luka dengan kitosan diaplikasikan pada bagian luka. Mientka 2003 dalam Shahidi 2007 melaporkan bahwa penggunaan penutup luka sudah diakui oleh
FDA sejak November 2002. Mereka menyebut penutup luka kitosan “shrimp
bandage ” yang mengandung kitosan. Penutup luka dari kitosan memiliki
kemampuan untuk menghentikan pendarahan pada rata-rata 600 mLmenit. Selain itu, tidak ada tanda-tanda alergi setelah penggunaan penutup luka ini pada tentara
yang memiliki alergi terhadap udang.
2.5 Jenis-jenis bakteri yang berpeluang eksis pada luka
Jenis bakteri yang umum ditemukan dalam luka terinfeksi adalah S. aureus, Enterococcus, E. coli, P. aeruginosa, Streptococci haemolytic, Klebsiella,
Citrobacter, dan bakteri Morganella BSN Medical 2009. Bakteri Vibrio parahaemolyticus dapat menyebabkan infeksi pada luka terbuka yang berkontak
dengan air laut DePaola 1990 dan Yuherman 2001 dalam Marlina 2008. Bakteri Pseudomonas aeruginosa merupakan bakteri yang dapat menyebabkan infeksi
pada luka atau luka bakar melalui kontaminasi di lingkungan rumah sakit melalui alat-alat kesehatan, alat bantu pernapasan, petugas kesehatan, pencemaran
makanan dan minuman yang terkontaminasi, ataupun melalui kontak udara atau kontak langsung dengan pasien yang beresiko tinggi terkena infeksi kedua jenis
bakteri, yaitu P. aureginosa dan S. aureus Todar 2004 dalam Rostinawati 2009.
2.6 Biologi Tikus Putih
Sistem taksonomi tikus diklasifikasikan ke dalam Kingdom Animalia, Filum Chordata, Subfilum Vertebrata, Kelas mamalia, Ordo Rodentia, Subordo
Myomorpha, Family Muridae, Subfamily Murinae dengan Genus Rattus dan merupakan Spesies Rattus norvegicus Myers et al. 2008 dalam Bahar 2011.
Tikus putih R. norvegicus galur sparaguwe dawley merupakan salah satu hewan percobaan atau hewan laboratorium yang sering digunakan dalam riset medis.
Keuntungan utamanya adalah ketenangan dan kemudahan penanganannya. Tikus putih merupakan rodensia yang mudah dipelihara, praktis juga dapat berkembang
biak dengan cepat sehingga dapat diperoleh keturunan dalam jumlah yang banyak dalam waktu singkat serta anatomis dan fisiologisnya terkarakterisasi dengan
baik. Di Indonesia hewan percobaan lain yang lebih kecil, Mus musculus
dinamakan mencit Smith dan Mangkoewidjojo 1988 dalam Bahar 2011. Gambar Tikus putih R. norvegicus dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3 Tikus putih R. norvegicus
Sumber : Bembi 2011
Jika dibandingkan dengan tikus liar, tikus laboratorium lebih cepat menjadi dewasa, tidak memperlihatkan perkawinan musiman, umumnya lebih
lebih ringan dibandingkan berat badan tikus liar. Jika tikus liar dapat hidup selama 4 sampai 5 tahun, sedangkan tikus laboratorium jarang hidup lebih dari 3 tahun
Smith dan Mangkoewidjojo 1988 dalam Bahar 2011.
3 METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat