Pengamatan Air Hujan dan Air Permukaan Pengamatan Sifat Fisik Dan Kimia Tanah

Minum untuk melihat tingkat kualitas air khusus bagi baku mutu air minum. Selanjutnya, sifat fisik tanah pada berbagai vegetasi lahan dilakukan pembandingan dengan kriteria teknik bioretensi Scott, 2009, untuk melihat kesesuaian lahan dan daya retensi tanah terhadap polutan kendaraan di sekitar arboretum tol Jagorawi. Analisis sifat fisik tanah dilakukan untuk mengetahui kemampuan fisik tanah pada masing-masing vegetasi lahan dalam meresapkan serta meretensi air hujan dan air permukaan yang masuk ke arboretum. Adapun analisis kimia tanah dilakukan untuk mengetahui kandungan polutan dalam tanah di arboretum.

3.3.1. Pengamatan Air Hujan dan Air Permukaan

Air hujan diambil dengan cara ditampung dengan menggunakan botol plastik besar dan corong berdiameter 24 cm. Aliran permukaan diambil dengan cara menampung aliran permukaan yang masuk ke arboretum melalui celah-celah saluran yang berada di pinggiran jalan tol. Adapun analisis fisik dan kimia air yang dilakukan, diantaranya adalah TDS, pH, P-total, Nitrat, dan Pb Tabel 4. Tabel 4. Metode analisis sifat kimia air dan alat serta bahan yang digunakan No Analisis Metode Alat dan Bahan 1. pH Langsung Botol plastik, pH meter, contoh air 2. P-total Spetrofotometri Tabung reaksi, pipet volumetrik, spektrofotometer, contoh air, larutan standar 50 ppm, PB, PC 3. Nitrat Kjehdal Labu kjehdal, Erlenmeyer 250 ml, buret, pipet volumetrik, contoh air, divarda, ethanol, NaOH 50, asam borat, indikator conway HCl 0,02 N. 4. Pb Langsung Botol plastik, pipet volumetrik 1 ml dan 2 ml, AAS, contoh air dan larutan standar 0, 2, 4, 6, 8, 10 ppm Pengukuran TDS dilakukan pada contoh air permukaan untuk mengetahui banyaknya sedimen yang terkandung dalam air permukaan. Analisis TDS dilakukan dengan menyaring sedimen yang terkandung dalam air permukaan dengan menggunakan kertas saring. Air yang tersaring dihitung volumenya dan kertas saring dioven selama 24 jam kemudian ditimbang. Satuan yang digunakan adalah mgl.

3.3.2. Pengamatan Sifat Fisik Dan Kimia Tanah

Pengamatan sifat fisik dan kimia tanah menggunakan contoh tanah utuh, contoh agregat utuh, dan contoh tanah terganggu pada masing-masing vegetasi lahan. Masing-masing contoh tanah untuk pengamatan sifat fisik diambil pada kedalaman 0-30 cm dan 30-60 cm pada lahan yang mempunyai vegetasi berbeda yaitu lahan akasia, lahan jati, lahan rumput, dan lahan bera. Setiap pengukuran dilakukan 3 kali ulangan disetiap kedalaman tanah yang diamati. Dengan demikian, jumlah contoh tanah utuh yang diambil pada setiap vegetasi lahan sebanyak 24 ring sample. Namun tanah pada lahan rumput diambil sebanyak 12 sample tanah utuh karena pada kedalaman 30-60 cm didominasi oleh batu cadas sehingga sulit untuk pengambilan contoh tanah. Pengambilan contoh tanah untuk pengamatan sifat kimia diambil pada kedalaman 0-10 cm dan 10-20 cm dan diambil dengan menggunakan bor tanah. Setiap pengukuran dilakukan 3 kali ulangan di setiap kedalaman tanah yang diamati. Dengan demikian, jumlah contoh tanah yang diambil pada setiap vegetasi lahan sebanyak 18 contoh tanah. Sifat hidrologi tanah yang diamati di lapang meliputi infiltrasi yang diukur dengan menggunakan alat double ring infiltrometer. Penetapan nilai infiltrasi menggunakan nilai minimum atau nilai konstan untuk melihat kapasitas infiltrasi minimum yang dimiliki masing-masing vegetasi lahan. Klasifikasi laju infiltrasi tanah disajikan dalam Tabel 5. Tabel 5. Klasifikasi laju i nfiltrasi tanah menurut Uhland and O’Neal 1951 No Kelas Infiltrasi cmjam 1 Sangat lambat 0,1 2 Lambat 0,1-0,5 3 Agak lambat 0,5-2 4 Sedang 2-6,3 5 Agak cepat 6,3-12,7 6 Cepat 12,7-25,4 7 Sangat cepat 25,4 Semua contoh tanah yang diperoleh dari lapangan dianalisis di laboratorium. Alat yang digunakan untuk analisis tanah di laboratorium disesuaikan dengan metode yang digunakan pada setiap sifat fisik tanah Tabel 6. Tabel 6. Parameter pengamatan dan metode analisis sifat-sifat fisik tanah No Parameter sifat fisik tanah Metode analisis 1. Bobot isi Gravimetri 2. Porositas Gravimetri 3. Kadar Air pF pF PressurePlate 4. Stabilitas Agregat Berat diameter rata-rata agregat tanah pada pengayakan kering dan pengayakan basah 5. Tekstur Hidrometer 6. Permeabilitas Permeameter 7. Infiltrasi Double ring infiltrometer Sifat kimia tanah dianalisis di laboratorium. Alat-alat yang digunakan untuk analisis tanah di laboratorium disesuaikan dengan metode yang digunakan untuk setiap sifat kimia tanah Tabel 7. Tabel 7. Metode analisis sifat kimia tanah dan alat serta bahan yang digunakan No Analisis Metode Alat dan Bahan 1. Ph pH H 2 O 1:5 Timbangan, botol kocok, pH meter, tanah, akuades 2. N-Total Kjehdal Timbangan analitik, digestion apparatus, labu kjehdal, erlenmeyer 250 ml, buret, tanah, H 2 SO 4 , paraffin, selenium, NaOH, asam borat, indikator Conway, HCl 0.05 M 3. P-total Spetrofotometri Timbangan analitik, kertas saring, mesin pengocok tabung reaksi, pipet volumetrik, spektrofotometer, tanah, air, akuades, HCl 0.05 M, PB, PC. 4. Pb Ekstrak HCl 25 Timbangan analitik, botol kocok, pipet volumetrik 25 ml, kertas saring, AAS, tanah, air

3.3.3. Pengamatan Contoh Air Sumur