Lanskap pantai Lanskap dan Taman Rekreasi Pantai

4

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Lanskap pantai

Lanskap merupakan bentang alam dengan karakteristik tertentu yang dapat digolongkan sebagai lanskap yang baik beauty bila memiliki kesatuan harmoni dalam hubungan antara seluruh komponen pembentuknya, dan dikatakan tidak baik bila tidak terdapat unsur kesatuan unity diantara komponen-komponen pembentuknya Simonds 1983. Pantai merupakan salah satu elemen utama lanskap yang meliputi daerah-daerah yang mempunyai penggunaan nyata, potensial, dan dapat dijadikan suatu proyek yang mempunyai dampak nyata dan langsung pada perairan pantai. Menurut Simonds 1983 wilayah pantai merupakan badan air alami yang dilindungi oleh batuan atau pasir yang terbentuk oleh pemukulan dan pencucian ombak yang dikendalikan oleh angin. Bagi manusia, lanskap pantai dimanfaatkan untuk rekreasi, penelitian, dan edukasi. Batasan wilayah pantai yang digunakan di Indonesia adalah daerah pertemuan antara darat dan laut, kearah darat meliputi bagian daratan, baik kering maupun terendam air, yang masih dipengaruhi sifat- sifat laut seperti pasang surut, angin laut, dan perembesan air asin, sedangkan kearah laut mencakup bagian laut yang masih dipengaruhi oleh proses-proses alami yang terjadi di darat seperti sedimentasi dan aliran air tawar, maupun yang disebabkan oleh kegiatan manusia di darat seperti penggundulan hutan dan pencemaran Dahuri et al. 1996. Sistem lingkungan ekosistem pada wilayah pesisir tidak hanya satu tetapi bisa lebih, dimana ada yang selalu digenangi air dan ada pula yang hanya digenangi air sesaat. Berdasarkan sifatnya, ekosistem pesisir dapat bersifat alami seperti terumbu karang, hutan mangrove, padang laun, pantai berpasir, pantai berbatu, formasi pescaprae, formasi baringtonia, estuaria, lagun dan delta, serta dapat bersifat butan manmade seperti tambak, sawah pasng surut, kawasan pariwisata, kawasan industri dan kawasan pemukiman Dahuri et al. 1996.

2.2 Lanskap dan Taman Rekreasi Pantai

Douglass 1982 mengartikan rekreasi sebagai suatu kegiatan yang menyenangkan dan konstruktif, serta memberikan tambahan pengalaman mental 5 dan fisik dari sumber daya alami dalam ruang dan waktu yang terluang. Sementara Knudson 1984 mengemukakan bahwa kata “rekreasi” berasal dari konsep pemulihan, mengembalikan atau pembentukan jiwa kembali yang dapat membuat seseorang bekerja lebih baik dari sebelumnya. Rekreasi dapat dilakukan di dalam ruangan indoor recreation maupun di alam terbuka outdor recreation. Rekreasi di alam terbuka tergolong rekreasi yang berhubungan dengan lingkungan dan berorientasi pada penggunaan sumber daya alam seperti air, pemandangan alam atau kehidupan di alam bebas Douglass 1982. Daerah pantai mempunyai potensi sumberdaya yang tinggi untuk dikembangkan, baik untuk daerah industri, pelabuhan, pengembangan pusat tenaga, pemukiman penduduk, rekreasi, cagar alam, maupun taman nasional. Menurut Dahuri et al. 1996 rekreasi pantai adalah jenis rekreasi yang menyediakan keindahan dan kenyamanan alam dari kombinasi cahaya matahari, laut dan pantai berpasir putih bersih. Berbagai kegiatan yang umum dilakukan oleh para wisatawan dalam rekreasi pantai, antara lain berenang, berjemur, berdayung, berjalan-jalan atau berlari-lari disepanjang pantai, menikmati keindahan dan kedamaian suasana pantai serta bermeditasi. Kualitas lingkungan fisik pantai merupakan landasan dan daya tarik utama dalam pengembangan rekreasi pantai. Menurunnya kualitas lingkungan laut atau pantai akan menyebabkan berkurangnnya jumlah wisatawan yang berkunjung ke lokasi. Pengelolaan wilayah pesisir haruslah dilakukan secara terpadu guna mencapai pembangunan yang berkelanjutan, keterpaduan pengelolaan ini haruslah dimulai sejak tahap perencanaan. Keterpaduan yang dimaksud adalah keterpaduan dibidang ilmu, keterkaitan ekologis dan sektoral. Pemanfaatan pantai sebagai tempat wisata dapat menimbulkan berbagai dampak, baik negatif maupun positif. Menurut Mason 2003, dampak yang dapat ditimbulkan dalam suatu kegiatan wisata adalah sebagai berikut: 1. Dampak positif a. Wisata dapat memberi pengertian kepada seseorang bahwa dirinya harus melindungi lingkungan, lanskap, atau habitat satwa liar; b. Wisata dapat membangun kestabilan dari taman nasional atau suaka margasatwa; 6 c. Wisata dapat membangun preservasi dari monumenbangunan bersejarah; d. Wisata dapat memberikan pendapatan ekonomi dari tiket masuk. 2. Dampak negatif a. Wisatawan sering membuang sampah sembarangan; b. Wisata dapat berkontribusi pada kemacetan karena terlalu banyak orang overcrowding; c. Wisata dapat menjadi penyebab polusi di lingkungan perairan dan pantai d. Wisata dapat menyebabkan erosi karena injakan turis; e. Wisata dapat membuat hilangnya good view karena pembangunan bangunan yang tidak harmonis dengan arsitektur vernakular sekitarnya; f. Wisata dapat membuat kerusakan atau gangguan pada habitat satwa liar. Kebanyakan dari dampak negatif aktivitas wisata menyangkut kerusakan lingkungan. Dalam konsep pantai wisata yang berkelanjutan, aspek lingkungan merupakan bagian terpenting yang harus diperhatikan. Strategi pariwisata yang berhasil adalah terpenuhinya manfaat maksimal seiring preservasi lingkungan yang terlaksana dengan baik. Manfaat maksimal dari kegiatan pariwisata tersebut diindikasikan oleh adanya sejumlah kunjungan turis atau wisatawan baik dari luar maupun dalam negeri ke objek wisata dimaksud Dahuri et al. 1996.

2.3 Pengelolaan Lanskap dan Pemeliharaan Taman