Pemasaran Karet Remah Indonesia

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Analisis Keunggulan Kompetitif Industri Karet Remah Indonesia

Keunggulan kompetitif karet remah Indonesia menunjukkan keunggulan yang dimiliki oleh karet remah Indonesia untuk dapat bersaing di pasar internasional. Keunggulan kompetitif karet remah Indonesia dianalisis dengan Porter’s Diamond Theory menggunakan empat komponen utama yaitu kondisi faktor, permintaan, industri terkait dan pendukung, strategi perusahaan, struktur dan persaingan serta ditambah dengan komponen yang memengaruhi interaksi dari keempat komponen tersebut yaitu faktor peluang dan regulasi pemerintah. Keenam komponen tersebut membentuk suatu sistem yang dapat digunakan untuk meningkatkan keunggulan kompetitif karet remah Indonesia.

5.1.1. Kondisi Faktor

Kondisi faktor merupakan salah satu komponen dari Porter’s Diamond Theory yang menjelaskan bahwa semakin tinggi kualitas suatu input dalam produksi maka semakin besar peluang industri dan negara untuk meningkatkan daya saing. Kondisi faktor yang berpengaruh terhadap daya saing karet remah Indonesia meliputi ketersediaan sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya modal, ilmu pengetahuan dan teknologi IPTEK, serta sumber daya infrastruktur. Masing-masing kondisi faktor memengaruhi tingkat daya saing industri karet remah Indonesia baik secara langsung maupun tidak langsung, kondisi faktor tersebut akan dijelaskan sebagai berikut : 1. Sumber Daya Alam Lahan perkebunan karet yang dimiliki Indonesia pada tahun 2010 sekitar 3,44 juta hektar Direktorat Jenderal Perkebunan,2011. Lahan perkebunan karet yang dimiliki oleh Indonesia merupakan perkebunan karet yang terluas di dunia. Lahan perkebunan karet Indonesia menurut kepemilikannya dibagi menjadi tiga yaitu lahan perkebunan rakyat, lahan perkebunan besar swasta dan lahan perkebunan negara. Proporsi terbesar kepemilikan perkebunan karet di Indonesia didominasi oleh perkebunan karet rakyat karena hampir 85 perkebunan karet Indonesia merupakan perkebunan rakyat. Lahan perkebunan yang luas merupakan input yang potensial untuk menghasilkan getah karet lateks yang melimpah. Getah karet merupakan bahan baku untuk memproduksi karet remah crumb rubber. Jumlah getah karet persatuan lahan perkebunan digambarkan oleh produktivitas dari lahan tersebut, semakin tinggi nilai produktivitas maka semakin banyak getah karet yang dapat dihasilkan. Lahan perkebunan yang luas serta banyaknya getah karet yang dapat diproduksi menjadi karet remah berpengaruh positif terhadap daya saing karet remah Indonesia. 2. Sumber Daya Manusia Tenaga kerja merupakan salah satu faktor penting dalam proses produksi. Kebutuhan tenaga kerja untuk industri karet remah di Indonesia dapat terpenuhi dengan baik karena tenaga kerja tersedia secara melimpah di Indonesia. Tenaga kerja yang terserap oleh industri karet remah Indonesia tahun 1993 sampai dengan 2008 lebih dari 20.000 tenaga kerja setiap tahunnya yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa industri karet remah menyediakan lapangan kerja bagi para tenaga kerja di wilayah Indonesia. 3. Sumber Daya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Karet remah merupakan karet alam lump, sheet, slab yang diproses secara khusus sehingga terjamin mutunya. Karet remah merupakan hasil inovasi baru dari karet alam yang diproses seiring dengan berkembangnya teknologi perkaretan nasional. Proses produksi karet remah harus melibatkan mesin berteknologi modern agar proses produksinya efektif, semakin efektif proses produksi industri karet remah maka semakin banyak karet remah yang dihasilkan. Karet remah yang dihasilkan oleh Indonesia dalam segi mutu masih di bawah karet remah Thailand dan Malaysia walaupun jika dilihat dari kuantitas produksinya tinggi. Karet remah Indonesia dari segi mutu belum dapat bersaing dengan produsen lain. Hal tersebut diduga karena proses produksi karet remah Indonesia kurang efektif, bahan baku yang digunakan tidak memenuhi standar mutu dan teknologi yang dipakai belum maksimal. Teknologi yang digunakan saat ini belum bekerja secara maksimal dan perlu untuk ditingkatkan lagi agar produksi karet remah maksimal dan mutu yang dihasilkan tinggi. 4. Sumber Daya Modal Modal merupakan salah satu aspek yang terpenting dalam sebuah industri. Modal yang dibutuhkan untuk industri karet remah crumb rubber tidak terlalu besar, untuk itu pemerintah megeluarkan larangan investasi asing yang berlebih dibidang industri karet remah. Karet merupakan salah satu komoditi perkebunan yang menjadi unggulan Indonesia untuk menghasilkan devisa negara untuk itu industri perkaretan harus dilindungi agar bisa berkembang dengan baik. Larangan investasi asing yang berlebih merupakan salah satu strategi untuk melindungi industri dalam negeri agar tidak dikuasai oleh pihak asing. Bahan baku untuk produksi karet remah sebagian besar diperoleh dari hasil perkebunan karet rakyat. Pengusahaan karet rakyat sebagian besar masih menggunakan alat tradisional dan belum menggunakan teknologi modern sehingga hasil yang diperoleh kurang maksimal. Karet alam yang dijual hasil produksi perkebunan rakyat tidak memenuhi ketentuan dalam Peraturan Menteri Pertanian No. 382008 bahwa karet yang dijual harus dalam keadaan bersih, sedangkan karet yang dijual oleh rakyat kurang memenuhi standar dan kotor. Karet alam yang kotor dan kurang memenuhi standar tersebut memerlukan proses pembersihan lebih lanjut sehingga diperlukan modal yang lebih besar 2 . Namun demikian, pengusahaan modal untuk industri karet remah di Indonesia tidak terkendala oleh modal. Pihak-pihak yang terlibat dalam industri karet remah dapat memenuhi kebutuhan modalnya dengan cukup baik. Permodalan pada industri karet remah dibantu oleh pihak perbankan dalam negeri. 5. Sumber Daya Infrastruktur Keberadaan infrastruktur memberikan pengaruh positif terhadap kinerja perekonomian seperti pada sektor industri. Infrastruktur dapat berupa jalan, jembatan dan pelabuhan. Infrastruktur yang dimiliki oleh daerah-daerah penghasil karet saat ini masih kurang memadai. Pada umumnya infrastruktur-infrastruktur 2 http:www.gapkindo.orgindex.phpidberita116-pemerintah-diminta-cegah-asing-kuasai-pabrik- karet-remah.html. Diakses pada 20 Maret 2011.