ANALISIS MARJIN PEMASARAN DAN

42 ke pengecer dengan jangka waktu kurang lebih 10 jam dalam suhu 17 o C, sehingga pepaya tersebut sampai ke tingkat pengecer setelah kurang lebih dua hari setelah pemanenan. Menurut Yuwono 2008 rekomendasi suhu untuk penyimpanan papaya adalah 10 o C. Produk pertanian yang disimpan pada suhu 2-3 o C lebih tinggi dari yang seharusnya, atau suhu pendingin tidak segera dicapai sangat mungkin akan terjadi pembusukan atau proses pematangan yang tidak baik. Hal ini mengakibatkan pada saat sampai di tempat pengecer terdapat pepaya yang mengalami kerusakan dan tidak dapat dipajang untuk dijual, selain itu jangka waktu yang lebih lama tersebut mengakibatkan umur simpan menjadi lebih singkat. Umur simpan yang lebih singkat memungkinkan kenampakan buah berubah menjadi tidak menarik, sehingga susut kualitas yang terjadi lebih besar. Umumnya buah yang dipajang berada pada tingkat kematangan optimal untuk dikonsumsi, dari sisi patologis periode tersebut berkaitan erat dengan kemunculan gejala penyakit pascapanen seperti antranos, stem-end rot, dan bususk buah karena penetrasi mikroba pada luka memarluka gesekan.

F. ANALISIS MARJIN PEMASARAN DAN

FARMER’S SHARE Efisiensi pemasaran dari tiap rantai pasok Pepaya California dilakukan dengan analisis marjin pemasaran. Marjin pemasaran terdiri dari biaya pemasaran dan keuntungan pemasaran. Penilaian efisiensi dilakukan menggunakan biaya fungsional dan rasio keuntungan terhadap biaya total. Nilai marjin pemasaran meliputi biaya fungsional dan keuntungan pemasaran. Keuntungan pemasaran didapat dari pengurangan antara marjin pemasaran pepaya per kg dengan biaya pemasaran pepaya per kg. Analisis marjin pemasaran rantai pasok pepaya yang diamati adalah sebagai berikut: 1. Petani Sukabumi – Pengepul Sukabumi – Supplier Ciputat – Pengecer Ciputat 2. Petani Banyumas – Pengepul Banyumas – Supplier – Pedagang Grosir Kramat Jati – Pengecer Jakarta 3. Petani Sukabumi – Pengepul Sukabumi – Pengecer Bogor 4. Petani Boyolali – Pengecer Boyolali Analisis marjin saluran pemasaran dihitung berdasarkan data rantai pasok pepaya ke daerah Bogor, Jakarta dan sekitarnya. Rantai pasok pertama dihitung berdasarkan rantai pasok pepaya dari pengepul asal Sukabumi yang mengirim pepaya ke supplier di Ciputat yang memasok salah satu kios buah di Pasar Ciputat. Saluran ke dua dihitung berdasarkan Rantai pasok pepaya yang berasal dari pengepul di Banyumas yang dikirim oleh supplier yang berasal dari Banyumas juga dengan tujuan pasokan adalah salah satu pedagang grosir di Pasar Induk Kramat Jati. Pedagang grosir tersebut menjual pepaya untuk pengecer yang berada di sekitar Jakarta. Rantai pasok ke tiga dihitung berdasarkan Rantai pasok pepaya dari pengepul asal Sukabumi yang langsung dikirim untuk salah satu pengecer di Bogor. Rantai pasok ke empat dihitung berdasarkan pemasaran pepaya di Boyolali oleh pengecer yang membeli langsung pepaya dari petani sekitar. Biaya pemasaran pepaya di tingkat pengepul meliputi upah tenaga kerja, biaya pengemasan, dan biaya transportasi jika pengepul tersebut melakukan pengiriman. Upah tenaga kerja dihitung berdasarakan total upah yang diterima dalam satu minggu dibagi dengan kapasitas penjualan pepaya dalam satu minggu. Biaya pengemasan dihitung berdasarkan total biaya dari masing-masing item pengemasan per kg pepaya. Biaya transportasi dihitung dari total biaya bahan bakar, retribusi, sewa mobil, dan supir dalam satu kali pengiriman dibagi jumlah pepaya yang dikirim dalam satu pengiriman tersebut. Biaya pemasaran di tingkat supplier dihitung dari biaya transportasi satu kali pengiriman dibagi kapasitas pengiriman tersebut, untuk supplier di Ciputat ditambah dengan biaya pengemasan 43 per kg pepaya karena supplier tersebut melakukan pengemasan ulang pada pepayanya. Biaya pemasaran di tingkat pengecer dihitung berdasarkan retribusi, keamanan dan kebersihan, listrik, upah tenaga kerja dan sewa kios. Total dari biaya tersebut per bulan di bagi dengan kapasitas penjualan pepaya per bulan. Perhitungan marjin dapat dilihat pada lampiran 11, rincian biaya tiap pelaku usaha dapat dilihat pada Lampiran 10. Rantai pasok dengan aktor lebih sedikit akan memiliki total biaya fungsional yang lebih kecil juga. Tetapi hal ini juga ditentukan pada kegiatan yang dilakukan masing-masing aktor dalam rantai pasok tersebut. Rantai pasok ke tiga memiliki total biaya fungsional lebih besar dari pada rantai pasok ke dua meskipun jumlah aktornya lebih sedikit. Hal ini terjadi karena pada tingkat pengecer rantai pasok 3 biaya fungsional yang dikeluarkan jauh lebih tinggi dari pengecer saluran 2. Pengecer rantai pasok 2 hanya berupa kios buah tradisonal, sementara pengecer pada rantai pasok 3 merupakan toko buah. Jumlah Biaya, keuntungan dan marjin pada tiap rantai pasok dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Biaya, keuntungan, dan marjin pemasaran pepaya rupiah per kg Saluran ke- 1 2 3 4 Harga beli awal 1000,00 1500,00 3500,00 1000,00 Harga jual akhir 6000,00 8000,00 8500,00 2000,00 Jumlah Biaya Fungsional 1063,72 649,98 893,14 77,78 Jumlah Keuntungan 4236,28 5850,02 4106,86 922,22 Total Marjin 5300,00 6500,00 5000,00 1000,00 Total marjin dan keuntungan yang paling besar adalah pada rantai pasok ke dua, dengan marjin terbesar berada pada tingkat pengecer. Marjin pada tingkat pengepul dan pengecer antara rantai pasok 2 dan rantai pasok 3 sama, namun pada rantai pasok 2 terdapat tambahan marjin dari tingkat supplier. Rasio keuntungan terhadap biaya total menggambarkan pembagian yang adil dari keseluruhan biaya yang diabayarkan konsumen akhir kepada semua pihak yang ikut dalam kegiatan pemasaran tersebut. Rantai pasok ke tiga merupakan rantai pasok yang paling efisien dibandingkan yang lainnya. Rantai pasok yang paling tidak efisien adalah rantai pasok ke dua. Persentase rasio keuntungan dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Rasio keuntungan terhadap biaya total Saluran ke Pengepul suplier Pedagang grosir Pengecer 1 54,32 21,36 67,92 34,67 2 98,84 29,97 - 58,65 3 44,35 - - 39,73 4 - - - 85,57 44 Tabel 15. Farmer’s share pada saluran pemasaran pepaya Saluran ke- 1 2 3 4 Harga di tingkat petani 1000,00 1500,00 3500,00 1000,00 Harga yang dibayarkan konsumen 6000,00 8000,00 8000,00 2000,00 FS 16,67 18,75 43,75 50,00 Farmer’s share merupakan bagian yang diterima petani terhadap harga yang dibayarkan oleh konsumen. Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa semakin pendek atau semakin sedikit aktor rantai pasok, maka nilai farmer’s share-nya semakin tinggi. Dengan demikian rantai pasok 4 adalah rantai pasok yang paling menguntungkan petani. 45 V. KESIMPULAN DAN SARAN