Latar Belakang Modifikasi Kitosan Pada Aplikasi Plester Luka Berbasis Kitosan (Chitoplast) sebagai Transdermal Patch Antibakteri

1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kitosan merupakan senyawa dengan rumus kimia poli 2-amino-2-dioksi-ß- D-Glukosa yang dapat dihasilkan dengan proses hidrolisis kitin menggunakan basa kuat yang disebut deasetilasi Balley dan Ollis 1977. Menurut Koev et al. 2010, kitosan sebagai biomaterial cocok untuk dikembangkan dan diaplikasikan pada banyak bidang, sebab kitosan bersifat biocompatible dan biodegradable. Selain itu hasil degradasi dari kitosan tidak berbahaya dan non-antigenik tidak menyebabkan respon kekebalan pada organisme. Salah satu pemanfaatan kitosan dalam bidang farmasi adalah kitosan dapat berperan sebagai antibakteri. Kemampuan antibakteri kitosan diakibatkan terdapatnya gugus NH 3 glukosamin yang mampu berinteraksi dengan permukaan sel bakteri yang bermuatan negatif sehingga dapat mengganggu pertumbuhan bakteri Eldin et al. 2008. Kitosan memiliki kemampuan dalam proses penyembuhan luka karena kemampuannya untuk membentuk senyawa polielektrolit dengan polyanion heparin yang memproses anti koagulan dan angiogenic Lahiji et al. 2000. Struktur rantai polimer kitin dapat meningkatkan pembentukan fiber dan film seperti selulosa. Kitosan dapat digunakan sebagai fabrikasi pembentukan fibroblast dalam aplikasi sebagai bahan benang, bahan penutup dan substrat yang bersifat biodegradable untuk pertumbuhan epitel kulit manusia dari hasil penelitian yang dilaporkan Pillai et al. 2009. Banyaknya jenis penutup luka plester yang beredar, hingga kini dirasakan masih memiliki beberapa efek samping yang cukup sensitif bagi kulit. Hal ini dapat disebabkan karena sebagian besar bahan alternatif tersebut terdiri dari bahan-bahan atau zat kimia yang berpeluang dapat menyebabkan alergi di sekitar kulit, timbul bintik-bintik merah yang bergelembung berisi air dan menyebabkan gatal –gatal, bahkan menimbulkan bekas hitam yang lama hilangnya NHF 2008. Salah satu bahan alami yang dapat diharapkan sebagai alternatif zat aktif yang cukup potensial untuk menggantikan zat kimiawi pada plester adalah kitosan melalui daya adsorpsi bahan aktifnya. Kitosan sangat potensial sebagai antibakteri karena senyawa ini merupakan polimer alami hasil senyawa turunan kitin sehingga diharapkan aman bagi manusia. Hingga saat ini aktivitas antibakteri oligomer kitosan dalam berbagai bidang dengan model inovasinya masih menjadi hal baru untuk diteliti. Sifat patogen pada beberapa bakteri dapat menyebabkan penyakit pada manusia. Salah satu jenis penyakit yang diakibatkan bakteri patogen dan mendominasi di kalangan masyarakat adalah masalah infeksi akibat proses penutupan luka yang kurang efektif. Resiko terjadinya infeksi menurut National Research Council NRC USA pada operasi bersih terkontaminasi secara keseluruhan adalah 7-20 Henry 2007. Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan mengembangkan aplikasi penutup luka secara sistem penghantaran obat melalui potongan kasa transdermal patch dengan modifikasi zat aktif kitosan yang diketahui sebagai alternatif untuk mengurangi aktivitas bakteri dan mempercepat penyembuhan luka. Sistem penghantaran obat secara transdermal merupakan salah satu inovasi modern untuk mengatasi problema bioavailabilitas obat jika diberikan melalui jalur lain seperti oral NHF 2008. Oleh karena itu, diperlukan alternatif modifikasi plester kitosan untuk mempercepat penyembuhan luka ringan pada lapisan epidermis kulit dan diharapkan dapat mencegah meluasnya luka terinfeksi. Menurut Mutia 2009, berdasarkan kedalaman dan luasnya luka, maka luka dibagi menjadi luka stadium I-stadium IV. Plester luka ini ditujukan untuk luka pada stadium I, yaitu luka yang terjadi pada lapisan epidermis kulit bagian atas.

1.2 Tujuan