kelimpahan plankton di sekitar padang lamun serta informasi lain yang dapat menunjang penelitian ini. Selengkapnya metode dan teknik pengumpulan datanya
disajikan pada Tabel 5. Tabel 5 Jenis data dan metode pengumpulannya
No. Jenis Data
Metode Pengumpulan Alat dan Bahan
Keterangan 1
Unit penangkapan ikan
Snowball sampling Kuesioner, alat
tulis, kamera Data primer
2 Hasil tangkapan
nelayan Experimental fishing dan
wawancara Alat tangkap set
gillnet, kuesioner, alat tulis, kamera
Data primer 3
Panjang dan berat ikan
Pengukuran Papan ukur dan
timbangan digital Data primer
4 Isi perut ikan
Jumlah, gravimetrik, volumetrik dan frekuensi
kejadian Alat bedah,
mikroskop binokuler, cawan
petri, pipet tetes, gelas objek,
formalin 10 dan aquades
Data primer
5 Keadaan umum
daerah penelitian Pengumpulan dari
instansi Alat tulis
Data sekunder 6
Kondisi lamun Pengumpulan dari
pustaka Alat tulis
Data sekunder 7
Komposisi plankton Pengumpulan dari
pustaka Alat tulis
Data sekunder
3.3.1 Pengisian kuesioner
Pengisian kuesioner dilakukan dengan melakukan wawancara terhadap nelayan. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah snowball sampling.
Metode snowball sampling yaitu teknik pengambilan sampel dari populasi yang tidak jelas keberadaaan anggotanya dan tidak pasti jumlahnya, dilakukan dengan
cara menemukan satu sampel, untuk kemudian dari sampel tersebut dicari digali keterangan mengenai keberadaan sampel-sampel lain, terus demikian secara
berantai. Metode ini digunakan karena kurangnya informasi mengenai populasi nelayan yang menjadi tujuan wawancara.
3.3.2 Penelitian ikan
1 Pengambilan sampel
Pengambilan sampel ikan dilakukan dengan metode experimental fishing, yaitu berupa operasi penangkapan ikan menggunakan alat tangkap jaring insang
tetap set gillnet. Jaring dipasang setting pukul 14.00 WIB sebanyak tujuh
piece, kemudian dilakukan perendaman jaring soaking dan dalam proses ini jaring insang tetap dioperasikan secara menetap di perairan dengan menggunakan
jangkar berupa kayu dan didirikan secara tegak lurus. Pukul 06.00 WIB keesokan harinya, jaring diangkat hauling kemudian ikan hasil tangkapan dilepaskan dari
jaring dan disimpan di dalam perahu. 2
Pengumpulan data dan pengawetan sampel Ikan-ikan yang tertangkap diukur panjang totalnya dan ditimbang beratnya
serta diidentifikasi dengan mengacu pada buku identifikasi: Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan Jilid 1 dan Jilid 2 Saanin 1984. Tahap selanjutnya yaitu ikan
dibedah dengan cara menggunting bagian perut ikan dimulai dari anus sampai ke tutup insang, kemudian diambil ususnya. Masing-masing ujung usus diikat
dengan benang agar makanan dalam usus tidak keluar, lalu dimasukkan ke dalam botol sampel dan diawetkan menggunakan formalin 10 untuk keperluan
perhitungan analisis makanan yang dilakukan di laboratorium. Botol sampel diberi kertas label yang ditempelkan di dinding luar. Kertas label tersebut
bertuliskan: tanggal dan waktu pengambilan, nama ikan, nomor ikan, panjang ikan serta berat ikan.
3 Analisis isi perut ikan stomach content analysis
Sampel usus ikan satu persatu dikeluarkan dari botol sampel dan dibersihkan dari formalin ketika telah sampai di laboratorium. Metode yang
digunakan dalam mengamati isi perut ikan-ikan herbivora dan pemakan plankton plankton feeders adalah metode volumetrik dan frekuensi kejadian. Metode ini
menganalisis volume makanan ikan yang dinyatakan dalam persentase volume dari seluruh volume makanan seekor ikan. Isi usus dipisahkan dari daging usus
dengan cara menekan daging usus sampai semua isinya keluar, diencerkan dengan aquades sebanyak 3-5 ml dan diaduk-aduk sehingga tidak terjadi penumpukan isi
usus di suatu wilayah. Pengamatan 1 tetes pengenceran menggunakan mikroskop binokuler dengan perbesaran minimum terlebih dahulu dan pengambilan 5 lapang
pandang setiap 1 kali pengamatan. Pengamatan diulang sebanyak 3 kali sehingga akan didapatkan data dari 15 lapang pandang. Apabila jenis organisme yang
didapat adalah plankton, maka selanjutnya diidentifikasi dengan mengacu pada buku identifikasi: Illustration of the Marine Plankton of Japan Yamaji 1976.
Buku Avertebrata Air Jilid 1 dan Jilid 2 Suwignyo et al. 2005 juga digunakan yaitu untuk mengidentifikasi avertebrata air yang ditemukan di dalam perut ikan.
Masing-masing organisme dapat diambil rata-ratanya dengan jumlah keseluruhan menjadi 100 untuk semua sampel ikan yang diteliti. Metode frekuensi kejadian
menghitung masing-masing organisme yang ditemukan sebagai bahan makanan di lambung ikan yang diteliti, namun tidak meliputi lambung yang kosong.
Persentase frekuensi kejadian suatu organisme yang dimakan oleh ikan contoh dengan demikian dapat dilihat secara langsung.
Metode yang digunakan dalam mengamati isi perut ikan-ikan selain herbivora dan plankton feeders adalah metode jumlah, gravimetrik dan frekuensi
kejadian. Metode jumlah menunjukkan semua organisme serta benda-benda lain yang dihitung satu persatu dan dipisahkan spesies demi spesies. Apabila masing-
masing jumlahnya sudah diketahui, maka dapat dibandingkan yang satu dengan yang lainnya dan dapat ditarik kesimpulan dari macam-macam isi yang terdapat di
dalam lambung ikan. Prinsipnya metode gravimetrik sama dengan metode volumetrik, tetapi makanan ikan bukan diukur volumenya melainkan diukur
beratnya. Demikian pula untuk masing-masing organismenya. Hasilnya juga dinyatakan dalam persentase berat dari makanan ikan yang sedang diteliti.
3.4 Metode Analisis Data 3.4.1 Analisis kuesioner