenaga kerja salah satu variabel yang penting dalam semua bidang usaha,
karena dengan adanya tenaga kerja maka semua kegiatan budidaya akan dapat terselesaikan dengan baik. Pada hipotesis sebelumnya tenaga kerja merupakan
variabel yang memiliki koefisien bertanda positif sehingga perpengaruh terhadap peningkatan
produktivitas. Namun
berdasarkan pendugaan
parameter menunjukkan bahwa variabel tenaga kerja memiliki pengaruh signifikan dengan
melihat probability kurang dari satu persen. Akan tetapi, jika dilihat dari nilai koefisien variabel, variabel ini tidak sesuai dengan hipotesis sebelumnya karena
koefisien tersebut bertanda negatif. Dengan demikian, jika ditambahkan satu persen variabel tersebut maka bukan meningkatkan, melainkan mengurangi
produktivitas ayam broiler. Variabel ini tidak berpengaruh signifikan terhadap produktivitas karena
pada umumnya tenaga kerja yang dimiliki oleh peternak tersebut adalah warga sekitar yang tidak memiliki pekerjaan, sehingga tidak memiliki keterampilan serta
pengetahuan terhadap ayam broiler. Sementara dalam budidaya ayam broiler dibutuhkan ketekunan serta pengetahuan dalam ayam broiler sehingga terjadi
masalah pada ayam dapat segera ditangani dan tidak terlambat dalam menanganinya. Oleh karena itu, variabel tenaga kerja ini jika ditambahkan akan
berdampak pada penurunan produktivitas.
6.1.2. Analisis Faktor-Faktor pada Fungsi Variance Produksi
Faktor-faktor produksi tidak hanya dapat mempengaruhi produktivitas ayam broiler, melainkan juga dapat memberikan dampak terhadap munculnya
atau dapat mengurangi terjadinya risiko produksi terhadap produktivitas ayam broiler. Faktor-faktor produksi yang digunakan untuk melihat pengaruh variance
produksi adalah jumlah DOC, pakan, Protect Enro, Neocamp, Doxerin Plus, vaksin, pemanas dan tenaga kerja. Semua variabel tersebut dianalisis faktor-faktor
apa saja yang yang mempengaruhi variance produksi. faktor-faktor produksi yang dijadikan sebagai pengurang atau menimbulkan risiko produksi dapat dilihat
pada Tabel 19.
68
Tabel 19 . Hasil Pendugaan Produksi Rata-Rata Terhadap Produktivitas Ayam
Broiler Pada Peternakan Ayam di Kabupaten Bogor Tahun 2011
Variance Equation Variable
Coefficient Std. Error
z-Statistic Prob.
Konstanta 0.001
0.011 0.127
0.898 Error kuadrat
2 t-1
0.059 0.304
0.195 0.844
Variance error
2 t-1
0.545 1.069
0.510 0.610
Jumlah DOC X1 0.000
0.002 0.123
0.901 Pakan X2
-0.000 0.002
-0.062 0.950
Protect Enro X3 4.41E-05
0.000 0.052
0.958 Neocamp X4
-3.53E-05 0.000
-0.040 0.968
Doxerin Plus X5 -4.97E-05
0.000 -0.062
0.950 Vaksin X6
-0.000 0.002
-0.059 0.952
Pemanas X7 -0.000
0.008 -0.036
0.970 Tenaga KerjaX8
0.000 0.000
1.914 0.055
1. Jumlah DOC X1
Pada sebelumnya hipotesis sebelumnya jumlah DOC menyatakan bahwa jika koefisien besar nol sehingga semakin positif maka variance yang ditimbulkan
juga akan semakin tinggi. Sedangkan berdasarkan hasil pendugaan parameter produksi variance menyatakan bahwa variabel ini tidak berpengaruh signifikan
terhadap risiko produktivitas yang dihasilkan. Hal tersebut dapat dilihat bahwa nilai P-value yang dihasilkan sebesar 90 persen dan diatas taraf nyata 20 persen.
sedangkan berdasarkan koefisien parameternya menunjukkan tanda positif. Hal ini berarti, semakin banyak jumlah DOC di pelihara maka risiko yang ditimbulkan
akan semakin tinggi. Tingginya variasi disebabkan oleh tidak sesuainya luas kandang dengan
jumlah DOC, sehingga jika terus ditambah akan menyebabkan ayam akan mati atau mudah terserang penyakit dan menyebabkan semakin tingginya risiko
produksi usaha ayam broiler tersebut. Oleh karena itu variabel jumlah DOC ini merupakan variabel yang menimbulkan adanya risiko produksi. Untuk
mengurangi tingkat risiko maka jumlah DOC harus sesuai dengan luas kandang, pada kondisi normal 1 m
2
kandang harusnya berkapasitas 5-8 ekor ayam. Selain itu juga yang menjadi faktor penduga mengapa tidak signifikan adalah karena
peternak plasma dalam pengambilan jenis DOC tidak satu perusahaan supplier.
69 2.
Pakan X2 Hipotesis sebelumnya menyatakan bahwa koefisien variabel pakan
bertanda positif maka akan meningkatkan variasi dari hasil produktivitas ayam broiler. Berdasarkan hasil pendugaan parameter, variabel pakan memiliki nilai P-
value sebesar 0,95 atau 95 persen lebih besar dari taraf nyata 20 persen. sehingga variabel tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap variance produksi ayam
broiler. sedangkan berdasarkan koefisien variabel memperlihat tanda negatif, hal ini menunjukkan bahwa jika pakan digunakan semakin banyak, maka variance
produksinya akan semakin menurun. Sehingga pakan merupakan salah satu variabel yang menjadi pengurang risiko. Dengan semakin menambah pakan maka
bobot ayam akan semakin meningkat sehingga produktivitas ayam juga akan semakin meningkat.
Ayam broiler pada umumnya harus diperhatikan kondisi pakannya. Untuk mendapatkan hasil bobot ayam yang baik maka peternak harus terus memantau
keadaan pakan dikandang apakah masih tersedia atau tidak, jika pakan tidak sempat tidak tersedia selama satu jam maka kondisi ayam akan terhambat
pertumbuhannya sehingga tidak mendapatkan hasil yang baik. Faktor penduga mengapa variabel ini tidak signifikan adalah dalam pemberian jenis pakan. Pakan
ayam ada tiga jenis yaitu pada umur 1-15 hari menggunakan jenis pakan starter, umur 16-25 menggunakan pakan growing, dan umur 26 sampai panen
menggunakan jenis pakan finishing. Sementara pada kondisi dilapangan peternak terkadang tidak mengikuti anjuran yang telah ditetapkan sehingga pakan tersebut
tidak berpengaruh signifikan dalam mengurangi variance produksi. 3.
Protect Enro X3 Pendugaan parameter variabel Protect Enro memiliki nilai P-value sebesar
0,958 atau 95 persen lebih besar daripada taraf nyata 20 persen. Hal tersebut menunjukkan bahwa variabel ini tidak berpengaruh signifikan terhadap variance
produksi yang dihasilkan. Sedangkan berdasarkan nilai koefisien variabel memiliki tanda positif. Hal tersebut menandakan bahwa semakin banyak variabel
ini digunakan maka variance produksi yang diterima oleh peternak akan semakin tinggi. Tingginya risiko yang dihasilkan dengan menggunakan variabel ini adalah
karena peternak pada umumnya tidak memperhatikan takaran dalam
70 menggunakan Protect Enro. Ukuran yang digunakan oleh peternaknya adalah
rata-rata menggunakan 0,5 liter untuk semua skala usaha ayam broiler. Untuk mengurangi tingginya risiko yang dihasilkan dengan menggunakan variabel ini
sesuai takaran dan berdasarkan skala yang pada umumnya. Takaran normal untuk 1gram1liter air yang dicampur dengan air minum selama gejala terlihat pada
ayam broiler. 4.
Neocamp X4 Neocamp adalah variabel yang berjenis obat yang dapat mengendalikan
penyakit yang berasal dari bakteri, pemakaiannya adalah 1gram1liter air. Pada hipotesis sebelumnya variabel ini menyatakan bahwa memiliki nilai koefisien
variabel bernilai positif, sehingga semakin banyak Neocamp digunakan maka akan meningkatkan variance produksi. Berdasarkan pendugaan parameter
variance produksi, Neocamp ini memiliki nilai P-value sebesar 0,968 atau 96 persen yang berada diatas taraf nyata 20 persen. Nilai tersebut menunjukkan
bahwa variabel ini tidak berpengaruh signifikan terhadap variance produksi. Sedangkan jika dilihat dari nilai koefisiennya, variabel ini memiliki nilai bertanda
negatif, hal tersebut menyatakan bahwa dengan menambahkan variabel Neocamp maka akan menurunkan variance produksi. Sehingga variabel ini termasuk
kedalam variabel yang mengurangi variance produksi. 5.
Doxerin Plus X5 Doxerin Plus termasuk salah satu jenis obat yang digunakan oleh para
peternak ayam broiler yang berfungsi sebagai mengobati crd complex, fowl cholera, snot coryza, dan penyakit pernafasan lainnya. Takaran yang digunakan
dalam menggunakannya adalah 1gram2liter air. Variabel ini selalu digunakan para peternak untuk menghindari terjangkitnya penyakit pada ayam mereka.
Hipotesis sebelumnya variabel ini menyatakan bahwa koefisien variabel memiliki nilai positif, sehingga jika dilakukan semakin banyak menggunakan Doxerin Plus
maka akan meningkatkan variance. Berdasarkan hasil pendugaan parameter bahwa variabel ini memiliki nilai
P-value sebesar 0,95 atau 95 persen yang berada diatas nilai taraf nyata 20 persen. Sehingga dapat diartikan bahwa variabel Doxerin Plus tidak berpengaruh
signifikan terhadap variance produksi. Hal ini berbanding lurus dengan nilai
71 koefisien variabel yang bertanda negatif, tanda negatif tersebut menunjukkan
bahwa semakin banyak variabel ini digunakan maka akan menurunkan variance produksi. Peternak plasma ayam broiler DUF rata-rata tidak menggunakan
takarandosis yang tepat dalam penggunaan faktor produksi tersebut. Sehingga variabel tersebut tidak dapat berpengaruh signifikan dalam mengurangi variance
produksi. Jika para peternak menggunakan takaran yang sesuai sehingga penggunaan tersebut bermanfaat yaitu dapat mengurangi variance.
6. Vaksin X6
Variabel vaksin merupakan salah satu faktor produksi yang diperlukan dalam kekebalan tubuh sehingga ayam broiler tetap sehat, namun jika
pemakaiannya tidak tepat maka akan tidak berdampak baik pada pertumbuhan ayam broiler. pada penggunaan vaksin, para peternak sudah menerapkan takaran
yang sesuai sehingga vaksin tepat guna dan tidak menimbulkan efek samping. Penggunaan vaksin bertujuan untuk menguatkan kekebalan tubuh ayam broiler
agar tidak mudah terserang penyakit. Dosis yang digunakan adalah 1 vial vaksin untuk 1000 ekor ayam.
Pada hipotesis sebelumnya, variabel ini memiliki koefisien variabel yang bernilai positif, sehingga jika pemakaian vaksin semakin banyak maka variance
produksi yang dihasilkan akan semakin tinggi. Sedangkan berdasarkan hasil pendugaan parameter, variabel ini tidak berpengaruh signifikan terhadap variance
produksi. Hal ini dapat dilihat pada nilai P-value sebesar 0,9522 atau 95 persen yang berada diatas taraf nyata 20 persen, sehingga variabel tersebut tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variance produksi. Berdasarkan kondisi lapangan dapat diduga yang menjadikan variabel
vaksin tidak signifikan adalah faktor dalam waktu pemberian vaksi yang kurang tepat dan penyimpakan vaksin sehingga dapat mengurangi fungsi dari vaksin itu
sendiri. Berdasarkan nilai koefisien parameter menunjukkan bernilai negative, hal itu berarti semakin besar penggunaan variabel tersebut maka akan menurunkan
variance produksi ayam broiler, sehingga tidak sesuai dengan hipotesis sebelumnya. Nilai koefisien parameternya adalah sebesar -0,000132, sehingga
variabel tersebut termasuk kedalam variabel yang dapat mengurangi variance produksi.
72 7.
Pemanas X7 Pemanas adalah faktor produksi yang dapat meningkatkan produktivitas
ayam broiler. sehingga hipotesis awalnya jika semakin banyak penggunaan variabel pemanas maka akan meningkatkan variance produksi, dan jika dilihat
dari hasil pendugaan parameter variance produksi menunjukkan P-value bernilai 0,9707 atau 97 persen. Nilai tersebut lebih besar dibandingkan taraf nyata 20
persen, yang berarti bahwa variabel ini tidak berpengaruh signifikan terhadap variance produksi. Berdasarkan kondisi lapang, faktor penduga yang
menyebabkan variabel ini tidak signifikan adalah adanya perbedaan para peternak plasma dalam menggunakan alat pemanasnya, ada yang menggunakan batubara,
kayu bakar, maupun gas. Sehingga mempengaruhi tingkat variasinya dan menyebabkan tidak berpengaruh nyata.
Sedangkan berdasarkan nilai koefisien parameter bertanda negatif yaitu sebesar -0,000306. Hal ini berarti, semakin banyak variabel pemanas dan sekam
digunakan maka akan semakin menurunkan variance produksi. Pernyataan ini tidak sesuai dengan hipotesis sebelumnya yang menyatakan jika penggunaan
variabel ini maka akan menambah variance produksi. Para peternak dalam penggunaan variabel ini telah sesuai dengan ukuran dan berdasarkan skala
usahanya, sehingga tidak menimbulkan risiko melainkan menjadi pengurang variance produksi ayam broiler.
8. Tenaga Kerja X8
Tenaga kerja adalah faktor yang pasti ada dalam setiap usaha. Tenaga kerja yang digunakan dalam bidang peternakan ayam broiler ini berasal dari
masyarakat disekitar peternakan ayam. Berdasarkan hasil pendugaan parameter, variabel ini menunjukkan hasil P-value sebesar 0,0555 atau sebesar 5,5 persen.
Nilai tersebut diatas taraf nyata 20 persen sehingga berpengaruh signifikan terhadap variance produksi. Sedangkan berdasarkan nilai koefisien parameter
menunjukkan nilai yang positif yaitu sebesar 0,000581. Hal itu berarti, jika tenaga kerja ditambahkan penggunaannya maka akan dapat meningkat variance produksi
ayam broiler. Pernyataan tersebut sesuai dengan hipotesis sebelumnya. Penggunaan input tenaga kerja memiliki variance yang tinggi karena tenaga kerja
yang di pekerjakan rata-rata tidak memiliki keahlian dibidang peternakan
73 sehingga dalam mengurus ayam tidak disiplin. Selain itu juga adanya tenaga kerja
yang tidak jujur dalam bidang usaha seperti terkadang ada pekerja yang menjual pakan secara diam-diam kepada orang lain, hal tersebut dapat merugikan peternak
karena pastinya pakan ayam akan berkurang. Oleh karena itu jika dilakukan penambahan tenaga kerja tidak mengurangi variance produksi melainkan
meningkatkan variance. Sehingga variabel tenaga kerja adalah variabel yang termasuk kedalam variabel yang menimbulkan variance produksi.
Berdasarkan hasil pendugaan semua parameter baik itu yang produksi rata- rata maupun yang variance produksi, maka dapat dijelaskan bahwa pada produksi
rata-rata, variabel yang memiliki pengaruh nyata terhadap produktivitas yang dibawah satu persen adalah variabel jumlah DOC, pakan, pemanas, serta
penggunaan tenaga kerja. Sedangkan Doxerin Plus merupakan variabel yang signifikan terhadap produktivitas pada taraf nyata dibawah 20 persen. variabel
lainnya seperti Protect Enro, Neocamp, vaksin merupakan variabel yang tidak berpengaruh signifikan terhadap produktivitas. Ketiga variabel tersebut memiliki
taraf nyata sebesar dibawah 93 persen, dibawah 40 persen, dan dibawah 43 persen.
Untuk pendugaan parameter variance produksi dapat disimpulkan bahwa dari delapan variabel, semuanya tidak berpengaruh signifikan terhadap variance
produksi selain tenaga kerja. Ketujuh variabel tersebut memiliki probability diatas 20 persen, sedangkan probability tenaga kerja sebesar dibawah 10 persen. Faktor-
faktor produksi ada yang menjadi pengurang variance produksi ada juga yang menimbulkan variance produksi. Faktor-faktor produksi yang dapat menimbulkan
variance adalah variabel jumlah DOC, Protect Enro, dan tenaga kerja. Sedangkan yang mengurangi variance produksi adalah pakan, Neocamp, Doxerin Plus,
vaksin, pemanas . Penjelasan diatas menunjukkan bahwa ada persamaan terhadap penelitian yang dilakukan oleh Fariyanti et al, 2007. Hasil penelitiannya tentang
risiko produksi kentang yang menunjukkan bahwa tenaga kerja adalah variabel yang dapat menimbulkan variance produksi serta Obat-obatan merupakan
variabel yang menjadi pengurang variance produksi.
74
6.2. Sumber dan Rekomendasi Penanganan Risiko Produksi