89 Biasanya dilakukan minimal satu kali dalam sebulan untuk melihat hasil
pekerjaan pemeliharaan yang dilakukan sudah sesuai standar penampilan serta mencari permasalahan-permasalahan yang terdapat di kawasan rekreasi. Dalam
pelaksanaan inspeksi, pengelola membawa form penilaian kontraktor yang nantinya akan didiskusikan dalam rapat. Form penilaian kontraktor bertujuan
untuk mengetahui kinerja kontraktor dan diharapkan kontraktor dapat menjadi lebih baik dalam pekerjaan untuk periode selanjutnya Lampiran 11. Form
penilaian kontraktor ini berisi penilaian mengenai kriteria umum dan kriteria khusus lingkup pekerjaan serta catatan pemberian memo dan catatan-catatan
penting selama pelaksanaan pekerjaan. Kegiatan ini dilanjutkan dengan mengadakan rapat koordinasi yang dihadiri oleh General Manager, Kepala
Bidang Manager, Kepala Bagian, dan Kepala Seksi pengawas staf untuk mencari solusi terhadap permasalahan yang ada serta pemberitahuan tentang
perubahan instruksi.
4.3.8 Kapasitas dan Efektivitas Kerja Pelaksanaan Pemeliharaan
Keberhasilan dalam pemeliharaan dipengaruhi oleh sumber daya manusia sebagai tenaga kerja pelaksana pemeliharaan. Efektivitas kerja para operator
taman menentukan efisiensi biaya pemeliharaan taman yang dilakukan. Apabila operator bekerja dengan efektif sesuai dengan kemampuan tenaga dan
keterampilannya maka biaya pemeliharaan yang dianggarkan mungkin dapat dimanfaatkan secara optimal. Efektivitas kerja operator pemeliharaan taman
sangat ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut Arifin dan Arifin 2005: 1.
motivasi kerja dan tingkat keterampilan yang dimiliki para operator pemeliharaan taman;
2. sistematika jadwal perencanaan pemeliharaan taman;
3. ketersediaan alat dan bahan yang sesuai dengan kebutuhan;
4. tingkat pengawasan pekerjaan di lapangan;
5. kelancaran komunikasi antara pimpinan dengan para mandor dan antara
mandor dengan operatorpekerja pemeliharaan taman di lapangan. Waktu efektif adalah waktu yang dipergunakan secara produktif untuk
melakukan pekerjaan pemeliharaan. Waktu efektif kerja pelaksanaan pekerjaan
90 pemeliharaan sekitar 8 jam setiap harinya. Perhitungan kapasitas kerja
membutuhkan tiga elemen yakni hasil luasan pekerjaan yang dilakukan, jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan, dan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk
pekerjaan pemeliharaan tersebut. Adapun Kapasitas kerja kegiatan pemeliharaan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
� � � � � = � � �� 2
�ℎ � ��� � � � � � ��
�
Kapasitas dan efektivitas kerja merupakan dua faktor yang perlu diperhitungkan dalam pelaksanaan kegiatan pemeliharaan. Sehingga hasil kerja
yang dihasilkan dari suatu pekerjaan pemeliharaan dan sistem yang berlaku dapat mencapai nilai yang optimal. Untuk mengetahui kualitas kerja kontraktor
pemeliharaan di Taman Impian dapat dilakukan analisis kapasitas kerja berdasarkan pengamatan dilapang. Kemudian hasil tersebut dibandingkan dengan
standar kapasitas kerja ideal berdasarkan Arifin dan Arifin 2005 Tabel 16. Tabel 16. Perbandingan Kapasitas Kerja Kegiatan Pemeliharaan
No Jenis Pekerjaan
Pemeliharaan Pustaka
Kontraktor A Kontraktor B
Kontraktor C KK
jamorg KK
jamorg EF
KK jamorg
EF KK
jamorg EF
1 Penyapuan rumput
400 m
2
428 m
2
107 440 m
2
110 420 m
2
105 2
Penyapuan perkerasanjalan 800 m
2
958 m
2
120 980 m
2
123 978 m
2
122,3 3
Penyiraman dengan menggunakan mobil tangki
700 m
2
717 m
2
102 751 m
2
107 725 m
2
103,6 4
Penyiraman pohon dengan selang plastik
15 pohon 11 pohon
73 14 pohon
93 13 pohon
86,7 5
Pemangkasan rumput dengan mesin gendong
250 m
2
245 m
2
98 350 m
2
140 322 m
2
129 6
Pemangkasan semak dan tanaman penutup tanah
dengan gunting pangkas 10 m
2
7 m
2
70 7,5 m
2
75 7,1 m
2
71 7
Pemangkasan pohon dengan menggunakan gergaji galah
- 20 pohon
- 25 pohon
- 22 pohon
- 8
Penyiangan dan pendangiran tanaman semak dan penutup
tanah dengan kored 40 m
2
38 m
2
95 58 m
2
145 52 m
2
130 9
Penyemprotan pestisida pada tanaman penutup tanah
dengan sprayer gendong 500 m
2
298 m
2
60 390 m
2
78 320 m
2
64 10
Pemupukan pupuk anorganik pada rumput dan tanaman
penutup tanah 200 m
2
120 m
2
60 120 m
2
60 125 m
2
62.5 11
Penyulaman tanaman rumput lempeng
10 m
2
10 m
2
100 16 m
2
160 12 m
2
120 12
Penyulaman semak dan tanaman penutup tanah
3 m
2
2,8 m
2
93,3 4 m
2
133 3 m
2
100 Keterangan :
Sumber : =
Tidak disebutkan Pustaka
= Arifin dan Arifin 2005
Kontraktor A =
PT Multi Cipta Grahamas Kontraktor B
= PT Total Landscape Persada
EF =
KK x 100 Kontraktor C
= PT Citra Mutia Mandiri
Pustaka KK
= Kapasitas Kerja
EF =
Efektivitas Kerja
91
Dengan mengetahui kapasitas kerja maka dapat direncanakan jumlah kebutuhan tenaga kerja yang sesuai dengan luasan taman yang akan dipelihara.
Berdasarkan perbandingan kapasitas kerja antara pengamatan lapang dan pustaka maka efektivitas pekerjaan terbagi menjadi dua, yaitu pekerjaan yang dilakukan
secara efektif diatas 100 dan pekerjaan yang dilakukan secara tidak efektif dibawah 100.
Perbedaan kapasitas kerja yang didapat dari hasil perhitungan pada Tabel 16, dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:
1. Kemampuan dan pengetahuan tenaga kerja yang berbeda-beda
Masing-masing tenaga kerja memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Hal ini tentu akan mempengaruhi terhadap hasil dan kapasitas kerja yang diperoleh.
2. Umur Mesin
Masa efektif dari mesin pangkas gendong kurang lebih selama 3 tahun, setelah lewat dari masa efektifnya mesin ini masih dapat digunakan, tetapi perlu
dirawat secara intensif. 3.
Kondisi cuaca Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi tercapainya target pekerjaan
seperti pada musim hujan pertumbuhan gulma sangat cepat sedangkan waktu kerja untuk tenaga kerja berkurang disebabkan turunnya hujan.
4. Ketahanan tubuh tenaga kerja
Umur serta kondisi fisik dari pekerja akan mempengaruhi terhadap luasan yang didapat.
5. Tanggung jawab terhadap pekerjaan yang diberikan
Kurangnya kedisiplinan tenag kerja dalam mengatur waktu untuk menyelesaikan pekerjaannya, sehingga banyak waktu yang terbuang. Dalam
hal ini dibutuhkan loyalitas yang tinggi bagi pekerja terhadap pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.
6. Pengawasan dan pengarahan dari mandor
Latar belakang pendidikan pengawas lapang sangat mendukung penguasaan terhadap permasalahan yang dijumpai di lapang. Pengawas dituntut bekerja
secara aktif, kreatif, dan inovatif dalam menghadapi permasalahan di lapang.
92 7.
Motivasi kerja Keterlambatan pembayaran gaji tenaga kerja juga sangat berpengaruh
terhadap hasil kerja di lapang, Hal ini perlu diperhatikan bagi masing-masing kontraktor.
4.3.9 Karakteristik dan Persepsi Pengunjung Pengunjung merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk
mengukur tingkat keberhasilan dari suatu kawasan rekreasi. Untuk mengetahui persepsi pengunjung TIJA maka dilakukan penyebaran kuisioner dengan metode
purposive sampling. Pengambilan sampel dengan tujuan tertentu dan unsur random tidak berperan penuh Nasir 1999. Responden yang mengisi kuesioner
ditetapkan sejumlah 30 orang pengunjung terdiri dari 15 orang perempuan 50 dan 15 orang laki-laki 50, dengan kelompok umur pengunjung 15-24 tahun
sebanyak 57, sebanyak 47 pengunjung dengan pendidikan SMA dan mayoritas pengunjung berasal dari wilayah Jabodetabek 67.
Frekuensi kunjungan ke TIJA dalam satu tahun yaitu 50 pengunjung menjawab 6 bulan sekali. Sebanyak 87 responden mengunjungi TIJA dengan
tujuan rekreasibermain yang dilakukan pada saat liburan sekolah dan libur hari nasional bersama teman 44 dan keluarga 40. Sebanyak 43 responden
mengatakan aktivitas yang dilakukan saat rekreasi yaitu aktivitas fisik seperti bermain, berenang, dan jogging. Hal ini dikarenakan atraksi rekreasi yang
disediakan sangat berhubungan dengan kegiatan fisik yaitu didukung dengan adanya laut dan pantai yang merupakan lanskap alami dari TIJA. Dari tingkat
kepuasan pengunjung saat datang dan berekreasi di TIJA diperoleh sebanyak 50 pengunjung menyatakan cukup puas. Namun hal ini perlu diperhatikan oleh
pengelola TIJA untuk selalu memberikan pelayanan yang terbaik kepada pengunjung agar tetap merasa puas saat berekreasi.
Pengunjung yang mengetahui keberadaan TIJA diperoleh sebanyak 47 pengunjung mengetahui TIJA dari teman, 37 pengunjung mengetahui TIJA dari
iklan, 6 pengunjung mengetahui TIJA dari internetwebsite, sedangkan 10 pengunjung menjawab lainnya yang mayoritas mengetahui keberadaan TIJA dari
keluarga terdekat maupun karena lokasi kawasan rekreasi berdekatan dengan
93 tempat tinggal pengunjung Gambar 31. Dari hasil tersebut terlihat bahwa
promosi melalui mulut ke mulut dinilai cukup efektif karena dapat memberikan dampak terhadap peningkatan jumlah pengunjung TIJA. Promosi melalui iklan
sudah cukup efektif namun masih perlu ditingkatkan karena tingkat frekuensi periklanan yang terbilang rendah. Sedangkan promosi melalui internetwebsite
dinilai masih kurang efektif karena budaya masyarakat lokal yang masih belum dapat memanfaatkan kemajuan teknologi. Hal ini dapat menjadi perhatian bagi
pihak pengelola untuk meningkatkan pemasaran dan promosi. Pemasaran dan promosi yang baik akan berdampak pada peningkatan nilai jual kawasan rekreasi
TIJA.
Gambar 31. Karakteristik Pengunjung Berdasarkan yang Mengetahui Keberadaan TIJA
Berdasarkan hasil survei persepsi pengunjung terhadap keindahan Gambar 32 dan kenyamanan Gambar 33, sebagian pengunjung menyatakan bahwa
kawasan rekreasi TIJA cukup indah 33,3 dan cukup nyaman 33,3. Namun tidak sedikit yang menyatakan bahwa terdapat area yang kurang indah 50 dan
kurang nyaman 36,7. Oleh karena itu, dibutuhkan peningkatan terhadap kualitas lingkungan kawasan rekreasi sehingga akan tercipta suatu kenyamanan
bagi para pengunjung.
Gambar 32. Persepsi Pengunjung terhadap Keindahan
47 37
6 10
Teman Iklan
Internetwebsite Lainnya
5 10
15 20
Tidak indah Kurang
indah Cukup
indah Indah
Sangat indah
Ju m
la h
P e
n g
u n
ju n
g
Tingkat keindahan
94
Gambar 33. Persepsi Pengunjung terhadap Kenyamanan Salah satu faktor yang penting dari kawasan rekreasi yaitu kondisi fisik dari
fasilitas yang disediakan di TIJA yang meliputi tempat duduk, tempat bermain, toilet, tempat makan, tempat ibadahmushola, ketersediaan tempat sampah, area
parkir, dan shelter Gambar 34. Berdasarkan hasil survei dengan pengunjung, diperoleh bahwa kondisi fungsional dan estetika dari tempat duduk sebanyak 20
pengunjung menyatakan tidak baik, 30 pengunjung menyatakan kurang baik, 26,7 pengunjung menyatakan cukup baik dan 23,3 pengunjung menyatakan
baik. Hal ini menunjukkan bahwa tempat duduk yang berada pada area pantai kurang berfungsi dengan baik dan keadaan materialnya kurang bagus rusak juga
disekitar tempat duduk tidak ditanami pepohonan yang dapat meneduhkan, terbukti dari sebagian pengunjung memilih untuk duduk di hamparan pasir. Dalam
hal ini memerlukan peningkatan pemeliharaan agar kondisinya menjadi lebih baik.
Persepsi pengunjung terhadap toilet diperoleh sebanyak 13,3 pengunjung menyatakan tidak baik, 23,3 pengunjung menyatakan kurang baik, 30
pengunjung menyatakan cukup baik, 23,3 pengunjung menyatakan baik, dan 10 pengunjung menyatakan sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa toilet di
kawasan rekreasi TIJA sudah cukup baik, sejalan dengan adanya kontraktor yang berfokus pada kebersihan toilet. Namun tidak sedikit yang menyatakan toilet
dalam keadaan tidak baik. Dalam hal ini pihak pengelola harus lebih memperhatikan akan kebutuhan pengunjung terhadap toilet dan tetap
meningkatkan pemeliharaannya agar menjadi lebih baik. Persepsi pengunjung terhadap fasilitas tempat makan seperti kafe dan resto
diperoleh sebanyak 10 pengunjung menyatakan tidak baik, 26,7 pengunjung
5 10
15
Tidak nyaman
Kurang nyaman
Cukup nyaman
Nyaman Sangat
nyaman
Ju m
la h
P e
n g
u n
ju n
g
Tingkat kenyamanan
95 menyatakan kurang baik, 30 pengunjung menyatakan cukup baik, 26,7
pengunjung menyatakan baik, dan 6,6 pengunjung menyatakan sangat baik. Hal ini sesuai dengan keadaan di lapang yang terbukti dari tempat makan pada
kawasan rekreasi sudah memadai bahkan sebagian besar memiliki ciri khas yang memanfaatkan view laut. Namun perlu juga peningkatan terhadap pemeliharaan
agar tetap terlihat menarik dan penempatan dari kios-kios harus diperhatikan karena kondisinya yang terlalu crowded. Pada beberapa titik lokasi tempat makan
menghalangi jogging track. Persepsi pengunjung terhadap tempat ibadahmushola diperoleh sebanyak
10 pengunjung menyatakan kurang baik, 53,3 pengunjung menyatakan cukup baik, 30 pengunjung menyatakan baik, 6,7 pengunjung menyatakan sangat
baik. Hal ini menunjukkan bahwa fasilitas tempat ibadah sudah cukup baik. Hal ini sesuai dengan di lapang, mushola maupun tempat wudhu dalam keadaan bersih
dan terawat serta disediakan pula alat sholat. Untuk memberikan kenyamanan yang lebih baik lagi maka perlu peningkatan terhadap pemeliharaan fasilitas agar
pengunjung tetap merasa nyaman. Persepsi pengunjung terhadap tempat sampah diperoleh sebanyak 26,7
pengunjung menyatakan kurang baik, 36,6 pengunjung menyatakan cukup baik, 26,7 pengunjung menyatakan baik, dan 10 pengunjung yang menyatakan
sangat baik. Dalam hal ini pada area pantai perlu diperhatikan dari ketersediaan tempat sampah karena letaknya yang bisa dipindah-pindahkan sehingga banyak
tong sampah yang tidak terdapat pada tempat yang sebenarnya, ini menyebabkan pengunjung sulit untuk menemukan tempat sampah dan akhirnya membuang pada
sembarang tempat. Sedangkan pada area jalan protokol ketersediaan tempat sampah sudah cukup baik, pada setiap titik lokasi terdapat tempat sampah yang
dibedakan dengan 3 jenis sampah tiap tongnya, yaitu sampah organik, sampah anorganik, dan sampah sisa makanan. Dengan adanya jenis sampah seperti ini
akan memberikan dampak kedisiplinan terhadap pengunjung untuk menjaga kebersihan lingkungan rekreasi. Namun perlu diperhatikan dari kebersihan fisik
dari tempat sampah yang harus di lap atau di pelihara agar tetap bersih dan tidak berbau.
96 Persepsi pengunjung terhadap area parkir diperoleh sebanyak 26,7
pengunjung menyatakan kurang baik, 40 pengunjung menyatakan cukup baik, 30 pengunjung menyatakan baik, dan hanya 3,3 yang menyatakan sangat baik.
Luasan area parkir sudah memadai untuk menyimpan kendaraan pengunjung, serta di lengkapi dengan sistem keamanan yang di jaga oleh security. Hal ini
dilakukan untuk memberi rasa aman dan nyaman ketika pengujung berekreasi. Namun perlu diperhatikan terhadap perkerasan yang rusak untuk segera diganti
demi keamanan pengunjung serta pemeliharaan yang perlu ditingkatkan. Persepsi pengunjung terhadap shelter bus wara-wiri diperoleh sebanyak
30 pengunjung menyatakan cukup baik, 16,7 pengunjung menyatakan baik, dan tidak sedikit pula pengunjung yang menyatakan kurang baik 33,3 dan
tidak baik 20. Hal ini menunjukkan bahwa shelter bus ini keadaannya kurang baik dan kurang terawat, namun pengunjung tetap menyatakan cukup baik dari
segi fungsional yang memberikan kemudahan keliling kawasan rekreasi dengan adanya shelter bus ini. Namun pada pengamatan lapang, shelter ini terkadang
digunakan untuk tempat berkumpul. Hal ini memerlukan perhatian dari pihak pengelola agar meningkatkan kualitas kondisi shelter demi terciptanya suatu
kenyamanan dan pengembalian fungsi dari shelter sebagai tempat untuk naik- turun pengunjung dari bus.
Gambar 34. Persepsi Pengunjung Terhadap Kondisi Fisik Fasilitas
2 4
6 8
10 12
14 16
18
Tidak baik Kurang baik
Cukup baik
Baik Sangat
baik Jum
la h P
e ng
unj ung
Tempat duduk Toilet
Tempat makan Tempat ibadahmushola
Tempat sampah Area parkir
Shelter bus
97 Harapan pengunjung merupakan kepedulian sekaligus aspirasi dari
pengunjung terhadap keberlanjutan kawasan TIJA. Berdasarkan hasil survei diperoleh sebanyak 10 pengunjung memiliki harapan terhadap aspek harga tiket
masuk lebih terjangkau, 13 pengunjung pada aspek peningkatan kualitas pelayanan, 44 pengunjung pada peningkatan kualitas fasilitas rekreasi, dan 33
pengunjung pada aspek kepedulian terhadap lingkungan rekreasi Gambar 35. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas pengunjung memiliki harapan terhadap
peningkatan kualitas fasilitas rekreasi karena masih terdapat fasilitas yang kurang terpelihara seperti tempat duduk, toilet, shelter, dan sebagainya. Persentase
selanjutnya disusul oleh pengunjung yang memiliki harapan terhadap peningkatan kualitas lingkungan rekreasi yang biasanya mengalami penurunan saat lanskap
rereasi menerima pengunjung dalam jumlah yang besar. Harapan lainnya terhadap aspek peningkatan kualitas pelayanan yang penting untuk diperhatikan agar dapat
menarik minat pengunjung seperti keramahan dan keterampilan dari jasa pelayanan sehingga pengunjung tetap nyaman berada di kawasan rekreasi.
Selanjutnya terhadap aspek harga, sebagian pengunjung menilai harga masuk TIJA cukup terjangkau dan dapat dinikmati oleh semua golongan masyarakat. Hal
ini perlu disesuaikan dengan peningkatan dari aspek fasilitas maupun pelayanan yang diberikan.
Gambar 35. Harapan Pengunjung Terhadap TIJA
10 13
44 33
Harga tiket masuk lebih terjangkau Peningkatan kualitas pelayanan
Peningkatan kualitas fasilitas rekreasi Kepedulian terhadap lingkungan rekreasi
98
4.3.10 Formulasi Strategi Pengelolaan Lanskap Taman Impian A. Tahap Masukan