jika terjadi hujan dengan intensitas hujan yang melebihi kapasitas infiltrasi, maka akan terjadi aliran permukaan.
Menurut Scott 2009, kriteria tekstur tanah pada teknik bioretensi harus memiliki tekstur lempung berpasir, pasir berlempung, atau lempung. Kandungan
clay maksimum 5, campuran tanah harus pasir 50-60 kompos daun 20-30 , dan topsoil 20-30. Hal ini disebabkan sistem bioretensi bertujuan untuk
menyerapkan air lebih cepat dan meretensi kandungan polutan yang dibawa oleh air hujan dan air permukaan. Tanah pada semua vegetasi lahan penelitian
bertekstur sama yaitu liat dengan kandungan liat 50. Dengan demikian, tanah di arboretum tidak memenuhi syarat sifat fisik sistem bioretensi.
5.4.5. Infiltrasi
Infiltrasi merupakan proses masuknya air ke dalam tanah melalui permukaan tanah. Nilai laju infiltrasi ditentukan dengan melihat laju infiltrasi
minimum dari masing-masing lahan. Gambar 19 menunjukkan bahwa nilai laju infiltrasi pada lahan akasia lebih tinggi dibandingkan dengan lahan yang lain.
Perbedaan nilai laju infiltrasi pada masing-masing lahan diantaranya dipengaruhi oleh bobot isi dan pori drainase. Tanah dengan bobot isi rendah dan pori drainase
yang tinggi, cenderung memiliki laju infiltrasi tinggi.
Gambar 19. Infiltrasi pada berbagai vegetasi lahan Lahan bera memiliki laju infiltrasi yang paling rendah. Lahan ini
sebelumnya mengalami pengolahan intensif sehingga agregat dan struktur tanah menjadi hancur. Hal ini mengakibatkan pori makro tanah menjadi hancur
sehingga terjadi penyumbatan pori tanah dan menjadikan tanah menjadi padat
65
18 15
6 10
20 30
40 50
60 70
Akasia Jati
Rumput Bera
Inf il
tr as
i c
m j
am
Lahan
serta pergerakan air di dalam tanah terhambat. Sebaliknya, lahan akasia memiliki laju infiltrasi yang paling tinggi. Tingginya laju infiltrasi di lahan akasia
disebabkan oleh kandungan serasah yang tinggi dibandingkan vegetasi lahan yang lain. Penumpukan serasah ini akan memicu organisme dan mikroorganisme tanah
untuk menguraikan serasah menjadi bahan organik. Menurut Seran 2010, kandungan bahan organik yang tinggi dimiliki hutan alam dan tegakan Acacia
mangium dibandingkan dengan areal alang-alang dan daerah terbuka. Selain itu, pukulan air hujan pada areal hutan terhadap tanah ditahan oleh tajuk, tumbuhan
bawah dan serasah serta sistem perakaran tumbuhan yang menyebabkan aliran permukaan menjadi lebih kecil dan kapasitas infiltrasi lebih tinggi. Pada areal
alang-alang dan daerah terbuka tidak tersedia tajuk dan serasah yang cukup untuk menahan pukulan air hujan sehingga mengakibatkan kapasitas infiltrasi rendah.
Proses utama dalam teknik bioretensi adalah infiltrasi. Air permukaan yang masuk ke dalam area sistem bioretensi diharapkan dapat diresapkan oleh
tanah melalui proses infiltrasi, sehingga mengurangi laju aliran permukaan dan menyebabkan tersaringnya polutan yang terkandung oleh air permukaan. Laju
infiltrasi yang diharuskan dalam sistem bioretensi adalah 1,25 cmjam. Semua vegetasi lahan sudah memenuhi kriteria tersebut. Namun demikian lahan akasia
memiliki potensi yang lebih baik sebagai sistem bioretensi karena memiliki laju infiltrasi yang lebih tinggi dibandingkan vegetasi lahan yang lain.
5.4.6. Permeabilitas