52
terbatas pada aktivitas subsektor penggalian khususnya bahan galian golongan C seperti pasir, kaolin, gips, pospat, batu kapur, tanah liat, andesit dan sebagainya.
Aktivitas pertambangan bahan galian golongan A seperti minyak bumi dan gas bumi hampir tidak ditemukan di Kabupaten Kerinci.
Berdasarkan teori pertumbuhan rostow tahapan pembangunan terdiri dari tahapan masyarakat tradisional, prasyarat untuk lepas landas, lepas landas, menuju
kematangan, dan berkonsumsi tinggi. Kabupaten Kerinci berada pada tahap pembangunan prasyarat untuk lepas landas. Sektor pertanian memiliki peran yang
sangat penting dalam perekonomian Kabupaten Kerinci. Perkembangan sektor pertanian di Kabupaten Kerinci telah mendorong pengembangan industri rumahan
seperti pembuatan dodol kentang yang berbahan baku dari hasil pertanian serta industri-industri kecil lainnya. Selain itu juga didorong oleh masyarakat Kabupaten
Kerinci yang sudah banyak menjenjang pendidikan yang cukup baik, sehingga mereka mampu melakukan penerapan ilmu pengetahuan modern dan meciptakan
banyak wirausaha, serta adanya perubahan yang didukung oleh pemerintah dengan membangun fasilitas prasarana umum terutama di bidang transportasi.
5.3. Analisis Perubahan PDRB Provinsi Jambi Tahun 2005-2009
Pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi dari tahun 2005-2009 mengalami peningkatan. Hal tersebut dapat terlihat dari PDRB Provinsi Jambi atas dasar harga
konstan dari tahun 2005 sampai 2009 yang mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2005 sebesar Rp. 12.619.972,17 juta kemudian meningkat menjadi Rp. 16.272.259,11
53
juta pada tahun 2009. Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi selama periode 2005-2009 sebesar 28,94 persen.
Tabel 5.3. Perubahan PDRB Provinsi Jambi Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Selama Tahun 2005-2009 Juta Rupiah
No. Sektor
Perekonomian PDRB
Perubahan PDRB
Persen 2005 2009
1 Pertanian
3.811.540,80 4.998.781,32
1.187.240,52 31,15
2 Pertambangan
Penggalian 1.588.492,98
1.864.642,89 276.149,91 17,38
3 Industri
Pengolahan 1.769.220,83
2.158.283,62 389.062,79 21,99
4 Listrik, Gas
Air Bersih 97.824,03
128.645,78 30.821,75 31,51
5 Bangunan 535.289,07
782.474,7 247.185,63
46,18 6
Perdagangan, Hotel Restoran
2.149.765,19 2.756.590,81
606.825,62 28,23 7
Pengangkutan Komuikasi
1.021.598,53 1.268.174,97
246.576,44 24,14 8
Keuangan, Persewaan
Jasa Perusahan 483.787,03
889.519,04 405.732,01 83,87
9 Jasa-jasa
1.162.453,71 1.425.145,98
262.692,27 22,60
Total 12.619.972,17 16.272.259,11
3.652.286,94 28,94
Sumber : BPS Provinsi Jambi, 2009 diolah
Berdasarkan Tabel 5.3 pada periode 2005-2009 sektor perekonomian yang memiliki PDRB terkecil adalah sektor listrik, gas dan air bersih, sektor bangunan dan
sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. Ketiga sektor tersebut memang memiliki kontribusi PDRB yang paling rendah, namun ketiganya memiliki tingkat
pertumbuhan yang tinggi di Provinsi Jambi yaitu untuk sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan sebesar 83,87 persen. Hal ini didukung oleh Rencana
54
Pembangunan Jangka Menengah RPJM Provinsi Jambi Tahun 2006-2010 yaitu dengan ditetapkan strategi untuk peningkatan kualitas pelayanan publik.
Pertumbuhan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan tersebut terutama didorong oleh subsektor perbankan dan persewaan yang rata-rata tumbuh
diatas 10 persen. Selanjutnya sektor bangunan sebesar 46,18 persen dan sektor listrik, gas dan air bersih sebesar 31,51 persen. Ini menunjukkan bahwa pemerintah Provinsi
Jambi selama periode 2005-2009 telah cukup berhasil mengembangkan ketiga sektor tersebut, walaupun kontribusi PDRB dari ketiga sektor tersebut masih rendah
dibandingkan dengan sektor perekonomian lainnya. Sektor perekonomian di Provinsi Jambi yang memiliki tingkat pertumbuhan
PDRB terkecil adalah sektor pertambangan dan penggalian yaitu sebesar 17,38 persen. Tingkat pertumbuhan yang kecil tersebut dikarenakan turunnya produksi batu
bara di beberapa kabupaten di Provinsi Jambi seperti Kabupaten Bungo, Tebo, Sarolangun, dan Batang Hari.
Berdasarkan Tabel 5.3 sektor pertanian merupakan sektor yang memberikan kontribusi PDRB terbesar di Provinsi Jambi yaitu Rp. 3.811.540,80 juta pada tahun
2005 dan meningkat sebesar Rp. 4.998.781,32 juta pada tahun 2009. Sektor pertanian merupakan sumber perekonomian utama Provinsi Jambi. Selain itu sektor pertanian
merupakan penyerap tenaga kerja terbesar. Oleh karena itu, keberhasilan pembangunan pertanian sangat menentukan peningkatan aktivitas ekonomi dan
kesejahteraan masyarakat di Provinsi Jambi.
55
5.4. Analisis Rasio PDRB Kabupaten Kerinci dan PDRB Provinsi Jambi Tahun 2005-2009