-0.06 -0.17 ANALISIS PENAWARAN DAN PERMINTAAN KAYU BULAT UNTUK PEMENUHAN KEBUTUHAN INDUSTRI
bulat hutan alam akan meningkat sebesar 4.1 persen. Dengan nilai dugaan LnGDP=1 Simangunsong, 2001, jika daya beli atau kemampuan keuangan
perusahaan meningkat sebesar 1 persen maka produksi kayu bulat yang berasal dari hutan alam akan meningkat secara proporsional, dengan jumlah yang sama
sebesar 1 persen. Berdasarkan hasil pengolahan data, maka diperoleh nilai dugaan parameter
persamaan permintaan kayu bulat hutan alam, yaitu: b1=1.95, b2=2.31, b3=- 0.11. Nilai dugaan parameter b1 sangat nyata. Dari hasil pengolahan data, nilai
dugaan parameter b3 ternyata tandanya tidak sesuai dengan teori ekonomi sehingga tidak dapat digunakan. Untuk data yang tidak bisa digunakan maka
digunakan data pustaka dari hasil penelitian Simangunsong pada tahun 2001. Permintaan kayu bulat hutan alam QD1 ditentukan oleh jumlah produksi
kayu lapis QKL, jumlah produksi kayu gergaji QKG dan harga kayu bulat PT1. Semakin tinggi produksi kayu lapis dan kayu gergaji serta semakin rendah
harga kayu bulat maka akan meningkatkan permintaan kayu bulat. Dengan nilai penduga parameter LnQKL=1.95, maka akan bersifat elastis,
dimana jika jumlah produksi kayu lapis meningkat 1 persen maka permintaan terhadap bahan baku kayu bulat yang berasal dari hutan alam akan meningkat
sebesar 1.95 persen. Dengan nilai penduga parameter LnQKG=2.31, maka bersifat elastis, dimana jika jumlah produksi kayu gergaji meningkat 1 persen
maka permintaan terhadap bahan baku kayu bulat yang berasal dari hutan alam akan meningkat 2.31 persen. Dengan nilai penduga parameter LnPT1=-0.11
Simangunsong, 2001, maka akan bersifat inelastis, dimana jika terjadi kenaikan
harga kayu bulat hutan alam 1 persen maka permintaan terhadap kayu bulat yang
berasal dari hutan alam akan turun sebesar 0.11 persen 3. Pasar Input Kayu Bulat HTI Perkakas
Dari pengolahan data, maka diperoleh nilai dugaan parameter persamaan penawaran kayu bulat HTI perkakas, yaitu: c1=1.02, c2=4.13, c3=2.96. Nilai
parameter dugaan c1 dan c3 sangat nyata. Parameter dugaan c2 dari hasil perhitungan tandanya tidak sesuai dengan teori ekonomi sehingga akan
menggunakan data pustaka hasil penelitian Simangunsong 2001. Kayu bulat yang berasal dari HTI perkakas merupakan sumber bahan baku
yang akan digunakan untuk memproduksi kayu lapis dan kayu gergaji. Jumlah produksi kayu bulat yang berasal dari HTI perkakas QT2 akan tergantung harga
kayu PT2, luas HTI I2 dan kemampuan perusahaan GDP. Dari sisi penawaran, produksi kayu bulat dari HTI perkakas, yang dihasilkan oleh
perusahaan akan meningkat apabila harga kayu bulat, luas HTI perkakas dan kemampuan finansial perusahaan juga meningkat.
Dengan nilai penduga parameter LnPT2=1.02, jika harga kayu bulat naik sebesar 1 persen maka produksi kayu bulat akan naik secara proporsional, sebesar
1 persen. Dengan nilai penduga parameter LnGDP=2.96, maka akan bersifat elastis, dimana jika daya beli perusahaan meningkat sebesar 1 persen maka
produksi kayu bulat HTI perkakas akan naik hampir 2.96 persen. Dengan nilai penduga parameter LnI2=4.13 Simangunsong, 2000, maka bersifat elastis,
dimana apabila stok kayu bulat di HTI perkakas meningkat 1 persen maka produksi kayu bulat yang berasal dari HTI perkakas akan meningkat 4 persen.