Kerangka Pemikiran METODOLOGI PENELITIAN
secara umum mengandung satu atau beberapa unsur, yaitu kayu bulat yang dipanen, dinamika stok kayu, dan perubahan luas hutan.
Gambar 3. Keterkaitan Pasar Kayu Bulat dan Hasil Olahan Industri Kayu Primer
Produksi kayu bulat di dalam negeri akan dipengaruhi oleh perubahan harga rill produksi industri berbasis kayu bulat. Sebagai contoh, apabila harga kayu lapis
meningkat, diduga para eksportir Indonesia akan berusaha menambah penawaran volume ekspor kayu lapis sehingga akan meningkatkan produksi kayu lapis,
sehingga kebutuhan bahan baku kayu bulat juga akan meningkat. Sejak tahun 1969 sampai tahun 1980 an, Indonesia merupakan pengekspor
kayu bulat jenis hardwood terbesar di dunia, setelah itu produksi kayu bulat mulai menurun karena kebijakan kuota ekspor. Tahun 1985 sampai 1988, Indonesia
tidak mengekspor kayu bulat sama sekali. Pelarangan ini dimaksudkan untuk meningkatkan nilai tambah produk kayu melalui industri kayu lapis, kayu gergaji,
industri pulp dan kertas. Kebijakan pelarangan ekspor kayu bulat ini berimplikasi kepada peningkatan pasokan kayu bulat untuk industri pengolahan kayu.
Adam, Brannlund, Daniels, Hyde dan Kuuluvainen dalam Turner 2006 menyebutkan bahwa model ekonometrika menggambarkan penawaran kayu
sebagai fungsi harga kayu tegakan stumpage price, stok hutan dan variabel lain. Penetapan harga kayu sebelum ditebang Stumpage price diharapkan berdampak
positif terhadap penawaran kayu, dimana peningkatan harga akan meningkatkan luas hutan yang dapat dimanfaatkan secara ekonomis.
Permintaan industri pengolahan kayu terhadap kayu bulat sebagai bahan baku, diduga dipengaruhi oleh harga kayu bulat domestik, harga riil industri kayu
olahan, kapasitas produksi terpasang kayu olahan dan permintaan kayu bulat oleh industri pengolahan kayu tahun sebelumnya. Jika harga kayu bulat domestik naik,
diduga permintaan kayu bulat oleh pabrik pengolahan berbasis kayu akan
menurun dan sebaliknya. Apabila harga produksi olahan industri berbasis kayu naik maka permintaan bahan baku juga akan semakin meningkat.
Penerapan PSDH dan DR akan berdampak peningkatan biaya yang dibebankan kepada harga kayu bulat, sehingga akan menurunakan produksi kayu
bulat. Turunnya produksi kayu bulat maka akan menurunkan sumber bahan baku bagi industri perkayuan sehingga menurunkan produksi kayu olahan di pasar
output. Penerapan kebijakan PSDH dan DR ini juga akan berpengaruh terhadap kesejahteraan yang diterima oleh perusahaan yang memproduksi kayu bulat,
industri pengelolaan kayu yang memanfaatkan kayu bulat dan pemerintah yang menerima kontribusi pungutan.