98
4.3.10 Formulasi Strategi Pengelolaan Lanskap Taman Impian A. Tahap Masukan
Input Stage
Identifikasi Faktor Internal dan Faktor Eksternal Identifikasi faktor internal berupa kekuatan strengths dan kelemahan
weaknesses dan faktor eksternal berupa peluang opportunities dan ancaman threats pengelolaan lanskap Taman Impian yang diperoleh berdasarkan hasil
survei lapang, penyebaran kuesioner pengunjung dan wawancara dengan pihak pengelola Taman Impian. Hasil identifikasi faktor internal dan eksternal dapat
dilihat pada Tabel 17.
Tabel 17. Faktor Internal dan Eksternal Pengelolaan Lanskap Taman Impian
Kekuatan Kelemahan
Pembagian wilayah pemeliharaan yang baik
SOP pemeliharaan belum berjalan secara efektif
Pemeliharaan lanskap bermitra dengan kontraktor
Terdapat situasi lanskap yang kurang indah dan kurang nyaman
Pemasaran dan promosi yang sudah cukup aktif
Kondisi fasilitas rekreasi yang kurang baik Pelaksanaan pemeliharaan dilakukan oleh
tenaga kerja yang berpengalaman Konsep pengelolaan sampah Ancol Zero
Waste Sistem manajerial administrasi tertata
dengan baik
Peluang Ancaman
Lokasi rekreasi yang berada di tengah ibukota Jakarta
Adanya tingkat persaingan dengan kawasan rekreasi lain
Kemudahan aksesibilitas Adanya gangguan akibat faktor alam dan
perubahan iklim Adanya musim liburan
Peningkatan wisatawan dimasa yang akan datang
Kerjasama dengan berbagai pihak
Kekuatan 1.
Pembagian wilayah pemeliharaan yang baik Secara umum pembagian wilayah pemeliharaan Taman Impian dianggap
baik karena mampu mempermudah tenaga kerja, pengawas mandor dan pengawas staf untuk melakukan kegiatan pemeliharaan sesuai dengan SOP kerja
pemeliharaan yang berlaku. Hal ini akan mendukung terciptanya suatu kualitas dan kuantitas lanskap yang tetap stabil di TIJA sebagai kawasan rekreasi.
99 2.
Pemeliharaan lanskap bermitra dengan kontraktor Bermitra dengan kontraktor memiliki keuntungan dari segi penyediaan alat
dan bahan pemeliharaan lanskap serta pengaturan tenaga kerja yang merupakan tanggung jawab kontraktor sehingga untuk kawasan rekreasi yang memiliki lahan
yang sangat luas, sistem kontrak seperti ini sangat efektif dalam penerapan pemeliharaan lanskap.
3. Pemasaran dan promosi yang sudah cukup aktif
Dalam pengembangan kawasan rekreasi dibutuhkan pemasaran dan promosi. Pemasaran dilakukan untuk mengetahui kondisi pasar dengan baik,
sehingga produk dan jasa yang dipasarkan sesuai dengan keinginan konsumen, sedangkan promosi untuk mendorong kegiatan rekreasi. Dalam hal ini, Taman
Impian Jaya Ancol telah melakukan pemasaran dan promosi dengan cukup baik dilihat dari wawancara pengunjung yang mengetahui kawasan rekreasi ini melalui
media massa, internet maupun dari mulut ke mulut. 4.
Pelaksanaan pemeliharaan dilakukan oleh tenaga kerja yang berpengalaman Penggunaan tenaga kerja pelaksana biasanya tetap mengikuti tahun-tahun
sebelumya. Hampir seluruh tenaga kerja pelaksana pemeliharaan telah memiliki pengalaman dalam penanganan pemeliharaan khususnya di kawasan rekreasi
TIJA dalam kurun waktu yang cukup lama minimal 2 tahun. Bekerja berdasarkan pengalaman tersebut berguna untuk meningkatkan penguasaan
terhadap pekerjaan yang menjadi tanggungjawabnya sehingga diharapkan akan mencapai efektivitas kerja yang optimal.
5. Konsep pengelolaan sampah Ancol Zero Waste
Konsep pengelolaan Ancol Zero Waste merupakan konsep yang mendukung pencapaian program Ancol Green Company dalam pengurangan
beban lingkungan dengan melakukan pengelolaan secara swadaya, peningkatan efisiensi usaha dengan mengubah pola cost center menjadi profit center, serta
sinergi pengelolaan lingkungan dengan masyarakat sekitar. Penanganan sampah di kawasan rekreasi TIJA dengan penyediaan tempat sampah dengan tiga jenis yaitu
sampah daun composting, sampah daur ulang recycle, dan sampah lain-lain everything else. Pengelolaan sampah dengan sistem seperti ini sangat baik untuk
mendukung terciptanya lanskap yang berkelanjutan.
100 6.
Sistem manajerial administrasi tertata dengan baik Pencatatan administrasi sudah tertata dengan baik dan rapi. Adapun
manajerial administrasi yang dilakukan dalam proses pembayaran kontraktor maupun pembelian barangjasa secara langsung sudah berjalan sesuai prosedur
yang berlaku. Adapun semua hal yang berkaitan dengan administrasi tercantum di beberapa buku jalan. Hal ini dapat dikatakan bahwa pencatatan administrasi yang
baik merupakan suatu kekuatan bagi TIJA karena dokumentasi administrasi yang tertata dengan baik tidak akan menimbulkan masalah dikemudian hari dan dapat
memantau sistem administrasi dengan baik.
Kelemahan 1.
SOP pemeliharaan belum berjalan secara efektif SOP pemeliharaan belum berjalan secara efektif mengingat masih terdapat
pekerjaan yang kurang memenuhi standar. Jadwal pemeliharaan pun masih terdapat ketidakcocokan terhadap SOP kerja pemeliharaan yang ada dan yang
dilaksanakan di lapang. Sebagian tenaga kerja juga perlu peningkatan terhadap kedisiplinan akan tanggung jawab dari masing-masing tugas pemeliharaan.
2. Terdapat situasi lanskap yang kurang indah dan kurang nyaman
Menurut hasil kuesioner dari pemilaian pengunjung terhadap keindahan dan kenyamanan pengunjung, cukup banyak pengunjung yang menyatakan
terdapat beberapa lanskap yang kurang memiliki tingkat keindahan yang alami dan dirasa mengganggu kenyamanan.
3. Kondisi fasilitas rekreasi yang kurang baik
Menurut hasil kuesioner dari pemilaian pengunjung terhadap kondisi fasilitas rekreasi cenderung menyatakan kurang baik. Beberapa fasilitas seperti
tempat dudukbangku taman, tempat bermain, toilet, tempat makan, tempat ibadah, tempat sampah, area parkir, dan shelter seharusnya menjadi alat
penunjang dari kegiatan rekreasi sehingga perlu perhatian pada pemeliharaannya. Kurangnya pemeliharaan pada fasilitas-fasilitas tersebut dapat mengganggu
kenyamanan pengunjung.
101 Peluang
1. Lokasi rekreasi yang berada di tengah ibukota Jakarta
Taman Impian Jaya Ancol memiliki lanskap pantai yang lokasinya jarang berada di tengah hiruk pikuk kota Jakarta sehingga memiliki daya tarik tersendiri
untuk dikunjungi. 2.
Kemudahan aksesibilitas Akses jalur tol Tanjung Priuk dan beroperasinya Transjakarta Busway
lebih memudahkan pengunjung dalam mencapai kawasan rekreasi TIJA. 3.
Adanya musim liburan Peningkatan jumlah pengunjung terjadi ketika adanya musim liburan
seperti liburan sekolah dan libur hari nasional hari besar keagamaan sehingga menyebabkan kawasan rekreasi menjadi padat oleh pengunjung. Hal ini
merupakan peluang positif bagi kawasan rekreasi TIJA. 4.
Peningkatan wisatawan dimasa yang akan datang Menurut data dari Departemen Pariwisata dan Kebudayaan 2010, trend
pariwisata tahun 2020 diperkirakan untuk perjalanan wisata dunia akan mencapai 1,6 milyar orang. Diantaranya 438 juta orang akan berkunjung ke kawasan Asia-
Pasifik. Melihat jumlah wisatawan yang sedemikian besar, maka kondisi ini memberikan peluang bagi industri pariwisata di Indonesia khususnya kawasan
rekreasi Taman Impian Jaya Ancol dalam meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan khususnya wisatawan mancanegara.
5. Kerjasama dengan berbagai pihak
Kerjasama yang dilakukan TIJA dengan pihak pemerintah yaitu pelaksanaan aksi bersih-bersih Ancol dengan mengajak masyarakat agar menjaga
kebersihan kawasan pantai sehingga kelestarian dari laut dan pantai Ancol dapat dinikmati dan dapat meningkatkan kepuasan pengunjung. Selain itu pihak
pengelola juga melakukan kerjasama dengan Dinas Peternakan untuk menjaga lingkungan Ancol agar tetap bersih dan nyaman melalui kegiatan penangkapan
satwa liar di sekitar kawasan rekreasi TIJA.
102 Ancaman
1. Adanya tingkat persaingan dengan kawasan rekreasi lain
Tempat rekreasi lain yang ada mampu menjadi pesaing dari kawasan rekreasi Taman Impian Jaya Ancol. Persaingan antar rekreasi semakin ketat, hal
ini dipicu dengan banyaknya tempat rekreasi yang bermunculan. 2.
Adanya gangguan akibat faktor alam dan perubahan iklim Faktor iklim dan cuaca yang tidak menentu sangat berpengaruh pada target
penyelesaian proses pemeliharaan yang berlangsung, terutama pada musim hujan yang sewaktu-waktu dapat menghentikan berjalannya kegiatan pemeliharaan.
Pada musim angin barat, arah angin dan arus air laut mengarah ke kawasan TIJA menyebabkan sampah terbawa kearah pantai sehingga pemandangan sekitar
lingkungan pantai menjadi kotor, ini dapat menjadi faktor pembatas pengunjung dalam menikmati panorama laut. Hal ini biasanya terjadi pada awal tahun atau
musim angin barat. Faktor alam yang terjadi biasanya seperti pasang surut laut yang dapat menyebabkan keselamatan dan kenyamanan dari pengunjung
terganggu.
Analisis Matriks IFE dan EFE Matriks IFE digunakan untuk mengetahui seberapa besar peran dari faktor
internal berupa kekuatan dan kelemahan pada pengelolaan lanskap Taman Impian. Sedangkan matriks EFE digunakan untuk mengidentifikasi seberapa besar
pengaruh faktor eksternal yaitu berupa peluang dan ancaman bagi Taman Impian. Setelah melakukan identifikasi faktor internal dan eksternal kemudian dilakukan
pemberian kuesioner untuk pengisian bobot dan peringkat rating dari kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang ada pada Taman Impian. Kuesioner
diberikan kepada tiga responden internal yang berasal dari Departemen Utilitas Kebersihan TIJA.
Pengisian kuesioner dilakukan untuk mendapatkan bobot dan peringkat rating dari setiap variabel dengan metode Paired Comparison Matrix. Nilai
bobot yang diperoleh dirata-ratakan untuk mendapatkan nilai bobot rata-rata dengan menjumlahkan nilai bobot setiap responden dari masing-masing variabel
lalu dibagi dengan jumlah responden. Langkah tersebut juga dilakukan dalam
103 pemberian peringkat rating untuk mendapatkan nilai peringkat rating rata-rata.
Nilai bobot rata-rata dan peringkat rating rata-rata dibutuhkan untuk mendapatkan nilai skor dengan cara mengalikan antara nilai bobot rata-rata
dengan nilai peringkat rata-rata dari setiap variabel Lampiran 12 dan 13. Analisis matriks IFE dan EFE dapat dilihat pada Tabel 18 dan 19.
Tabel 18. Analisis Matriks IFE Pengelolaan Lanskap Taman Impian
No Faktor Internal
Bobot Rataan
Rating Rataan
Skor bobot x
rating A
Kekuatan
1 Pembagian wilayah pemeliharaan yang baik
0,104 3,0
0,313 2
Pemeliharaan lanskap bermitra dengan kontraktor
0,106 3,3
0,352 3
Pemasaran dan promosi yang sudah cukup aktif
0,097 3,0
0,292 4
Pelaksanaan pemeliharaan dilakukan oleh tenaga kerja yang berpengalaman
0,113 3,0
0,340 5
Konsep pengelolaan sampah Ancol Zero Waste
0,125 3,7
0,463 6
Sistem manajerial administrasi tertata
dengan baik 0,111
3,3 0,367
B Kelemahan
1 SOP pemeliharaan belum berjalan secara
efektif 0,102
1,7 0,173
2 Terdapat situasi lanskap yang kurang indah
dan kurang nyaman 0,099
1,3 0,129
3 Kondisi fasilitas rekreasi yang kurang baik
0,141 1,0
0,141
Total 2,570
Tabel 19. Analisis Matriks EFE Pengelolaan Lanskap Taman Impian
No Faktor Eksternal
Bobot Rataan
Rating Rataan
Skor bobot x
rating A
Peluang
1 Lokasi rekreasi yang berada di tengah ibukota
Jakarta 0,115
3,7 0,426
2 Kemudahan aksesibilitas
0,123 3,3
0,406 3
Adanya musim liburan 0,179
3,7 0,661
4 Peningkatan wisatawan dimasa yang akan datang
0,135 3,0
0,405 5
Kerjasama dengan berbagai pihak 0,143
2,7 0,386
B Ancaman
1 Adanya tingkat persaingan dengan kawasan
rekreasi lain 0,135
1,3 0,175
2 Adanya gangguan akibat faktor alam dan
perubahan iklim 0,171
1,7 0,290
Total 2,749
104 Berdasarkan hasil analisis matriks IFE bahwa kekuatan utama dari
pengelolaan lanskap Taman Impian yaitu “konsep pengelolaan sampah Ancol Zero Waste” dengan nilai skor tertinggi sebesar 0,463. Sedangkan kelemahan
utama yaitu yaitu “terdapat situasi lanskap yang kurang indah dan kurang nyaman” dengan nilai skor terendah sebesar 0,129. Total skor dari analisis matriks
IFE untuk pengelolaan lanskap Taman Impian yaitu sebesar 2,570. Nilai ini menunjukkan kondisi internal dari pengelolaan lanskap Taman Impian berada
pada posisi rata-rata. Berdasarkan analisis matriks EFE bahwa peluang utama bagi pengelolaan
lanskap Taman Impian yaitu “adanya musim liburan” dengan nilai skor tertinggi sebesar 0,661. Sedangkan ancaman utama yaitu “adanya gangguan akibat faktor
alam dan perubahan iklim” dengan nilai skor tertinggi sebesar 0,290. Nilai total skor dari analisis matriks EFE yaitu sebesar 2,749. Hal ini menunjukkan
kemampuan Taman Impian dalam merespon peluang dan ancamannya berada pada posisi rata-rata.
B. Tahap Pencocokan Matching Stage
Analisis Matriks IE Proses analisis matriks IE yaitu dengan mengkombinasikan nilai skor yang
didapatkan dari matriks IFE dan matriks EFE untuk dipetakan ke dalam matriks IE sehingga dapat diketahui posisi pengelolaan lanskap Taman Impian saat ini
Gambar 36.
Total Skor IFE
4,0 Kuat 3,0 Rata-Rata 2,0 Lemah 1,0
Tinggi
3,0
Total Skor EFE
Menengah 2,0
Rendah 1,0
Gambar 36. Analisis Matriks IE Pengelolaan Lanskap Taman Impian I
II III
IV V
VI
VII VIII
IX
105 Berdasarkan Gambar 36 dapat dilihat hasil dari analisis matriks IE yang
menggambarkan posisi pengelolaan lanskap Taman Impian berada pada kuadran V yaitu pada posisi hold and maintain dengan jumlah total skor IFE sebesar 2,570
dan jumlah total skor EFE sebesar 2,749. Pada posisi hold and maintain yang disarankan ialah strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk yang dalam
hal ini mempertahankan dan meningkatkan kualitas pengelolaan lanskap rekreasi TIJA.
Strategi yang muncul pada matriks IE bersifat general atau umum sehingga diperlukan analisis lanjutan, yaitu analisis SWOT untuk merumuskan
strategi yang lebih spesifik.
Analisis Matriks SWOT Matriks SWOT merupakan tahap pencocokan dimana variabel
internal yaitu kekuatan dan kelemahan akan dicocokan dengan variabel eksternal yaitu peluang dan ancaman yang berasal dari identifikasi matriks IFE Internal
Factor Evaluation dan matriks EFE External Factor Evaluation. Pada tahap ini akan diformulasikan strategi yang layak dikembangkan untuk perusahaan. Strategi
yang disarankan ada empat yaitu strategi SO Strengths-Opportunities, WO Weakness-Opportunities, ST Strengths-Threats dan WT Weakness-Threats.
Hasil dari formulasi strategi matriks SWOT pengelolaan lanskap Taman Impian dapat dilihat pada Tabel 20.
106
Faktor Internal Faktor Eksternal
KEKUATAN S 1.
Pembagian wilayah pemeliharaan yang baik
2. Pemeliharaan lanskap
bermitra dengan kontraktor
3. Pemasaran dan promosi
yang sudah cukup aktif 4.
Pelaksanaan pemeliharaan dilakukan oleh tenaga
kerja yang berpengalaman 5.
Konsep pengelolaan sampah Ancol Zero Waste
6. Sistem manajerial
administrasi tertata dengan baik
KELEMAHAN W 1.
SOP pemeliharaan belum berjalan secara efektif
2. Terdapat situasi lanskap
yang kurang indah dan kurang nyaman
3. Kondisi fasilitas rekreasi
yang kurang baik
PELUANG O 1.
Lokasi rekreasi yang berada di tengah ibukota
Jakarta 2.
Kemudahan aksesibilitas 3.
Adanya musim liburan 4.
Peningkatan wisatawan dimasa yang akan datang
5. Kerjasama dengan
berbagai pihak
Strategi S-O 1.
Mempertahankan dan mengembangkan konsep
Ancol Zero Waste sebagai bentuk pengelolaan
lingkungan dalam kawasan rekreasi sehingga
tetap terjaga kualitas dan kuantitas lanskap TIJA
S2,S4,S5,O1,O2,O5
2. Mempertahankan
hubungan kerjasama yang baik dengan berbagai
pihak dalam melestarikan lanskap rekreasi
S1,S2,O3,O4,O5
Strategi W-O
3. Memperhatikan mobilitas
pengunjung dengan pengaturan penempatan
tenaga kerja disertai dengan peningkatan
disiplin dalam pelaksanaan kegiatan
pemeliharaan W2,W3,O1,O2,O3,O4
4. Meningkatan sistem
pengawasan dan pemantauan pekerjaan
pemeliharaan dari pihak pengelola dalam
koordinasi di lapang W1,W2,W3,O3,O4
ANCAMAN T 1.
Adanya tingkat
persaingan dengan kawasan rekreasi lain
2. Adanya gangguan akibat