Sumber dan Rekomendasi Penanganan Risiko Produksi

74

6.2. Sumber dan Rekomendasi Penanganan Risiko Produksi

1 Sumber-Sumber Risiko Produksi Produksi adalah proses pengolahan input atau faktor-faktor produksi yang digunakan untuk menghasilkan output. Pada saat proses produksi berlangsung sampai pada menghasilkan output maka semua itu tidak terlepas dari risiko. Risiko merupakan kemungkinan kejadian yang merugi. Risiko produksi terjadi karena adanya sumber-sumber risiko. Sedangkan semua risiko tersebut harus diminimalkan agar kemungkinan terjadinya kerugian juga kecil. Berdasarkan hasil pembahasan pada penelitian ini, dilakukan rekomendasi dalam risiko produksi. Rekomendasi penanganan risiko yang dilakukan dengan tindakan preventif yaitu dengan cara pencegahan risiko tersebut terjadi. Pencegahan yang dilakukan adalah dengan membuat atau memperbaiki fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan untuk budidaya ayam broiler dan memperbaiki sumber daya manusia. Berdasarkan penelitian yang dilakukan sumber-sumber risiko yang ada pada peternakan ayam broiler pada perusahaan DUF adalah diduga berasal dari sumber hama penyakit dan cuaca. 2 Rekomendasi Penanganan Risiko Produksi Tenaga kerja yang digunakan pada umumnya masyarakat yang ada disekitar usaha, rata-rata tidak memiliki pengetahuan tentang budidaya ayam broiler. Sehingga dalam proses produksi berjalan, pegawai kurang memperhatikan kondisi ayam, padahal ayam broiler membutuhkan ketekunan, disiplin, dan pengetahuan tentang ayam agar ayam selalu terkontrol dengan baik. Selain itu juga adanya tenaga kerja yang tidak jujur dalam menjalankan usaha, seperti dengan menjual pakan secara diam-diam kepada orang lain untung mendapatkan kerja sampingan. Keadaan tersebut akan membuat ayam kekurangan pakan dan pertumbuhan ayam akan menjadi tidak normal. Sehingga tenaga kerja merupakan sumber terjadinya risiko. Namun untuk mengurangi terjadinya risiko maka dalam perekrutan tenaga kerja memilih tenaga kerja yang dapat dipercaya serta memiliki pengetahuan tentang ayam, dan disiplin. Jika kriteria tersebut terpenuhi maka kondisi ayam akan semakin terkontrol setiap waktu baik itu pemberian pakan, minum, dan kondisi ayam. Apabila tenaga kerja tidak memahami pengetahuan 75 tentang ayam, maka terlebih dahulu diberikan penyuluhan agar pegawai mengetahui apa yang seharusnya dia kerjakan. Iklim atau cuaca merupakan salah satu faktor sebagai sumber terjadinya risiko. Cuaca yang tidak menentu dapat menjadikan kondisi kesehatan berkurang. Pada saat musim hujan maka ayam harus lebih diperhatikan perawatannya, yaitu dengan memperhatikan kondisi kandang agar kandang tetap kering tidak lembab karena air hujan. Jika kondisi kandang lembab maka akan merangsang timbulkan bibit penyakit mucul seperti bakteri Fowl Chorela, Salmonelosis,Coryza, Colli Bacillosis. Selain itu juga menimbulkan jamur serta virus lainnya yang dapat menimbulkan hama dan penyakit. Untuk pencegahan yang dilakukan agar kondisi kandang tetap baik adalah dengan merenovasi kandang yang dianggap sudah tidak layak lagi agar kandang tetap steril. Pada saat musim hujan, pencegahan yang dilakukan adalah dengan cara menutup dinding tirai kandang, hal tersebut dilakukan agar kondisi didalam kandang suhunya tidak turun, memberikan terpal diatas kandang agar suhunya tetap normal, selain itu juga menghidupkan alat pemanas yang berasal dari kayu bakar atau dari batu bara. Hal itu dilakukan agar ayam tetap menjaga suhu tubuhnya. Jika kondisi sekam terlihat basah, maka sekam tersebut ditambal dengan sekam yang baru agar tidak lembab, atau jika sekam tersebut sudah terlalu basah, maka sekam diganti dengan yang baru. Sekam juga digunakan agar ayam tetap terasa hangat dan menjaga kondisi ayam pada saat berjalan agar tidak kakinya masuk ke lubang lantai. Untuk menjaga kondisi ayam broiler tetap sehat maka perlu dilakukan vaksinasi terlebih dahulu agar kebal terhadap penyakit. Selain itu juga memberikan pengobatan yang tepat waktu dan tepat ukuran, pengobatan dilakukan setelah ayam terlihat sudah terserang penyakit. Obat yang digunakan juga harus tepat sasaran, pengobatan dilakukan sesuai dengan penyakit yang dialami. Jika ayam sudah terkena penyakit maka ayam tersebut dipisahkan dengan ayam yang sehat, hal tersebut dilakukan agar penyakit tidak terjangkit ke ayam yang lainnya sehingga penyakit dapat dikontrol serta lebih mudah penanganannya. Selain menjaga kondisi fisik kandang, luasan kandang juga perlu diperhatikan antara kapasitas usaha budidaya ayam broiler dengan kapasitas 76 kandang. Hal tersebut dilakukan agar ayam tidak terlalu padat dan mendapat ruang sehingga tidak menghambat pertumbuhan ayam. Berdasarkan pembahasan variance produksi terdapat 7 variabel yang tidak signifikan terhadap variance produksi dan hanya variabel tenaga kerja yang signifikan terhadap variance produksi. Rekomendasi Strategi penanganan variance produksi adalah sebagai berikut : 1. Jumlah DOC X1 Pada produksi rata-rata, dapat dilihat bahwa variabel ini merupakan variabel yang signifikan terhadap produktivitas, namun jika dilihat pada koefisiennya menandakan bahwa jika variabel ini ditambahkan justru akan mengurangi produksi. Sehingga rekomendasinya adalah dengan memperhatikan kapasitas kandang dengan skala usaha yang dijalankan agar peningkatan jumlah DOC juga meningkatkan produktivitas ayam broiler. 2. Pakan X2 Variabel pakan merupakan variabel yang signifikan terhadap produksi rata-rata serta memiliki hubungan yang positif yaitu jika ditambahkan maka variabel pakan maka produktivitasnya juga akan meningkat. Namun pada variance produksi variabel ini tidak signifikan namun jika dilihat dari koefisiennya variabel ini dapat mengurangi risiko produksi. Sehingga rekomendasi yang diberikan adalah dalam waktu pemberian pakan harus sesuai dengan jenis pakan yang disusaikan dengan umur ayam agar pakan tersebut berfungsi secara maksimal dalam pertumbuhan. 3. Protect Enro X3 Variabel ini tidak signifikan terhadap produktivitas maupun variance produksi. Serta berdasarkan koefisiennya bernilai positif sehingga rekomendasi untuk variabel ini adalah dengan menggunakan variabel Protect Enro sesuai dengan takarannya, karena berdasarkan kondisi lapangan, peternak menyamakan penggunaan variabel tersebut terhadap semua skala usaha, sehingga fungsi dari variabel ini tidak berguna. 77 4. Neocamp X4 Variabel ini tidak signifikan terhadap produktivitas maupun terhadap variance produksi, jika dilihat dari koefisiennya keduanya berguna untuk meningkatkan produktivitas maupun mengurangi risiko produksi. Namun variabel tersebut tidak signifikan, sehingga jika ditambah atau dikurangi tidak mempengaruhi produktivitas maupun variance produksi. Rekomendasi untuk variabel ini juga agar para peternak plasma menggunakan dosis sesuai dengan takarannya, sehingga fungsi dari variabel tersebut bermanfaat. 5. Doxerin Plus X5 Variabel ini pada produksi rata-rata signifikan terhadap produktivitas sedangkan berdasarkan variance produksi tidak signifikan. Sedangkan dilihat pada koefisiennya memiliki nilai positf untuk produksi rata-rata dan nilai negative untuk variance produksi. Sehingga rekomendasi yang diberikan adalah dalam pemberian variabel ini harus sesuai dengan dosis yang dianjurkan, karena berdasarkan kondisi lapangan peternak menggunakan variabel ini tidak menggunakan dosis yang tepat serta tidak menyamakan pemakaian pada skala kecil maupun besar, sehingga fungsi dari variabel ini tidak berjalan dengan baik. 6. Vaksin X6 Vaksin merupakan variabel yang tidak berpengaruh signifikan terhadap produksi maupun variance produksi. Sehingga jika dilakukan penambahan atau pengurangan dalam penggunaannya tidak mempengaruhi produksi rata-rata maupun variance produksi. Rekomendasi yang diberikan adalah waktu penggunaan vaksin maupun penyimpanan vaksin harus diperhatikan sehingga vaksin dapat bermanfaat jika digunakan. 7. Pemanas X7 Pemanas merupakan variabel yang memiliki pengaruh signifikan terhadap produksi rata-rata sehingga jika penggunaan variabel ini ditambahkan maka akan meningkatkan produktivitas. Sedangkan jika dilihat variance produksi ini tidak berpengaruh nyata dan berdasarkan koefisiennya, variabel ini memiliki fungsi untuk mengurangi variance produksi. Berdasarkan kondisi lapang, rekomendasi yang diberikan adalah menggunakan pemanas kayu bakar, karena kayu bakar memiliki panas yang merata dibandingkan dengan batubara, dan gas. 78 8. Tenaga Kerja X8 Tenaga kerja merupakan variabel yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap produksi rata-rata dan variance produksi. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai peluang yang kurang dari taraf nyata 20 persen. Sedangkan dilihat dari nilai koefisien yang memiliki arti jika variabel ini ditambahkan maka akan mengurangi produktivitas dan akan menimbulkanmeningkatkan variance produksi. Berdasarkan kondisi lapang dapat direkomendasikan bahwa peternak harus memberikan pelatihan terlebih dahulu kepada pegawai agar pegawai mempunyai pengetahuan tentang budidaya ayam broiler. 79

VII. KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Peternak plasma ayam broiler pada CV DUF dalam menjalankan usahanya memiliki risiko produksi. Adanya risiko tersebut dapat dilihat dari adanya fluktuasi produktivitas yang produktivitas actual lebih rendah dibanding dengan produktivitas normalstandard. Terjadinya fluktuasi produktivitas disebabkan oleh beberapa variabel pendugaan parameter seperti jumlah DOC, pakan, Protect Enro, Neocamp, Doxerin Plus, vaksin, pemanas , serta tenaga kerja. Untuk menganalisis variabel-variabel tersebut, digunakan metode ARCH-GARCH guna melihat variabel-variabel tersebut signifikan atau tidak terhadap produktivitas serta melihat apakah variabel-variabel tersebut berpengaruh signifikan terhadap variance produksi dan termasuk variabel yang mengurangi atau menimbulkan variance. Berdasarkan hasil pendugaan parameter dinyatakan bahwa secara umum semua variabel memiliki pengaruh signifikan terdapat produktivitas dan variance produksi. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai F-hitung F-tabel yaitu F-hitung sebesar 241 sedangkan F-tabel sebesar 2,18, atau dapat dilihat dari nilai P-value sebesar 0,000 lebih kecil daripada taraf nyata 5 persen. Berdasarkan uji t dapat dijelaskan bahwa variabel-variabel yang berpengaruh signifikan terhadap produktivitas dibawah α satu persen adalah jumlah DOC, pakan, pemanas, serta tenaga kerja. Sedangkan variabel yang signifikan pada taraf nyata dibawah dua persen adalah Doxerin Plus, dan yang tidak berpengaruh signifikan adalah Protect Enro, Neocamp, dan vaksin. Variabel tersebut berada pada taraf nyata dibawah 93, 39, dan 43 persen. Untuk hasil pendugaan parameter variance produksi, faktor-faktor produksi yang berpengaruh signifikan terhadap variance produksi hanya tenaga kerja dengan taraf nyata dibawah 6 persen. sedangkan variabel yang lainnya seperti jumlah DOC, pakan, Protect Enro, Neocamp, Doxerin Plus, vaksin, serta pemanas tidak berpengaruh nyata terhadap variance produksi. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai P-value diatas 61 persen. Namun, jika dilihat dari tanda koefisien variabelnya ada yang bertanda positif dan bertanda negative. Jika koefisien variabel bertanda positif maka variabel tersebut termasuk variabel yang