14 dari setiap variable dengan metode Paired Comparison Matrix. Data sekunder
dapat diperoleh dari studi dokumen yang berasal dari pihak pengelola serta sumber lainnya. Data yang dikumpulkan berupa data aspek fisik, aspek biofisik,
aspek sosial ekonomi, dan aspek pengelolaan Tabel 1.
4. Pengolahan data dan analisis
Tahap ini merupakan tahap dimana dilakukan pengolahan data dari hasil pengumpulan data yang disusun dan diolah untuk mendapatkan informasi
mengenai kondisi pengelolaan lanskap kawasan rekreasi TIJA. Pada tahap analisis dilakukan pendekatan analisis kualitatif deskriptif dan kuantitatif formulasi
strategi. Tabel 1. Jenis Data yang Dibutuhkan
No Aspek
Jenis data Cara
pengambilan Sumber
1 Fisik
Deskripsi Umum Studi dokumen
Pihak pengelola Letak dan Luas
Studi dokumen, survei
Pihak pengelola, observasi lapang
Aksesibilitas Survei
Observasi lapang 2
Biofisik Iklim Curah hujan,
suhu, kelembaban, kecepatan angin
Studi dokumen Badan Meteorologi
dan Geofisika BMG
Tanah dan topografi Studi dokumen
Pihak pengelola Hidrologi
Studi dokumen, survei
Pihak pengelola, observasi lapang
Vegetasi dan satwa Studi dokumen,
survei Pihak pengelola,
observasi lapang Visual kualitas
pemandangan Survei
Observasi lapang 3
Sosial ekonomi
Sejarah kawasan Studi dokumen
Pihak pengelola Jumlah pengunjung
Studi dokumen Pihak pengelola
Karakteristik dan persepsi pengunjung
Survei Observasi lapang
Masyarakat sekitar Survei
Observasi lapang 4
Pengelolaan Struktur organisasi
Studi dokumen Pihak pengelola
Sistem pengelolaan Studi dokumen
Pihak pengelola Jadwal pengelolaan
Studi dokumen Pihak pengelola
Alat dan bahan Studi dokumen,
survei Pihak pengelola,
observasi lapang Anggaran biaya
Studi dokumen Pihak pengelola
Tenaga kerja Studi dokumen,
survei Pihak pengelola
Observasi lapang Kapasitas kerja
Survei Observasi lapang
15 a.
Analisis deskriptif kualitatif Analisis deskriptif digunakan untuk mendapatkan gambaran secara
menyeluruh mengenai kondisi riil perusahaan. Analisis deskriptif bertujuan menganalisis potensi dan kendala yang terdapat pada aspek fisik, biofisik, sosial
ekonomi, dan pengelolaan yang dilakukan dengan penjabaran hasil pengamatan data yang diperoleh melalui pengamatan langsung di lapang, wawancara, serta
studi dokumen. Melalui pengamatan ini dapat diketahui kondisi internal dan eksternal TIJA.
b. Formulasi Strategi Analisis kuantitatif
Proses perumusan strategi pada kerangka formulasi strategi yang terdiri dari tahap masukan input stage, tahap pencocokan matching stage, dan tahap
keputusan decision stage. Tahap Masukan Input Stage
Analisis faktor internal bertujuan mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan. Analisis faktor eksternal digunakan untuk
menganalisis peluang dan ancaman yang terjadi akibat adanya fenomena- fenomena pada lingkungan eksternal perusahaan David 2009.
Matriks IFE Internal Factor Evaluation digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor internal perusahaan berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan yang
dianggap penting. Matriks EFE External Factor Evaluation digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor eksternal perusahaan. Pada matriks analisis EFE
dikembangkan daftar peluang yang dapat dimanfaatkan dan ancaman yang harus dihindari.
Tahap-tahap untuk menyusun matriks IFE dan matriks EFE adalah sebagai berikut:
1. menyusun daftar faktor-faktor utama yang merupakan faktor kunci
keberhasilan critical success factors untuk faktor internal kekuatan dan kelemahan dan eksternal peluang dan ancaman perusahaan;
2. menentukan bobot dari faktor kunci keberhasilan. Penentuan bobot dilakukan
dengan mengajukan identifikasi faktor internal dan eksternal kepada pihak pengelola dengan menggunakan metode ”Paired Comparison” perbandingan
16 berpasangan. Metode ini digunakan untuk memberikan penilaian terhadap
bobot setiap variabel penentu internal dan eksternal dengan membandingkan setiap variabel pada baris horizontal dengan variabel pada kolom vertikal
Tabel 2. Penentuan bobot setiap variabel menggunakan skala 1 jika
indikator horizontal kurang penting dibandingkan indikator vertikal, skala 2 jika indikator horizontal sama penting dibandingkan indikator vertikal, skala
3 jika indikator horizontal sangat penting dibandingkan indikator vertikal Purwono et al. 2009;
Tabel 2. Penilaian Bobot Faktor Internal dan Eksternal
Faktor InternalEksternal
A B
C D
... Total
Bobot A
B C
D ...
Total Sumber: Kinnear dan Taylor 1991
Bobot untuk setiap variabel faktor strategis diperoleh dengan menentukan total nilai setiap variabel terhadap jumlah nilai keseluruhan faktor variabel
dengan menggunakan rumus Kinnear dan Taylor 1991: ai = Xi
∑
n
Xi
i=1
Bobot yang diperoleh berkisar antara 0,0 tidak penting hingga 1,0 sangat penting untuk masing-masing faktor. Jumlah seluruh bobot harus sama
dengan 1,0. 3.
menurut Rangkuti 1997, penentukan peringkat rating untuk setiap faktor internal dan eksternal dengan nilai 1-4. Nilai peringkat faktor positif
kekuatan dan peluang berbanding terbalik dengan faktor negatif kelemahan dan ancaman. Jika faktor positif tingkat kepentingannya sangat penting
bernilai 4, penting bernilai 3, cukup penting bernilai 2, dan tidak penting
Dimana : ai = bobot variabel ke-I i = 1,2,3,...,n n = jumlah variabel Xi = nilai variabel ke-i
17 bernilai 1, sedangkan jika faktor negatif memiliki tingkat kepentingan sangat
penting bernilai 1, penting bernilai 2, cukup penting bernilai 3, dan tidak penting bernilai 4;
4. mengalikan nilai bobot dengan nilai rating untuk mendapatkan skor
pembobotan kemudian semua hasil kali tersebut dijumlahkan secara vertikal untuk mendapatkan skor total pembobotan. Hasil pembobotan dan peringkat
rating berdasarkan analisis situasi perusahaan dimasukkan dalam Matriks IFE Tabel 3 dan Matriks EFE Tabel 4;
Tabel 3. Analisis Matriks Internal Factor Evaluation IFE
Faktor Internal Bobot
Rating Skor Bobot x Rating
Kekuatan Strengths S1
S2 Sn
Kelemahan Weaknesses W1
W2 Wn
Total Sumber: David 2009
Berapapun banyaknya faktor yang dimasukkan ke dalam matriks IFE, total skor pembobotan berkisar antara 1,0 sampai 4,0 dengan rata-rata 2,5. Total
skor IFE antara 3,0 - 4,0 mengindikasikan kondisi internal perusahaan kuat, skor antara 2,0 - 2,99 mengindikasikan kondisi internal perusahaan rata-rata,
dan skor antara 1,0 – 1,99 mengindikasikan kondisi internal perusahaan lemah.
Tabel 4. Analisis Matriks External Factor Evaluation EFE
Faktor Eksternal Bobot
Rating Skor Bobot x Rating
Peluang Oppotunities O1
O2 On
Ancaman Threats T1
T2 Tn
Total Sumber: David 2009
18 Demikian pula dengan matriks EFE, banyaknya jumlah peluang dan ancaman
yang dimasukkan ke dalam matriks EFE, total skor pembobotan berkisar antara 1,0 sampai 4,0 dengan rata-rata 2,5. Total skor EFE dikelompokkan
dalam kuat antara 3,0 – 4,0 berarti perusahaan merespon kuat terhadap peluang dan ancaman yang mempengaruhi perusahaan, skor rata-rata antara
2,0 – 2,99 berarti perusahaan merespon sedang terhadap peluang dan ancaman yang ada dan skor termasuk lemah antara 1,0 – 1,99 berarti
perusahaan tidak dapat merespon peluang dan ancaman yang ada.
Tahap Pencocokan Matching Stage Tahap pencocokan merupakan tahapan untuk mengetahui posisi
perusahaan agar dapat dihasilkan alternatif strategi yang layak, tetapi bukan strategi prioritas dengan memadukan faktor-faktor internal dan eksternal yang
telah dihasilkan pada tahap masukan input stage. Pada tahap pencocokan ini digunakan alat analisis Matriks IE dan Matriks SWOT.
1. Analisis Matriks IE Internal-External
Menurut David 2009 matriks IE didasari pada dua dimensi kunci yaitu total skor IFE pada Sumbu X dan total skor EFE pada Sumbu Y. Pada Sumbu X
Matriks IE total skor antara 1,0 – 1,99 dianggap rendah atau lemah, nilai antara 2,0 – 2,99 dianggap rata-rata atau menengah dan nilai antara 3,0 – 4,0 dianggap
tinggi atau kuat Gambar 4.
Total Skor IFE
4,0 Kuat 3,0 Rata-Rata 2,0 Lemah 1,0
Total Skor
Tinggi
EFE 3,0
Menengah 2,0
Rendah 1,0
Gambar 4. Matriks IE Internal-External I
II III
IV V
VI
VII VIII
IX
Sumber: David 2009
19 Matriks IE mempunyai sembilan sel strategi yang dapat dikelompokkan
menjadi tiga daerah utama yang memiliki implikasi strategi yang berbeda yaitu: a.
Growth and build Tumbuh dan Kembangkan untuk Kuadran Sel I, II, dan IV yang merupakan upaya intensif perusahaan itu sendiri atau upaya diversifikasi;
b. Hold and maintain Pertahankan dan Pelihara untuk Kuadran Sel III, V, dan
VII yaitu strategi yang diterapkan seperti penetrasi pasar dan pengembangan produk;
c. Harvest or divest Panen atau Divestasi untuk Kuadran Sel VI, VIII, dan IX
yaitu strategi usaha memperkecil usaha yang telah dijalankan.
2. Analisis SWOT Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats
Rangkuti 1997 mengungkapkan matriks SWOT merupakan alat yang digunakan untuk menyusun faktor-faktor strategis dalam perusahaan. Matriks
SWOT dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan
kelemahan yang dimilikinya Tabel 5. Tabel 5. Matriks SWOT
Sumber: Rangkuti 1997
Tahap Keputusan Decision Stage Tahap terakhir dari formulasi strategi yaitu tahap pengambilan keputusan.
Tahap pengambilan keputusan dengan melakukan pembuatan tabel rangking alternatif strategi. Penentuan prioritas dari strategi yang dihasilkan dilakukan
dengan memperhatikan faktor-faktor yang saling terkait. Langkah-langkah pembuatan tabel rangking alternatif strategi ialah sebagai berikut:
Internal Eksternal
Kekuatan Strengths – S
Kelemahan Weaknesses – W
Peluang Opportunities – O
Strategi SO
Menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang
sebesar-besarnya
Strategi WO
Minimalkan kelemahan dengan memanfaatkan peluang
Ancaman Threats – T
Strategi ST
Menggunakan kekuatan untuk menghindari ancaman
Strategi WT
Meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman
20 1.
menyusun daftar strategi yang dihasilkan dari matriks SWOT; 2.
melakukan penjumlahan skor pembobotan dari masing-masing strategi yang saling terkait. Skor yang digunakan yang ada pada matriks IFE dan EFE;
3. melakukan perangkingan yang ditentukan berdasarkan urutan jumlah skor
terbesar sampai terkecil dari semua strategi yang ada. Perangkingan ini dilakukan secara subjektif dimana strategi akan berupa usaha
memaksimumkan kekuatan dan peluang serta meminimumkan ancaman dan kelemahan. Berikut ini adalah tabel rangking alternatif strategi yang diuraikan
pada Tabel 6.
Tabel 6. Tabel Rangking Alternatif Strategi
Sumber: Rangkuti 1997
5. Sintesis