Teori Keunggulan Komparatif Konsep Perdagangan Internasional

biaya transportasi, 6 tidak ada perubahan teknologi dan 7 menggunakan teori nilai tenaga kerja. Asumsi satu sampai enam dapat diterima, tetapi asumsi tujuh tidak dapat berlaku dan seharusnya digunakan untuk menjelaskan keunggulan komparatif.

2.3.2. Teori Keunggulan Kompetitif

Menurut Hadi 2001, keunggulan kompetitif adalah keunggulan yang dimiliki oleh suatu negara atau bangsa untuk dapat bersaing di pasar internasional. Menurut Porter 1990, dalam persaingan global saat ini, suatu bangsa atau Negara yang memiliki competitive advantage of nation dapat bersaing di pasar internasional bila memiliki empat faktor penentu dan dua faktor pendukung. Empat faktor utama yang menentukan daya saing suatu komoditi adalah kondisi faktor factor condition, kondisi permintaan demand condition, industri terkait dan industri pendukung yang kompetitif related and supporting industry, serta kondisi struktur, persaingan dan strategi industri firm strategy, structure, and rivalry . Ada dua faktor yang memengaruhi interaksi antara keempat faktor tersebut yaitu faktor kesempatan chance event dan faktor pemerintah government. Secara bersama-sama faktor-faktor ini membentuk sistem dalam peningkatan keunggulan daya saing yang disebut Porter’s Diamond Theory. 1. Kondisi Faktor Factor Condition Kondisi faktor merupakan suatu gambaran faktor sumberdaya yang dimiliki suatu negara yang berkaitan dengan proses produksi suatu industri. Peran faktor sumberdaya sangat penting dalam proses industri, karena faktor sumberdaya merupakan modal utama dalam membangun keunggulan kompetitif suatu industri. Menurut Porter 1990, faktor sumberdaya diklasifikasikan menjadi lima kelompok yaitu : sumber daya alam, sumber daya manusia, ilmu pengetahuan dan teknologi IPTEK, modal, dan infrastruktur. Kelima kelompok tersebut akan menggambarkan keunggulan yang dimiliki oleh suatu negara dan segala potensi yang dapat dikembangkan oleh negara tersebut. 2. Kondisi Permintaan demand condition Kondisi permintaan merupakan faktor penting yang memengaruhi posisi daya saing nasional. Menurut Widayunita 2007, mutu produk dan produktivitas suatu negara akan memengaruhi kondisi permintaan dan pada akhirnya akan berpengaruh pada keunggulan kompetitif suatu negara. Mutu persaingan di tingkat global memberikan tantangan bagi perusahaan- perusahaan untuk meningkatkan dayasaingnya. Dalam pengembangan mutu, perusahaan-perusahaan akan melakukan inovasi serta peningkatan kualitas produk agar sesuai dengan permintaan konsumen. 3. Industri Terkait dan Industri Pendukung yang Kompetitif related and supporting industry Industri terkait dan industri pendukung merupakan salah satu faktor yang dapat memengaruhi posisi daya saing suatu industri. Untuk itu perlu dijaga hubungan dan koordinasi dengan para pemasok, khususnya untuk menjaga dan memelihara rantai nilai produksi dari industri hulu hingga industri hilir. Keberadaan industri hulu mampu menyediakan bahan baku untuk proses produksi suatu industri sedangkan industri hilir menggunakan bahan baku tersebut untuk diproses menjadi suatu produk yang memiliki nilai tambah.