6 c.
Wisata dapat membangun preservasi dari monumenbangunan bersejarah; d.
Wisata dapat memberikan pendapatan ekonomi dari tiket masuk. 2.
Dampak negatif a.
Wisatawan sering membuang sampah sembarangan; b.
Wisata dapat berkontribusi pada kemacetan karena terlalu banyak orang overcrowding;
c. Wisata dapat menjadi penyebab polusi di lingkungan perairan dan pantai
d. Wisata dapat menyebabkan erosi karena injakan turis;
e. Wisata dapat membuat hilangnya good view karena pembangunan
bangunan yang tidak harmonis dengan arsitektur vernakular sekitarnya; f.
Wisata dapat membuat kerusakan atau gangguan pada habitat satwa liar.
Kebanyakan dari dampak negatif aktivitas wisata menyangkut kerusakan lingkungan. Dalam konsep pantai wisata yang berkelanjutan, aspek lingkungan
merupakan bagian terpenting yang harus diperhatikan. Strategi pariwisata yang berhasil adalah terpenuhinya manfaat maksimal seiring preservasi lingkungan
yang terlaksana dengan baik. Manfaat maksimal dari kegiatan pariwisata tersebut diindikasikan oleh adanya sejumlah kunjungan turis atau wisatawan baik dari luar
maupun dalam negeri ke objek wisata dimaksud Dahuri et al. 1996.
2.3 Pengelolaan Lanskap dan Pemeliharaan Taman
Menurut Arifin dan Arifin 2005 taman dalam pengertian terbatas merupakan sebidang lahan yang ditata sedemikian rupa sehingga mempunyai
keindahan, kenyamanan, dan keamanan bagi pemiliknya atau penggunanya. Pengelolaan lanskap menurut Arifin dan Arifin 2005 merupakan sebuah upaya
terpadu dalam penataan, pemanfaatan, pemeliharaan, pelestarian, pengawasan, pengendalian dan pengembangan lingkungan hidup sehingga tercipta lanskap
yang bermanfaat bagi manusia dan makhluk hidup lainnya. Dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan suatu taman hendaknya dipikirkan secara
menyeluruh dan melalui tahapan-tahapan seperti inventarisasi, analisis, sintesis, konsep perencanaan perancangan, pelaksanaan, dan tahap paling akhir adalah
pemeliharaan yang merupakan penentu keberhasilan suatu pembangunan taman.
7 Pemeliharaan merupakan fungsi pelayanan dan diperlukan untuk mencapai
tujuan pengelola. Pemeliharaan taman dan rekreasi didefinisikan Sternloff dan Warren 1984 sebagai usaha untuk menjaga areal dan fasilitas taman dan rekreasi
sesuai dengan keadaan semula. Dalam hal ini pemeliharaan mencakup pekerjaan rutin, perbaikan, pemugaran, dan perawatan. Menurut Arifin dan Arifin 2005,
pemeliharaan taman dimaksudkan untuk menjaga dan merawat areal taman dengan segala fasilitas yang ada didalamnya agar kondisinya tetap baik atau
sebisa mungkin mempertahankan keadaan yang sesuai dengan tujuan rancangan semula. Pada umumnya perencanaan pemeliharaan taman berisikan spesifikasi
bahan dan alat, kebutuhan tenaga kerja dan biaya, dan metode pemeliharaan serta frekuensinya yang disajikan secara tertulis. Pemeliharaan ini merupakan tahap
paling akhir dalam pekerjaan lanskap yang berperan penting dalam menjaga dan mempertahankan kelestarian suatu lanskap. Pemeliharaan merupakan kunci
keberhasilan suatu pembangunan tamanlanskap. Prinsip-prinsip yang mendasar dalam pengelolaan pemeliharaan antara lain:
1. standar dan tujuan pemeliharaan harus jelas;
2. pemeliharaan dilaksanakan dengan ekonomi waktu, tenaga kerja, alat dan
bahan; 3.
pelaksanaan pemeliharaan ditentukan berdasarkan rencana pemeliharaan tertulis;
4. penjadwalan pemeliharaan ditentukan berdasarkan kebijakan dan prioritas;
5. pelaksanaan pemeliharaan ditekankan pada tindakan pemeliharaan preventif;
6. departemen pemeliharaan harus terorganisasi dengan baik;
7. program pemeliharaan harus didukung dengan dana yang memadai;
8. pemeliharaan dilakukan oleh tanaga kerja yang sesuai;
9. program pemeliharaan harus dirancang untuk melindungi lingkungan alami;
10. departemen pemeliharaan bertanggug jawab terhadap keselamatan pengguana
tapak dan pengawas; 11.
dalam perancangan dan konstruksi, pemeliharaan harus menjadi pertimbangan utama;
12. pegawai pemeliharaan bertanggug jawab terhadap citra perusahaan di mata
publik.
8 Menurut Arifin dan Arifin 2005 dalam pembuatan rencana pemeliharaan
dengan pengorganisasian yang baik harus mencakup: 1.
inventarisasi dan identifikasi fasilitas dan peralatan taman yang harus dipelihara;
2. membuat jadwal pemeliharaan yang mencakup;
a. penyusunan standar pemeliharaan area, fasilitas, dan peralatan taman
b. pengidentifikasian dan pembuatan daftar tugas-tugas pemeliharaan secara
spesifik untuk mencapai standar pemeliharaan c.
penjelasan prosedur metode yang paling efisien untuk menyelesaikan tugas pemeliharaan rutin
d. penentuan frekuensi tugas pemeliharaan pada setiap jenis pekerjaan
e. penentuan kebutuhan tenaga kerja
f. penentuan kebutuhan bahan dan peralatan yang digunakan
g. penetapan perkiraan waktu pelaksannan tugas yang tepat
3. merencanakan alat-alat yang digunakan untuk pemeliharaan tidak rutin atau
yang bersifat insidentil; 4.
merencanakan jadwal dan cara pemeliharaan pencegahan untuk mengatasi keadaan yang mungkin mempercepat kerusakan taman;
5. jadwal tanggung jawab penugasan untuk setiap pekerjaan pemeliharaan,
meliputi penugasan perorangan, kelompok, atau penyerahan tugas kepada kontraktor;
6. pengawasan terhadap sistem pekerjaan perencanaan dan perancangan,
pengaturan kerja serta ketetapan jadwal pekerjaan pemeliharaan, serta kapasitas pekerjaan;
7. sistem analisa biaya pemeliharaan.
Pemeliharan taman perlu diperhatikan agar keutuhan dan kelestarian elemen tersebut dapat dinikmati oleh penggunanya secara optimal. Menurut Arifin
dan Arifin 2005 dalam pemeliharaan lanskap dikenal dengan pemeliharaan ideal dan pemeliharaan fisik. Pemeliharaan ideal adalah pemeliharaan yang mengacu
pada tujuan dan fungsi dibuatnya suatu taman, karena pada periode tertentu diadakan evaluasi. Pemeliharaan ideal membutuhkan evaluasi agar kondisi taman
tetap sama dengan deain semula sehingga fungsi dan estetik taman dapat terjaga.
9 Pemeliharaan fisik yaitu pekerjaan pemeliharaan guna menyeimbangkan
pemeliharaan ideal. Konsep pemeliharaan fisik merupakan pemeliharaan taman yang dititik beratkan pada fisik elemen lanskap sehingga taman tetap rapi, indah
asri, nyaman, dan aman. Tujuannya adalah untuk mempertahankan kondisi elemen taman yang meliputi elemen hard material atau soft material agar tetap
menampilkan sifat fisiknya sesuai dengan desain awal sehingga aspek estetik dan fungsi elemen terjaga. Pemeliharaan elemen keras atau bangunan taman
merupakan pemeliharaan pencegahan, yaitu pembersihan terhadap lumut dan karat, pengecatan, dan penggantian atau perbaikan elemen yang rusak.
Pemeliharaan tanaman meliputi pembersihan areal taman, penyiangan, penggemburan tanah, penyiraman, pemangkasan, pengendalian hama dan
penyakit, pemupukan, penyulaman dan pemindahan tanaman, pembibitan, serta pemeliharaan peralatan.
Terdapat dua sistem pemeliharaan fisik yaitu pemeliharaan korektif dan pemeliharaan preventif. Pemeliharaan korektif menitikberatkan pada penanganan
masalah sedang terjadi. Pemeliharaan preventif menekankan pada identifikasi dan penyelesaian masalah yang mungkin terjadi. Pemeliharaan preventif merupakan
kunci sukses untuk meminimalisasi perawatan kerusakan tamanlanskap Sternloff dan Warren 1984.
Menurut Arifin et al. 2007, kegiatan pengelolaan taman dikelompokkan berdasarkan tahapan mulai dari perencanaan program pemeliharaan, pelaksanaan
kegiatan pemeliharaan serta pengawasanmonitoring dan evaluasi kegiatan pemeliharaan Gambar 2.
Gambar 2. Diagram Tahapan Kegiatan Pengelolaan Taman Perencanaan
pemeliharaan Pelaksanaan
pemeliharaan Monitoring
dan Evaluasi Pengawasan
Umpan Balik
10 Menurut Sternloff dan Warren 1984, dari segi penanggung jawab
pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan terdapat tiga sistem atau metode pemeliharaan, yaitu
1. Sistem Pemeliharaan Unit Unit Maintenance
Dalam metode ini, tiap unit wilayah kerja melaksanakan seluruh pekerjaan pemeliharaannya sendiri. Kelebihan dari metode ini adalah staf dapat sangat
mengenal tapaknya seperti pertanggungjawaban yang lebih mudah dan jelas, koordinasi yang lebih terjamin, dan staf menjadi terkait dengan tapak sehingga
dapat melakukan pekerjaannya dengan lebih baik. Kelemahan dari metode ini adalah staf harus menguasai seluruh pekerjaan pemeliharaan seperti
supervisor harus menguasai seluruh pekerjaan dan alat yang digunakan untuk pekerjaan pemeliharaan dan penggunaan alat mahal menjadi tidak efektif.
2. Sistem Tim Pemeliharaan Khusus Specialized Maintenance Crew
Dalam metode ini, staf memiliki spesifikasi pekerjaan masing-masing dan melakukan pekerjaan tersebut di seluruh wilayah tapak. Kelebihan metode ini
adalah staf menjadi sangat ahli dalam pekerjaan dan penggunaan alat menjadi efektif. Kelemahan dari metode ini adalah pekerjaan menjadi monoton bagi
staf dan jumlah waktu yang hilang dalam perjalanan dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain.
3. Sistem Pemeliharaan secara Kontrak Maintenance by Contract
Dalam metode ini, pekerjaan pemeliharaan dilakukan oleh pihak kontraktor. Kelebihan metode ini adalah tidak mengeluarkan modal untuk pembelian alat,
pekerjaan pemeliharaan dilakukan oleh tenaga yang ahli dibidangnya, dan tidak terdapat konflik dalam perusahaan. Kelemahan metode ini adalah
berkurangnya kontrol terhadap jadwal dan kualitas kerja dan biaya yang lebih tinggi karena kotraktor mencari keuntungan.
Dalam pemeliharaan taman, perlu dibuat pula suatu jadwal pemeliharaan agar pekerjaan yang benar dapat dilakukan pada saat yang tepat dan dapat dibuat
anggaran pemeliharaan untuk daerah yang bersangkutan Carpenter et al. 1975. Selanjutnya disebutkan bahwa langkah-langkah untuk menentukan jadwal
pemeliharaan tersebut yaitu: a mengklasifikasikan tingkat pemeliharaan pada tiap wilayahzona, b membuat suatu daftar lengkap dari seluruh tanaman lanskap di
11 daerah tersebut, dan c menentukan kegiatan-kegiatan yang benar-benar
diperlukan untuk mencapai pemeliharaan seperti yang diinginkan. Hal yang termasuk penting dalam pengelolaan lanskap adalah tenaga kerja
yang berada langsung di lapangan. Menurut Arifin dan Arifin 2005, jumlah tenaga kerja harus optimal, tidak kelebihan atau kekurangan, besar kecilnya
jumlah tenaga kerja disesuaikan dengan luasan taman serta kemampuan keterampilan tenaga kerja. Kapasitas kerja operator dihitung berdasarkan
pengamatan di lapang dengan menghitung hasil pekerjaan operator taman per satuan tenaga kerja per waktu. Efektivitas kerja operator taman menentukan
efisiensi biaya waktu. Efektivitas kerja para operator taman menentukan efisiensi biaya pemeliharaan taman. Operator taman yang bekerja secara efektif sesuai
dengan keterampilan dan kemampuan tenaga menyebabkan biaya yang dianggarkan dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin. Menurut Arifin dan Arifin
2005, efektivitas kerja operator sangat ditentukan oleh 1.
motivasi kerja dan tingkat keterampilan yang dimiliki oleh pekerja pemeliharaan taman;
2. sistematika jadwal perencanaan pemeliharaan taman dan tingkat pengawasan
pekerjaan di lapangan; 3.
ketersediaan alat dan bahan yang sesuai dengan kebutuhan; 4.
tingkat pengawasan pekerjaan di lapang; 5.
kelancaran komunikasi antara pimpinan kontraktor dengan mandor inpector serta antara mandor dengan para pekerja taman di lapangan.
Faktor efektivitas kerja juga ditentukan oleh jadwal pekerjaan yang terencana dan terperinci secara jelas dan baik dengan memperhatikan kebutuhan
frekuensi pemeliharaan taman. Efisiensi dan efektivitas pemeliharaan taman dipengaruhi oleh penguasaan teknik pemeliharaan yang baik dan peralatan yang
memadai. Oleh karena itu pemelihara taman hendaknya memiliki peralatan pemeliharaan yang tepat, mengetahui jenis peralatan yang digunakan, fungsi dan
cara kerjanya Arifin dan Arifin 2005.
12
III. METODOLOGI