KEGIATAN PASCAPANEN PEPAYA Penentuan Titik Kritis Pascapanen Pepaya Carica papaya L. (Studi Kasus di Sentra Produksi Pepaya di Kabupaten Sukabumi, Banyumas, Kebumen, dan Boyolali)

29 oleh petani langsung ke pasar atau kios-kios buah. Pemetikan biasanya dilakukan oleh masing-masing petani, kemudian mereka membawanya ke pengepul desa. Aliran kegiatan pascapanen dapat dilihat pada lampiran 7. Sistem harga pembelian yang diterapkan adalah all grade. Pepaya dijual dengan dua kategori yaitu kategori I dan kategori II. Pepaya kategori I dikirim ke Semarang, sementara pepaya kategori II dikirim ke Solo. Harga jual pepaya untuk masing-masing kota dapat dilihat pada lampiran 9. Pengiriman pepaya dilakukan setiap hari ke dua kota dengan masing-masing jumlah pepaya 2.5ton. Sebagian pepaya yang tidak masuk kategori dijual kepada pengecer dan konsumen rumah tangga sekitar. Alokasi pemasaran pepaya dari pengepul dapat dilihat pada Gambar 18. Para Pedagang kios buah umumnya membeli pepaya dari petani sekitar desa atau kecamatan. Pengecer membeli pepaya ke petani dengan sistem ijen atau buah dengan harga Rp 2500buah – 3000buah. Pengecer juga dapat membeli ke pengepul jika pepaya yang mereka beli dari petani telah habis. Harga yang diterapkan pengecer juga sistem ijen yaitu Rp 3000buah – Rp7000buah, variasi harga tergantung pada besar kecilnya buah.

D. KEGIATAN PASCAPANEN PEPAYA

Kegiatan penanganan pascapanen dilakukan mulai dari pemanenan hingga pengiriman produk hingga sampai ke tangan konsumen. Kegiatan pascapanen pada tiap sentra produksi berbeda tergantung tujuan pengiriman, grade pepaya dan jenis pepaya yang dikirim. Kegiatan pascapanen di tiap rantai pasok dapat dilihat pada tabel. Secara umum kegiatan penangan pascapanen pepaya meliputi pemanenan, pengumpulan, pengangkutan, penyortiran dan grading, pencucian, pelabelan dan pengemasan, pemuatan dan pengiriman, serta penyimpanan. Penanagan pascapanen pepaya dapat dilihat pada Gambar 19. Kegiatan pemanenan di seluruh sentra produksi dilakukan mulai pagi hari antara pukul 07.00 – 11.00 yang rata-rata dilakukan oleh pengepul di masing-masing sentra produksi, kecuali untuk Kabupaten Boyolali pemanenan dilakukan oleh pihak petani. Perbedaan pada kegiatan pemanenan setiap sentra produksi adalah cara pemetikan buah. Kegiatan pemanenan di Kabupaten Sukabumi, Kebumen dan Boyolali dilakukan tanpa menggunakan alat melainkan hanya dipuntir hingga batangnya putus, sementara kegiatan pemanenan di Kabupaten Banyumas dilakukan menggunakan alat berupa pisau. Batang pepaya dipotong menggunakan pisau dengan hati-hati agar tidak melukai buah pepaya tersebut dan buah yang lain. Pemanenan pepaya di Kabupaten Boyolali dilakukan menggunankan songgo untuk pepaya yang sudah berumur lebih sari satu tahun, karena sudah terlalu tinggi dan sulit dijangkau. Gambar 18. Alokasi pemasaran pepaya di Boyolali dari responden pengepul Pengepul Pengecer dan konsumen rumah tangga Pasar dan Pedagang buah di Solo dan Semarang 5000 kg 800 kg 30 pemanenan pengumpulan pengangkutan Penyortiran dan grading pencucian Pelabelan dan pengemasan Pemuatan dan pengiriman penyimpanan Gambar 19. Penanganan pascapanen pepaya 31 Tabel 7. Kegiatan Pascapanen di tiap Titik Saluran Pemasaran Uraian P e m a n e n a n P e n g u m p u la n P e n y o r ti r a n G ra d in g P e n c u c ia n P e la b e la n P e n g e m a sa n P e m u a ta n P e n g ir im a n P e n y im p a n a n Saluran Pemasaran Pepaya Responden Sukabumi Petani - - - - - - - - - - Pengepul - Supplier - - - - - Pengecer Ciputat - - - - - - - - Pengecer Bogor - - - - - - - - Saluran Pemasaran Responden Banyumas Petani - - - - - - - - - - Pengepul - - Supplier - - - - - - - - - Pedagang Grosir - - - - - - - Pengecer - - - - - - - - Saluran Pemasaran Responden Kebumem Petani - - - - - - - - - - Pengepul - Supplier - - - retailer - - - - - - - - Saluran Pemasaran Respomden Boyolali Petani - - - - - - Pengepul - - - - - Pengecer - - - - - - - - Keterangan : : Melakukan - : Tidak Melakukan - : Sebagian pelaku melakukan Pepaya yang telah dipanen akan dikumpulkan di tempat yang teduh, kemudian pepaya-pepaya tersebut dikumpulkan dengan menggunakan keranjang. Keranjang yang digunakan dapat berupa keranjang bambu atau pun keranjang plastik yang dilapisi dengan karung dan kardus. Apabila cara pemindahan pepaya ke keranjang atau dari keranjang tidak hati-hati, memungkinkan terjadinya goresan karena terkena ujung-ujung keranjang bambu tersebut. Kegiatan pengumpulan di Kabupaten Banyumas disertai dengan kegiatan sortasi dan penimbangan. Pepaya yang telah dikumpulkan dalam keranjang tersebut diangkut ke gudang pengepul. Pengangkutan dapat dilakukan menggunakan kendaraan roda dua, kendaraan roda empat, maupun tanpa menggunakan kendaraan. Pengangkutan pepayadi Kabupaten Banyumas, Kebumen, dan Boyolali dilakukan hanya menggunakan kendaraan roda dua dimana pepaya diangkut dalam wadah berupa keranjang plastik yang dilapisi kardus. Pengangkutan menggunakan kendaraan roda empat dilakukan untuk mengangkut pepaya dari lahan yang jaraknya cukup jauh dari gudang pengepul. Pepaya diangkut tanpa menggunakan kemasan, namun bak mobil dan bagian atas pepaya dilapisi terpal untuk menghindari memar akibar guncangan dan panas matahari pada saat pengangkutan. 32 Pepaya yang sampai di gudang pengepul akan segera dipindahkan untuk disortir. Kriteria dan waktu pernyortiran berbeda antara masing-masing pengepul, tergantung permintaan pasar dan kebijakan pengepul. Pepaya masing-masing kategori dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Kriteria grading pepaya berdasarkan asal pepaya Lokasi Asal PepayaJenis Pepaya Tempat Sortir Grade yang Berlaku Kriteria Pepaya California Sukabumi Gudang Super Buahnya sudah cukup tua, kulit buah mulus, ukuran sekitar 0.9 – 1.6kg, tidak terkontaminasi jamur atau penyakit, bentuk buah silindris. B Bentuk buah tidak silindris, berat buah lebih dari 2kg, buahnya kuran tua, buahnya terbakar di pohon. C Buah terkontaminasi jamur dan penyakit dan memiliki luka basah Banyumas Lahan Super I-II Bentuk buah silindris, sudah cukup tua polat dua, berat antara 1.6 – 2kg, mulus atau jumlah lukacacat buah tidak lebih dari 3 jari. B-C Buah tidak mulus atau memiliki cacat lebih dari 2 jari, berat kurang dari 1.6 kg atau lebih dari 3 kg, tidak terlalu tua. Kebumen Gudang A Buah sudah cukup tua, mulus cacat, jamur dan bruis tidak lebih dari 5 , bentuk silindris, berat 1.3kg ke atas. B Buah memiliki cacarjamurbruish lebih dari 5, berat di bawah 1.3 kg. Pepaya MJ9 Boyolali Gudang Kategori I Buah mulus tidak luka, belum terlalu matang Kategori II Buah memiliki banyak luka, sudah terlalu matang Pengkelasan pepaya di masing-masing sentra produksi dilakukan dengan kriteria yang berbeda-beda. Pepaya dikelompokan berdasarkan bobot, tingkat ketuaan, kenampakan luar buah, serta ada tidaknya kontaminasi penyakit. Penyortiran pepaya di Kabupaten Banyumas dan Kebumen dilakukan lebih ketat karena tujuan pengiriman memiliki jarak yang cukup jauh, sehingga pemilihan mutu buah sangat penting. Kriteria pengkelasan pepaya pada tiap kota dapat dilihat pada Tabel 9. 33 Tabel 9. Kriteria grading pepaya pada tiap kota Kota Sukabumi Pepaya Super Pepaya Kategori B Pepaya Kategori C Banyumas Kategori Super Kategori B-C Kebumen Kategori A Kategori B Kategori C Boyolali Katgori I Kategori II Pepaya yang telah disortir kemudian dibersihkan dengan mengelapnya menggunakan kain basah yang telah dicelupkan ke air. Pencucian dilakukan untuk membuang kotoran atau sisa tanah dan getah yang menempel pada kulit buah, selain itu hal ini dapat memperbaiki penampilan buah menjadi terlihat lebih bersih dan mengkilat. Pepaya yang telah bersih kemudian dikemas dengan diberi label terlebih dahulu. Pelabelan biasnya dilakukan untuk buah kategori super, tapi tidak semua kategori super diberi label karena ada beberapa pelanggan yang meminta untuk tidak diberi label. Buah kemudian dikemas dengan koran. Seluruh bagian buah harus terlindungi dengan koran agar tidak tergores. Pepaya asal Kabupaten Boyolali tidak dibungkus dengan koran hanya dilingkari koran sebagian buahnya saja dan dikirim tanpa menggunakan kemasan atau diampar, hal ini dilakukan karena menurut para petani pepaya mereka lebih kuat terhadap benturan dan ukurannyaterlalu besar untuk dibungkus koran. Pengepul di Kabupaten Banyumas tidak membungkus pepayanya dengan koran agar pembeli dapat melihat kenampakan buah yang dikirim. 34 Pepaya kemudian dikemas kembali ke dalam wadah baik berupa kardus atau pun keranjang. Pengepul asal Sukabumi memilih mengemas pepaya mereka menggunakan keranjang plastik yang dilapisi koran karena lebih praktis dan ekonomis. Pengepul di Kabupaten Banyumas memilih mengemas menggunakan kardus dan diberi pengisi berupa kertas koran, namun tanpa diberi lubang ventilasi. Hal ini dilakukan karena pengepul tidak melakukan pengiriman, sehingga diperlukan kemasan yang hanya dapat digunakan sekali dan lebih ekonomis. Pengepul pepaya asal Kebumen melakukan pengemasan menggunakan kardus khusus yang telah disediakan oleh supplier pemesan karena pepaya yang dikirim ditujukan untuk supermarket sehingga mutu pepaya yang dikirim harus terjaga dengan baik. Pengiriman untuk jarak yang cukup dekat seperti pada pepaya asal Sukabumi dan Boyolali dilakukan menggunakan mobil pick-up, sementara pengiriman jarak jauh untuk pepaya asal Banyumas dan Kebumen yang dikirim ke Jakarta dilakukan menggunakan truk. Penyimpanan dilakukan pada tingkat pedagang grosir dan pengecer. Saat tidak berjualan buah hanya diletakan pada kios mereka tidak ditempatkan pada gudang khusus dengan pengaturan suhu. Saat pemajangan pengecer menggunakan kain untuk mutupi kios mereka agar buah tidak terpapar sinar matahari. Pepaya asal Kebumen disimpan dalam gudang sebelum pepaya dikirim. Pepaya disimpan ke dalam cold storage dengan suhu 17 o C. Penyimpanan hanya dilakukan sekitar selama 10 jam.

E. PENENTUAN TITIK KRITIS PASCAPANEN PEPAYA