glukosamin akan diprotonasi, kondisi ini akan menghasilkan interaksi yang disukai dengan residu negatif pada permukaan sel.
Adanya ion Na
+
pada kitosan dapat menurunkan aktivitas antibakteri, hal ini disebabkan karena terjadinya komplek antara ion dengan kitosan sehingga
menurunkan peningkatan kitosan terhadap permukaan sel. Kitosan mengikat secara kuat berbagai logam kation, seperti Cu
2+
, yang mana ini melibatkan kelompok
–OH dan NH
2
pada residu glukosamin sebagai ligan. Grup –NH
2
merupakan sisi yang kritis untuk pengikatan kitosan dengan sel, maka komplek kitosan dengan Na
+
menyebabkan komplek tersebut tidak dapat berikatan dengan permukaan sel. Keberadaan ion divalent seperti Ba
2+
, Ca
2+
, dan Mg
2+
juga menurunkan aktivitas antibakteri. Mekanisme yang terjadi hampir sama dengan
keberadaan ion Na
+
Tsai dan Su 1999.
2.4 Jenis-jenis Penutup Luka Transdermal Patch dan Aplikasi Kitosan
Luka didefinisikan sebagai cacat pada kulit yang disebabkan oleh kecelakaan secara mekanik, tersengat listrik, terbakar karena tumpukan bahan-
bahan kimia atau tindakan operasi Mutia 2009. Proses penyembuhan luka melibatkan tiga tahap peradangan, pembentukan pembuluh darah baru dan
jaringan konektif serta proses penyembuhan luka itu sendiri. Plester merupakan salah satu jenis bahan yang digunakan untuk menutup
luka. Terdapat 9 jenis plester yang dibedakan berdasarkan indikasi lukanya, yaitu plester dengan lapisan tipis film, lembaran hidrogel, hidrokoloid, busa
semipermiabel, hidrogel bersifat amorf, fillers, kasa dilapisi petroleum jelly, kasa pembalut, dan wound vacuum. Dewasa ini terdapat dua tipe plester, yaitu plester
dengan sistem reservoir dan plester dengan sistem matriks drug in adhesive system. Pada plester sistem reservoir laju pelepasan obat dari sediaan dan laju
permeasi kulit ditentukan oleh kemampuan kulit mengabsorbsi obat, sedangkan pada sistem matriks laju pelepasan obat dari sediaan diatur oleh sistem matriks
Summit 1983. Komponen-komponen yang digunakan sebagai pembentuk plester dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2 Komponen plester transdermal patch
Sumber : NHF 2008
Komponen-komponen pembentuk plester, yaitu impermeable backing atau lapisan penyangga, biasanya terbuat dari lapisan polyester, ethylene vinyl alcohol
EVA, atau lapisan polyurethane. Selain itu, ada lapisan drug reservoir atau lapisan yang mengandung obat zat aktif, lapisan perekat untuk menempelkan
impermeable back beserta drug reservoir pada kulit dan lapisan pelindung yang berguna untuk mencegah melekatnya lapisan perekat pada kemasan sebelum
digunakan NHF 2008. Dalam bidang farmasi, banyak jenis makromolekul yang telah digunakan
untuk mengontrol sifat obat di dalam berbagai bentuk dosis. Baru-baru ini telah dikembangkan bahwa kitosan digunakan sebagai bagian dari drug delivery system
sistem penyampaian obat karena kitosan dan turunannya bersifat biocompatible dan biodegradable. Kitin dan kitosan menunjukan aktivitas antibakteri,
antimetastatik dan immunoadjuvant stimulator non spesifik respon imun yang menunjukan potensi besar dalam meredakan dan mencegah penyakit atau
memberi kontribusi terhadap kesehatan yang baik. Cho et al. 1999 menggunakan larutan kitin yang dipersiapkan dalam
kondisi suhu ruangan melalui proses depolimerisasi dengan ultrasonikasi setelah percobaan alkalin kitin. Kitosan dengan DD sebesar 83,9 dibubuhkan pada luka
kulit yang terbelah. Hal ini menunjukan bahwa larutan kitin-kitosan memiliki efisiensi yang tinggi dalam penutupan luka pada kulit karena kemampuan
hidrofiliknya dan biodegradabilitasnya sebagai zat penyembuh luka. Kitin dan kitosan keduanya memiliki bahan dan struktur biologi yang
mampu memberikan manfaat untuk memperbaiki luka. Keduanya memiliki pengaruh pada tahapan penyembuhan luka yang berbeda dalam percobaan hewan
Howling et al. 2001. Menurut Brown 2003 dalam Shahidi 2007, pendarahan pada luka arteri juga dapat dihentikan dalam beberapa menit ketika penutupan
luka dengan kitosan diaplikasikan pada bagian luka. Mientka 2003 dalam Shahidi 2007 melaporkan bahwa penggunaan penutup luka sudah diakui oleh
FDA sejak November 2002. Mereka menyebut penutup luka kitosan “shrimp
bandage ” yang mengandung kitosan. Penutup luka dari kitosan memiliki
kemampuan untuk menghentikan pendarahan pada rata-rata 600 mLmenit. Selain itu, tidak ada tanda-tanda alergi setelah penggunaan penutup luka ini pada tentara
yang memiliki alergi terhadap udang.
2.5 Jenis-jenis bakteri yang berpeluang eksis pada luka