Derajat infeksi luka Penelitian Utama

elektrostatis dan asam teikoat. Akibatnya, pengikatan kitosan pada polimer dinding sel memicu terjadinya efek seluler kedua, yaitu destabilisasi dan perusakan fungsi membran bakteri sehingga mengganggu fungsi membran sebagai pelindung dan mengakibatkan pergerakan substansi bakteri terhambat.

4.2.3 Derajat infeksi luka

Semakin banyak bakteri yang mengkontaminasi luka maka semakin besar kemungkinan terjadinya infeksi luka. Apabila terdapat lebih dari 10 5 bakteri jaringan kulit maka akan terjadi infeksi. Tidak semua bakteri mempunyai potensi yang sama untuk menyebabkan infeksi klinis. Strain tertentu membutuhkan konsentrasi yang sangat tinggi untuk menimbulkan infeksi, sedangkan strain yang lainnya hanya membutuhkan konsentrasi minimal untuk menyebabkan infeksi Fry 2002. Data derajat infeksi luka digunakan untuk mengetahui indicator tingkat infeksi pada luka yang diamati oleh peneliti dan konsultan. Hasil pengamatan data hasil uji beda pengamatan dengan uji statitistik non parametrik Kruskall Wallis dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Data derajat infeksi luka Sampel Pengamat Infeksi Hasil Jam Ke-24 Peneliti Konsultan Kontrol Negatif 1 1 Sama Kontrol Positif 1 Beda 0,5 Sama 1,0 Sama 1,5 Sama Jam Ke-48 Kontrol Negatif Sama Kontrol Positif Sama 0,5 Sama 1,0 Sama 1,5 Sama Hasil uji tersebut menunjukan bahwa tidak terdapat pengaruh yang berbeda nyata pada derajat infeksi keseluruhan sampel percobaan p=0,144; p 0,05 Lampiran 5. Derajat infeksi menurut Hulton et al. 1994 dalam Henry 2007 yang diperoleh dari hasil keseluruhan sampel penelitian selama selang waktu 24 jam dan 48 jam mempunyai nilai derajat 0, sedangkan pada perlakuan kontrol negatif menunjukan derajat 1. Hasil pengamatan luka pada tikus percobaan dapat dilihat pada Gambar 8. Selang Waktu 24 Jam Kontrol Negatif Kontrol Positif Kitosan 0,5 Kitosan 1,0 Kitosan 1,5 Tanpa Penutup Selang Waktu 48 Jam Kontrol Negatif Kontrol Positif Kitosan 0,5 Kitosan 1,0 Kitosan 1,5 Tanpa Penutup Gambar 8. Hasil pengamatan luka sayat pada tikus percobaan Hasil ini menunjukan adanya perbedaan hasil pengamatan secara visual terhadap luka sayat setelah mendapatkan perlakuan Chitoplast. Kedalaman luka sayat pada keseluruhan tikus percobaan adalah sekitar 0,2 mm dengan panjang luka sayatan sebesar 1 cm. Adanya perbedaan visual derajat infeksi pada kontrol negatif jam ke-24 terlihat dari kulit yang berwarna kemerahan di sekitar luka akibat proses inflamasi bakteri. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan