Komposisi makanan famili Lutjanidae

Tabel 24 Jenis dan nilai IRP organisme makanan ikan swanggi No. Kelompok Makanan Indeks Relatif Penting 1 Potongan Malacostraca Crustacea 17007,8353 2 Nematoda 39,8421 3 Sisik dan duri Pisces Chordata 41,3786 4 Potongan Lamun Liliopsida 37,2673 Hasil yang hampir sama ditemukan oleh De Bruin et al. 1995 vide Fitriyanti 2000 yang menyatakan bahwa makanan ikan swanggi adalah zooplankton yang besar, cacing Polychaeta, Crustacea dan ikan kecil. Nematoda ditemukan di dalam lambung ikan ini bukan sebagai makanannya, tetapi sebagai parasit karena sebagian besar Nematoda hidup sebagai endoparasit pada ikan Suwignyo et al. 2005. Pendapat ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Fitriyanti 2000 yang menemukan Nematoda sebagai salah satu parasit pada ikan swanggi. Lamun tidak sengaja termakan, namun menandakan bahwa ikan ini memang mencari makan di daerah padang lamun. Komposisi makanan yang didapatkan dari hasil penelitian tersebut dapat memberikan pernyataan bahwa feeding guilds dari ikan swanggi adalah demersal feeders, yaitu pemakan avertebrata yang hidup dan bergerak di atas substrat, terutama Crustacea kecil udangkepiting. Namun, Hutomo 1995 vide Ramadan 2011 mengungkapkan bahwa ikan swanggi termasuk ikan piscivorous, yaitu pemangsa dan pemakan ikan. Sisik ikan memang ditemukan di dalam perutnya, tetapi dalam nilai Indeks Relatif Penting yang relatif kecil 41,37 jika dibandingkan dengan nilai Crustacea yang mencapai 17007,83. Metadata FishBase Froese dan Pauly 2012 menyebutkan hal yang berbeda, bahwa dalam hal kebiasaan makan, spesies ini termasuk ke dalam benthophagous, yaitu pemakan avertebrata bentik. Menurut De Bruin et al. 1995 vide Fitriyanti 2000, ikan swanggi bersifat soliter tetapi ada juga yang berkelompok sehingga kompetisi dalam mencari makan dapat menjadi penyebab perbedaan komposisi makanan dan kebiasaan makan ini.

5.3.10 Komposisi makanan famili Lutjanidae

Famili Lutjanidae yang tertangkap yaitu ikan tanda-tanda Lutjanus ehrenbergii. Ikan ini disebut nelayan sebagai ikan tanda-tanda karena mempunyai bintik hitam besar di dekat sirip ekornya. Jenis organisme makanan yang dikonsumsi oleh ikan tanda-tanda berdasarkan hasil penelitian hanya satu, yaitu potongan Crustacea dengan nilai Indeks Relatif Penting sebesar 20000. Menurut Setipermana 1996 vide Andriana et al. 2011, spesies ini merupakan predator ikan, Crustacea dan plankton. Daftar makanan yang sama diungkapkan oleh metadata FishBase Froese dan Pauly 2012, yaitu nekton dan zoobentos yang terdiri dari cumi-cumi, kepiting dan udang. Komposisi makanan yang didapatkan dari hasil penelitian tersebut dapat memberikan pernyataan bahwa feeding guilds dari ikan tanda-tanda adalah demersal feeders, yaitu pemakan avertebrata yang hidup dan bergerak di atas substrat, terutama Crustacea kecil udangkepiting. Namun, Hutomo 1995 vide Ramadan 2011 mengungkapkan bahwa ikan tanda-tanda termasuk ikan piscivorous, yaitu pemangsa dan pemakan ikan. Komposisi makanan yang ditunjukkan oleh metadata FishBase Froese dan Pauly 2012 di perairan Solomon juga menyatakan bahwa ikan tanda-tanda adalah piscivorous. Perbedaan komposisi makanan dan feeding guilds dapat terjadi karena ada beberapa faktor yang memengaruhi kebiasaan makan ikan, diantaranya ukuran, umur, jenis kelamin, morfologi, tingkah laku, waktu dan lokasi yang berbeda Elliott dan Hemingway 2002. Jika ikan tumbuh, maka kemampuannya untuk memangsa akan berubah. Ikan yang lebih besar biasanya makan lebih banyak dan berkemungkinan untuk bergerak dan memangsa lebih cepat daripada ikan yang berukuran kecil. Effendie 1997 juga menambahkan umumnya makanan pertama untuk semua ikan ialah plankton bersel tunggal yang berukuran kecil. Selain itu, spesies yang mencari makan secara individu akan berbeda tingkah laku pemangsaannya dengan spesies yang bergerombol. Ketersediaan makanan juga berperan penting karena akan memengaruhi kompetisi intraspesies dan interspesies.

5.4 Trofik Level Hasil Tangkapan