Bobot isi Sifat Fisik Tanah

kandungan polutan di udara akan berpengaruh terhadap kualitas air hujan dan air permukaan. Berdasarkan data curah hujan harian tahun 2008-2010 di Stasiun Katulampa, terdapat selang kejadian hujan satu bulan. Selang ini diprediksi volume kendaraan adalah 6 kali lipat dari volume kendaraan pada selang kejadian hujan 5 hari. Pada selang kejadian hujan satu bulan tersebut, dimungkinkan kandungan polutan dari air hujan dan air permukaan akan mengalami peningkatan sebesar ± 6 kali lipat dan berpeluang melebihi ambang batas yang diperbolehkan baik untuk air minum maupun tanaman.

5.4. Sifat Fisik Tanah

5.4.1. Bobot isi

Bobot isi berkaitan dengan penetrasi akar dalam tanah, drainase, dan aerasi tanah, serta sifat fisik tanah lainnya. Berdasarkan Gambar 15, bobot isi dari keempat lahan cenderung sama yaitu pada lahan akasia kedalaman 0-30 cm sebesar 1,03 gramcm 3 , lahan akasia kedalaman 30-60 cm sebesar 1,06 gramcm 3 , lahan jati kedalaman 0-30 cm sebesar 1,04 gramcm 3 , lahan jati kedalaman 30-60 cm sebesar 1,06 gramcm 3 , lahan rumput kedalaman 0-30 cm sebesar 1,04 gramcm 3 , lahan bera kedalaman 0-30 cm sebesar 1,05 gramcm 3 dan lahan bera kedalaman 30-60 cm sebesar 1,07 gramcm 3 . Gambar 15. Bobot isi pada berbagai vegetasi lahan dan kedalaman tanah 0-30 cm dan 30-60 cm 1.03 1.06 1.04 1.06 1.04 1.05 1.07 1.01 1.02 1.03 1.04 1.05 1.06 1.07 0-30 30-60 0-30 30-60 0-30 0-30 30-60 Akasia Akasia Jati Jati Rumput Bera Bera B ob ot I si gcm 3 Kedalaman Tanah cm Lahan akasia pada kedalaman 0-30 cm memiliki bobot isi yang rendah. Hal ini disebabkan kandungan serasah yang tinggi dan tidak adanya pengolahan tanah yang intensif. Serasah daun berfungsi sebagai mulsa dan memberi kesempatan organisme tanah menguraikan serasah dan terbentuk pori-pori tanah. Sebaliknya, lahan bera pada kedalaman 30-60 cm memiliki bobot isi paling tinggi. Hal ini disebabkan karena pada lahan ini sebelumnya dilakukan pengolahan yang intensif. Pengolahan yang intensif menyebabkan terjadi pemadatan di bawah top soil. Sistem bioretensi memerlukan tanah dengan bobot isi rendah. Hal ini dimaksudkan agar air permukaan yang masuk ke arboretum akan diserap oleh tanah dengan cepat. Hujan yang terus menerus akan menyebabkan aliran permukaan dengan volume yang besar, sehingga arboretum harus siap menampung dan meresapkan air ke dalam tanah. Jika kapasitas tampungan kurang dari volume air permukaan, maka akan terjadi banjir dan air akan mengalir ke badan air. Lahan akasia dengan bobot isi sebesar 1,03 gcm3 telah memenuhi syarat sifat fisik sistem bioretensi dibandingkan dengan lahan yang lain.

5.4.2. Distribusi Ukuran Pori