Metode Pendugaan Biomassa dan Massa Karbon Pohon Kadar Air dan Berat Jenis Kayu

Biomassa tegakan hutan dipengaruhi oleh umur tegakan hutan, sejarah perkembangan vegetasi, komposisi dan struktur tegakan Lugo dan Snedaker 1974, dalam Handayani 2003. Selain faktor-faktor tersebut, iklim seperti curah hujan dan suhu merupakan faktor yang mempengaruhi laju peningkatan biomassa pohon Kusmana 1993. Suhu tersebut berdampak pada proses biologi dalam pengambilan karbon oleh tanaman dan penggunaan karbon dalam aktifitas dekomposer. Pertukaran karbon terjadi secara alami antara atmosfir, lautan, dan daratan, namun pola pertukaran itu telah dirubah karena adanya aktivitas manusia dan alih guna lahan. Sumber emisi terbesar di Indonesia berasal dari kegiatan kehutanan, terutama deforestasi dan perubahan fungsi lahan. Menurut Dury et al. 2002, dalam Ginoga 2004 dalam tegakan hutan massa karbon terdapat dalam: a. Pepohonan dan akar: biomassa hidup baik yang terdapat di atas permukaan atau di bawah permukaan dari berbagai jenis pohon, termasuk batang, daun dan cabang dan akar. b. Vegetasi lain: vegetasi bukan pohon semak, belukar, herba, rerumputan. c. Sampah hutan: biomassa mati di atas lantai hutan, termasuk sisa pemanenan. d. Tanah: karbon tersimpan dalam bahan organic humus maupun dalam bentuk mineral karbonat. Karbon dalam tanah mungkin mengalami peningkatan atau penurunan tergantung pada kondisi tempat sebelumnya dan sekarang serta kondisi pengolahan. Hutan tropika merupakan salah satu penyedia karbon yang memiliki potensi yang besar. Menurut Junaedi 2007, dalam Wulansih 2012, hutan tropis dataran rendah areal bekas tebangan menyimpan massa karbon di atas permukaan tanah sebesar 57,68–107,71 ton Cha dan di hutan primer sebesar 229,33 ton Cha.

2.3 Metode Pendugaan Biomassa dan Massa Karbon Pohon

Menurut Chapman 1976, dalam Indrawan 1999, secara garis besar ada dua metode pendugaan biomassa di atas permukaan tanah yaitu metode pemanenan dan metode pendugaan tidak langsung. Alometrik adalah suatu model pendugaan biomassa pohon dengan metode pendugaan tidak langsung, berdasarkan parameter yang dapat diukur yaitu diameter dan tinggi pohon. Persamaan alometrik merupakan hubungan antara suatu peubah tak bebas yang diduga oleh satu atau lebih peubah bebas. Contohnya adalah hubungan antara volume pohon, biomassa atau massa karbon dengan diameter dan tinggi pohon. Dalam hubungan ini, volume pohon, biomassa atau massa karbon merupakan peubah tak bebas yang besar nilainya diduga oleh diameter dan tinggi pohon yang disebut sebagai peubah bebas. Hubungan alometrik biasanya dinyatakan dalam suatu model alometrik. Persamaan tersebut biasanya menggunakan diameter pohon yang diukur setinggi dada atau diukur 1.3 m dari permukaan tanah sebagai dasar Adiriono 2009. Adapun bentuk hubungan fungsional dari alometrik sederhana adalah sebagai berikut : Y = a D b , atau dalam bentuk logaritmik: Log Y = Log a + b Log D, Keterangan : Y = biomasa pohon KgPohon D = diameter setinggi dada 130 cm a dan b adalah konstanta Martin et al. 1998 menyatakan bahwa persamaan alometrik dapat digunakan untuk menghubungkan antara diameter batang pohon dengan variabel yang lain seperti volume kayu, biomassa pohon, dan massa karbon pada tegakan hutan yang masih berdiri. Pengukuran biomassa vegetasi dapat memberikan informasi tentang nutrisi dan persediaan karbon dalam vegetasi secara keseluruhan, atau jumlah bagian- bagian tertentu.

2.4 Kadar Air dan Berat Jenis Kayu

Kadar air didefinisikan sebagai berat air yang dinyatakan dalam persen air terhadap berat kayu bebas air atau kering tanur BKT. Air di dalam tumbuhan dibagi menjadi dua, yaitu: air bebas dan air terikat. Air bebas merupakan air yang berada pada rongga sel dan relatif mudah untuk dikeluarkan dan merupakan air yang pertama hilang dalam proses pengeringan. Air terikat adalah air yang berada di dalam dinding sel dan terikat lebih kuat karena adsorbs permukaan dalam struktur kayu Haygreen dan Bowyer 1989. Berat jenis adalah perbandingan rasio antara kerapatan kayu atas dasar berat kering tanur dan volume pada kadar air yang telah ditentukan dengan kerapatan air pada suhu 4 o C. Berat jenis kayu merupakan satu sifat fisik kayu yang paling penting. Berat jenis kayu dipengaruhi oleh umur pohon, tempat tumbuh, posisi kayu dalam batang, kecepatan tumbuh dan kadar air yang terkandung di dalam kayu tersebut. Berat jenis suatu kayu akan naik jika kandungan air yang menjadi dasarnya berkurang di bawah titik jenuh serat TJS Haygreen dan Bowyer 1989.

2.5 Kadar Zat Terbang dan Kadar Abu