Usaha Peternakan Ayam Broiler

13

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Usaha Peternakan Ayam Broiler

Ayam ras pedaging disebut juga broiler, yang merupakan jenis ras unggulan hasil persilangan dari bangsa-bangsa ayam yang memiliki daya produktivitas tinggi, terutama dalam memproduksi daging ayam. Sebenarnya ayam broiler ini baru populer di Indonesia sejak tahun 1980-an dimana pemegang kekuasaan mencanangkan panggalakan konsumsi daging ruminansia yang pada saat itu semakin sulit keberadaannya. Hingga kini ayam broiler telah dikenal masyarakat Indonesia dengan berbagai kelebihannya. Hanya 4-5 minggu sudah bisa dipanen. Dengan waktu pemeliharaan yang relatif singkat dan menguntungkan, maka banyak peternak baru serta peternak musiman yang bermunculan diberbagai wilayah Indonesia. Ayam broiler mulai dirintis pada tahun 50-an, pada tahun 1950-1961 merupakan tahap perintisan ayam broiler di Indonesia. Usaha peternakan ayam broiler ini merupakan usaha yang paling berfluktuatif, mulai dari harga input seperti harga DOC maupun pakan ternak tersebut sampai kepada harga jual produknya yaitu daging ayam. Selain itu juga dalam proses pembudidayaannya membutuhkan perhatian yang khusus agar ayam tersebut terlindungi dari hama dan penyakit. Biasanya ayam broiler lebih membutuhkan perlakuan khusus pada saat musim penghujan tiba. Hal itu disebabkan karena pada saat musim penghujan tiba kondisi kandang juga akan dapat berubah jika tidak diperhatikan seperti kandang menjadi lembab yang dikarenakan suhu didalam kandang menurun. Sehingga diperlukan perlakuan khusus untuk menjaga kestabilan suhu di kandang. Seiring waktu berjalan ayam broiler semakin berkembang setiap tahunnya, hal tersebut diiringi dengan semakin banyaknya produsen input seperti pakan ternak, DOC, serta input lainnya yang menawarkan produk. Dengan semakin banyaknya peternak ayam broiler maka harga juga mulai bersaing terhadap peternak. Pada awal perkembangan ayam broiler tersebut harga dipeternak kecil berbeda dengan harga yang ditetapkan peternak besar, sehingga peternak kecil mengalami ketidakstabilan harga ayam dan biaya input yang dikeluaran juga terlalu tingga karena peternak kecil membeli input dengan harga satuan. 14 Dengan keadaan demikian maka pemerintah ikut serta dalam menjaga kestabilan usaha peternakan ayam broiler dengan cara membuat kebijakan yang dapat membantu meringankan dalam memproduksi usaha peternakan tersebut. Kebijakan tersebut diatur dalam Keputusan Presiden No. 50 Tahun 1981 tentang Pembinaan Usaha Peternakan Ayam, yang jiwanya menganut pemerataan kesempatan usaha dengan keseragaman skala usaha. Secara keseluruhan Pembinaan Usaha Peternakan Ayam menurut Keppres No. 50 Tahun 1981 sungguh melegakan para penganut pemerataan kesempatan usaha dengan keseragaman maksimal skala usaha. Sehingga konflik antara peternak kecil dan peternak besar dapat teratasi karena mereka sudah memiliki wilayahnya masing- masing. Setelah Keputusan Presiden dibentuk tidak lama kemudian untuk menyempurnakan pembinaan peternak langsung ke lapangannya maka dilakukan dengan sistem Perusahaan Inti Rakyat PIR. Dengan kedatangan PIR ini diharapkan akan mendukung semakin membaiknya kondisi peternakan ayam broiler di Indonesia karena mendapatkan penyuluhan langsung tentang usaha peternakan ayam broiler. Pendampingan para penyuluh ini sangan membantu peternak ayam tersebut. Hal ini dikarenakan peternak ayam broiler rata-rata berskala kecil sehingga masih membutuhkan pengarahan tentang usaha peternakan ini. Keberadaan PIR ini juga sangat membantu peternak ayam sebagai plasma dalam bentuk penyediaan faktor-faktor produksi seperti DOC, pakan, obat-obatan, vaksinasi dan vitamin. Plasma mendapatkan faktor produksi tersebut dengan harga yang lebih murah dibandingkan jika peternak membelinya dengan harga eceran kepada grosir. Pemakaian faktor produksi tersebut dilakukan selama proses produksi berlangsung sampai masa panen tiba sedangkan pembayaran faktor produksi tersebut dapat dilakukan pada saat panen dipotong dari hasil panen yang telah didapat. Kegiatan tersebut lebih membantu dibandingkan dengan peternak ayam broiler mandiri, peternak mandiri merupakan peternak yang berdiri sendiri tanpa bantuan dari instansi atau lembaga lain. Semua kegiatan yang dilakukan dengan kebijakan peternak itu sendiri. Mulai kegiatan penyediaan faktor produksi sampai kepada proses pendistribusian dagingnya dilakukan dengan sendiri. 15 Usaha peternakan dapat digolongkan menjadi beberapa bagian. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 472KptsTN.330696, usaha peternakan terbagi menjadi tiga kategori, yaitu Peternakan Rakyat, Pengusaha Kecil Peternakan dan Pengusaha Peternakan. Peternakan Rakyat adalah peternak yang mengusahakan budidaya ayam broiler dengan kapasitas maksimal sebesar 15.000 ekor per periode. Peternakan rakyat mempunyai beberapa karakter yaitu modal terbatas, adanya masa istrahat kandang, kandang dibangun dengan sederhana, tenaga kerja biasanya dari rumah tangga. Pengusaha kecil peternakan adalah peternak yang membudidayakan ayam broiler dengan kapasitas maksimal sebesar 65.000 ekor per periode, peternakan ini sudah mulai baik dibandingkan dengan peternakan rakyat dibidang manajemen, tenaga kerja yang sudah memiliki pengalaman dan biasanya sudah memiliki legalitas hukum berupa perseorangan. Selain itu, pengusaha peternakan adalah peternakan yang membudidayakan ayam broiler dengan kapasitas melebihi 65.000 ekor per periode. Selain kapasitas produksi, perusahaan peternakan dapat dilihat dari teknologi yang serba modern dalam melakukan budidayanya, sudah memiliki legalitas hukum berupa perusahaan, memiliki manajemen yang baik dan memiliki tenaga kerja yang ahli dalam bidangnya. Pengusaha peternakan ini memiliki kelebihan yaitu mendapatkan bimbingan dan pengawasan dari pemerintah. Hal tersebut telah ditegaskan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 16 Tahun 1977 tentang Usaha Peternakan. Peraturan Pemerintah tersebut menjelaskan bahwa menteri yang bertanggung jawab dalam bidang peternakan atau pejabat yang ditunjuk berkewajiban melakukan bimbingan dan pengawasan terhadap kegiatan peternakan yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan peternakan. Perundang- undangan yang menjadi payung hukum bagi agribisnis usaha ayam broiler adalah Undang-Undang Republik Indonesia No. 6 Tahun 1967 Tentang Ketentuan- Ketentuan Pokok Peternakan dan Kesehatan Hewan. Adapun tujuan umum pembentukan undang-undang ini adalah untuk pemeliharaan kesehatan hewan. Tujuan utama penambahan produksi adalah untuk meningkatkan taraf hidup peternak Indonesia dan untuk memenuhi keperluan bahan makanan yang berasal dari ternak bagi seluruh rakyat Indonesia secara adil dan merata. 16

2.2. Risiko Produksi Ayam Broiler