21
oleh sektor sekunder. Sektor perekonomian yang memiliki laju pertumbuhan paling lambat adalah sektor pertambangan dan penggalian. Hal tersebut dikarenakan Kota
Depok tidak memiliki aktivitas pertambangan, penggalian barang tambang maupun mineral. Dilihat dari daya saing sektor yang memiliki daya saing terbaik adalah
sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, karena sektor tersebut cukup berkembang di Kota Depok sebagai penunjang visi pembangunan Kota Depok
sebagai Kota perdagangan dan jasa. Sektor yang memiliki daya saing rendah adalah sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan,
sektor listrik, gas, dan air bersih, sektor bangunan, sektor perdagangan, hotel, dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, serta sektor jasa-jasa.
Berdasarkan penelitian terdahulu, alat analisis location quotient dan shift share
dapat digunakan untuk mengidentifikasi sektor basis serta laju pertumbuhan dan daya saing sektor-sektor perekonomian di suatu daerah. Penelitian ini berbeda
dengan penelitian sebelumnya karena dilakukan di tempat yang berbeda yaitu Kabupaten Kerinci serta menggunakan periode yang terbaru yaitu 2005-2009 sebagai
kurun waktu analisis.
2.7. Kerangka Pemikiran
Pertumbuhan ekonomi daerah merupakan serangkaian suatu kebijakan ekonomi untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat dengan memperluas lapangan
kerja, meratakan distribusi pendapatan, meningkatkan hubungan ekonomi antara wilayah dan mengembangkan ekonomi secara sektoral maupun antar lintas sektoral
yang lebih menguntungkan dengan dukungan strategi peningkatan sumber daya
22
manusia di daerahnya. Laju pertumbuhan ekonomi wilayah Kabupaten Kerinci menunjukkan peningkatan dari tahun 2005-2007, namun mengalami penurunan pada
tahun 2008. Penurunan tersebut dipengaruhi oleh imbas krisis global yang terjadi pada saat itu. Pada tahun 2009 laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kerinci
kembali mengalami peningkatan. Peningkatan dan penurunan pertumbuhan ekonomi daerah tidak lepas dari
peranan sektor-sektor perekonomian di daerah itu sendiri. Wilayah akan tumbuh dengan pesat jika sektor-sektor perekonomian di wilayah tersebut mengalami
pertumbuhan yang cepat dan sebaliknya jika sektor-sektor perekonomian di wilayah tersebut mengalami pertumbuhan yang lambat, maka wilayah tersebut tidak akan
tumbuh dengan pesat. Sektor basis dan non-basis di Kabupaten Kerinci akan dianalisis dengan
menggunakan metode analisis location quotient dan untuk menganalisis laju pertumbuhan dan daya saing sektor-sektor perekonomian di Kabupaten Kerinci akan
dianalisis dengan menggunakan metode analisis shift share. Hasil analisis ini diharapkan dapat menjadi rekomendasi bagi pemerintah Kabupaten Kerinci dalam
membuat kebijakan untuk pengembangan sektor-sektor perekonomian serta perencanaan pembangunan agar dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Kerinci. Adapun kerangka pemikiran dari penelitian ini, dapat dilihat pada Gambar 2.2.
23
Gambar 2.2. Kerangka Pemikiran
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kerinci
Sektor-sektor perekonomian
sektor basis Daya saing
sektor-sektor perekonomian
Laju pertumbuhan
sektor-sektor perekonomian
Analisis Location Quotient
Rekomendasi untuk kebijakan pengembangan sektor-sektor perekonomian serta perencanaan dan peningkatan pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Kerinci Analisis Shift Share
24
III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2011. Kabupaten Kerinci dipilih menjadi lokasi penelitian karena Kabupaten Kerinci memiliki sumberdaya
alam yang beragam untuk dikembangkan. Namun, Kabupaten Kerinci menghadapi berbagai keterbatasan dalam mengelola dan memanfaatkan sumberdaya alam yang
ada, sehingga berimplikasi pada kesejahteraan masyarakat, kesempatan kerja, kemiskinan, dan kesenjangan sosial.
3.2. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data tersebut berupa data Produk Domestik Regionsl Bruto PDRB Kabupaten Kerinci
tahun 2005-2009 dan PDRB Provinsi Jambi tahun 2005-2009 menurut lapangan usaha atas dasar harga konstan 2000 serta data-data lain yang mendukung. Sumber
data diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Kerinci, Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi, berbagai instansi terkait lainnya serta literatur dan internet.
3.3. Metode Analisis Data
3.3.1. Analisis Location Quotient
Salah satu indikator yang mampu menggambarkan keberadaan sektor basis adalah melalui analisis location quotient serta mampu menunjukkan kekuatan atau