49
kuantitas pelayanan kesehatan. Sektor jasa-jasa di Kabupaten Kerinci yang memberikan kontribusi terbesar yaitu di bidang pemerintahan seperti jasa adminstrasi
pemerintah, pertahanan dan jasa pemerintah lainnya, serta jasa hiburan dan rekreasi. Kabupaten Kerinci hanya memiliki dua sektor basis sedangkan sisanya
merupakan sektor non basis atau non unggulan. Dilihat dari Tabel 5.1 pada halaman 47, ternyata sektor non basis lebih banyak yaitu sektor pertambangan dan penggalian,
sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air bersih, sektor bangunan, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, serta sektor
keuangan, persewaan dan jasa perusahaan karena memiliki nilai LQ 1. Ketujuh sektor tersebut tidak memiliki keunggulan kompetitif dimana lebih banyak
mengimpor dari daerah lain untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Kabupaten Kerinci. Sektor-sektor tersebut juga cenderung hanya menyediakan barang dan jasa
yang dibutuhkan oleh masyarakat yang bertempat tinggal di daerah Kabupaten Kerinci.
5.2. Analisis Perubahan PDRB Kabupaten Kerinci Tahun 2005-2009
Pertumbuhan PDRB Kabupaten Kerinci berdasarkan harga konstan dari tahun 2005-2009 mengalami peningkatan yaitu dari Rp. 847.651,96 juta pada tahun 2005,
kemudian naik menjadi Rp. 1.059.597,03 juta pada tahun 2009. Hal tersebut dapat menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kerinci dari tahun 2005-2009
mengalami peningkatan. Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kerinci selama periode 2005-2009 sebesar 25,00 persen. Hal ini dapat dilihat pada tabel sebagai
berikut :
50
Tabel 5.2. Perubahan PDRB Kabupaten Kerinci Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Selama Tahun 2005-2009 Juta Rupiah
No. Sektor
Perekonomian PDRB
Perubahan PDRB
Persen 2005 2009
1 Pertanian
571.821,40 720.069,06
148.247,62 25,93 2
Pertambangan Penggalian
4.113,04 4.671,99
558,95 13,59 3
Industri Pengolahan 23.499,75
29.551,31 6.051,56 25,75
4 Listrik, Gas Air
Bersih 6.020,22
7.126,00 1.105,78 18,37
5 Bangunan
27.570,92 36.864,43
9.293,51 33,71 6
Perdagangan, Hotel Restoran
73.439,33 92.455,22
19.015,89 25,89 7
Pengangkutan Komuikasi
35.506,07 43.558,93
8.052,86 22,68 8
Keuangan, Persewaan Jasa Perusahan
7.684,54 8.690,70
1.006,16 13,09 9
Jasa-jasa 97.996,65
116.609,39 18.612,74 18,99
Total 847.651,96 1.059.597,03
211.945,07 25,00
Sumber : BPS Kabupaten Kerinci, 2009 diolah
Berdasarkan Tabel 5.2, pada periode 2005-2009 tingkat pertumbuhan sektor- sektor perekonomian di Kabupaten Kerinci cenderung meningkat dan tidak terdapat
sektor perekonomian yang mengalami penurunan. Tingkat pertumbuhan PDRB di Kabupaten Kerinci yang paling besar adalah sektor bangunan, perubahan PDRB
sektor bangunan dari tahun 2005-2009 mencapai 33,71 persen. Tingginya pertumbuhan sektor ini disebabkan tingginya kegiatan pembangunan fisik kontruksi
dan meningkatnya kebutuhan lahan untuk berbagai penggunaan lainnya seperti pembangunan areal pemukiman penduduk, gedung perkantoran, pertokoan, dan
infrastruktur jalan. Hal ini didukung oleh Rencana Pembangunan Jangka Menengah
51
RPJM Kabupaten Kerinci yang tertuang dalam salah satu misi Kabupaten Kerinci yaitu percepatan pembangunan infrastruktur.
Sektor perekonomian kedua yang memiliki tingkat pertumbuhan PDRB tinggi adalah sektor pertanian, tingkat pertumbuhan sektor ini yaitu sebesar 25,93 persen.
Sektor ini memiliki kontribusi terbesar terhadap PDRB Kabupaten Kerinci, yaitu sebesar Rp. 571.821,40 juta pada tahun 2005, meningkat menjadi Rp. 720.069,06 juta
pada tahun 2009. Tingginya kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Kabupaten Kerinci karena perekonomian masyarakat Kabupaten Kerinci sebagian besar
bertumpu pada sektor pertanian. Sektor perekonomian lainnya yang memiliki tingkat pertumbuhan yang cukup meningkat adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran
dengan tingkat pertumbuhan sebesar 25,89 persen, sektor industri pengolahan sebesar 25,75 persen serta sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 22,68 persen.
Sektor perekonomian keuangan, persewaan dan jasa perusahaan mengalami pertumbuhan PDRB yang terkecil jika dibandingkan dengan sektor perekonomian
lainnya yaitu sebesar 13,09 persen. Sektor ini memiliki kontribusi terhadap PDRB Kabupaten Kerinci yaitu sebesar Rp. 7.684,54 juta pada tahun 2005 kemudian pada
tahun 2009 sebesar Rp. 8.690,70 juta. Tingkat pertumbuhan PDRB tersebut dapat dilihat dari subsektor jasa perusahaan yang meningkat dengan dimulainya
pembangunan PLTA Kerinci Tirta Energi di Muara Imat. Sektor perekonomian yang memiliki kontribusi terkecil terhadap PDRB
Kabupaten Kerinci sepanjang periode 2005-2009 adalah sektor pertambangan dan penggalian sebesar Rp. 4.113,04 juta pada tahun 2005 dan pada tahun 2009 mencapai
Rp. 4.671,99 juta. Aktivitas sektor pertambangan dan penggalian masih sangat
52
terbatas pada aktivitas subsektor penggalian khususnya bahan galian golongan C seperti pasir, kaolin, gips, pospat, batu kapur, tanah liat, andesit dan sebagainya.
Aktivitas pertambangan bahan galian golongan A seperti minyak bumi dan gas bumi hampir tidak ditemukan di Kabupaten Kerinci.
Berdasarkan teori pertumbuhan rostow tahapan pembangunan terdiri dari tahapan masyarakat tradisional, prasyarat untuk lepas landas, lepas landas, menuju
kematangan, dan berkonsumsi tinggi. Kabupaten Kerinci berada pada tahap pembangunan prasyarat untuk lepas landas. Sektor pertanian memiliki peran yang
sangat penting dalam perekonomian Kabupaten Kerinci. Perkembangan sektor pertanian di Kabupaten Kerinci telah mendorong pengembangan industri rumahan
seperti pembuatan dodol kentang yang berbahan baku dari hasil pertanian serta industri-industri kecil lainnya. Selain itu juga didorong oleh masyarakat Kabupaten
Kerinci yang sudah banyak menjenjang pendidikan yang cukup baik, sehingga mereka mampu melakukan penerapan ilmu pengetahuan modern dan meciptakan
banyak wirausaha, serta adanya perubahan yang didukung oleh pemerintah dengan membangun fasilitas prasarana umum terutama di bidang transportasi.
5.3. Analisis Perubahan PDRB Provinsi Jambi Tahun 2005-2009