Unit Penangkapan Ikan pada Habitat Padang Lamun

2010 menjadi 370,32 ton kering. Kondisi ini disebabkan oleh kurang baiknya pengelolaannya dan kualitas air laut yang semakin rendah karena sering tercemar buangan limbah. Salah satu kendala pengembangan potensi sektor perikanan laut yaitu minimnya pelabuhan pendaratan ikan PPI dan hanya ada satu tempat pelelangan ikan di Pulau Pramuka, sehingga nelayan lebih memilih mendaratkan hasil tangkapannya di PPI Muara Angke.

4.3 Unit Penangkapan Ikan pada Habitat Padang Lamun

Padang lamun dapat ditemukan di sebagian besar perairan pulau dalam kawasan Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu seperti Pulau Pramuka, Pulau Panggang, Pulau Kelapa dan Pulau Harapan. Padang lamun yang ditemukan di Pulau Pramuka tersebar di beberapa transek Lampiran 1 berdasarkan pengukuran Laboratorium Hidrologi, Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Transek-transek tersebut yaitu transek I pada koordinat 05º4445,4 LS dan 106º3655,1 BT dengan arah kompas 102º Timur-Selatan serta transek II pada koordinat 05º4439 LS dan 106º3657,3 dengan arah kompas 102º Timur-Selatan. Data unit penangkapan ikan pada padang lamun di perairan Pulau Pramuka didapatkan melalui kuesioner, yaitu wawancara terhadap nelayan yang melakukan penangkapan ikan di daerah tersebut. Responden yang terkumpul sebanyak 13 orang nelayan, 3 orang dari Pulau Pramuka dan 10 orang lainnya dari Pulau Panggang. Nelayan Pulau Panggang juga dijadikan responden karena mereka melakukan penangkapan pada padang lamun di Pulau Pramuka. Alat tangkap yang dapat digunakan di padang lamun yaitu jaring insang, bubu, pukat udang berangka beam trawl, jermal bahkan di Pulau Panggang ada yang menggunakan tombak speargun. Namun, hasil wawancara menunjukkan bahwa semua nelayan menggunakan alat tangkap gillnet dan dominan kapal motor untuk melakukan kegiatan penangkapan ikan pada habitat padang lamun perairan Pulau Pramuka. Penelitian ini dilakukan bersama salah satu nelayan pemilik alat tangkap set gillnet dan status nelayannya adalah nelayan utama Gambar 8. Gambar 8 Nelayan yang menangkap ikan di lokasi penelitian Kapal yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kapal kayu berbentuk sampan dengan panjang 3 meter, lebar 1 meter dan dalamnya 0,5 meter serta tenaga penggerak berupa dayung. Kapal sebagai alat transportasi menuju daerah penangkapan ikan fishing ground tersebut dapat dilihat pada Gambar 9. Gambar 9 Kapal yang digunakan pada penelitian Alat tangkap yang digunakan dalam penelitian ini yaitu jaring insang tetap set gillnet. Konstruksi alat tangkap ini dapat dilihat pada Gambar 10. Gambar 10 Konstruksi alat tangkap set gillnet Alat tangkap set gillnet yang sebenarnya memiliki panjang per piece 15 meter, lebar 1 meter dan ukuran mesh size 1,5 inci serta bahan pembuatan jaring adalah nilon 8 lbs 0,30 mm. Alat tangkap tersebut dapat dilihat pada Gambar 11. Gambar 11 Alat tangkap yang digunakan pada penelitian

4.4 Keadaan Lamun di Pulau Pramuka