16
2.5.2. Analisis Shift Share
Analisis shift share menurut Perloff, et al. 1960 merupakan suatu analisis dengan metode yang sederhana untuk membuat keputusan baik lokal maupun
regional di seluruh dunia untuk menetapkan target sektor dan menganalisis dampak ekonomi. Analisis shift share digunakan untuk dapat mengidentifikasi keunggulan
daerah dan menganalisis sektor yang menjadi dasar perekonomian daerah. Analisis ini juga merupakan suatu analisis yang dilakukan untuk mengetahui perubahan dan
pergeseran sektor pada perekonomian. Analisis shift share menggambarkan kinerja sektor-sektor di suatu wilayah dibandingkan dengan perekonomian nasional. Bila
suatu daerah memperoleh kemajuan sesuai dengan kedudukannya dalam perekonomian nasional, maka akan dapat ditemukan adanya shift pergeseran hasil
pembangunan perekonomian daerah. Selain itu, laju pertumbuhan sektor-sektor di suatu wilayah akan dibandingkan dengan laju pertumbuhan perekonomian nasional
beserta sektor-sektornya, sekaligus melihat apabila daerah itu memperoleh pertumbuhan sebagai perubahan suatu variabel wilayah yaitu pendapatan atau output
sektor-sektor ekonomi daerah selama kurun waktu tertentu menjadi pengaruh pertumbuhan provinsi. Pengaruh provinsi disebut pengaruh pangsa share, dan
pengaruh keunggulan kompetitif disebut regional share. Secara umum, terdapat tiga komponen utama dalam analisis shift share.
Ketiga komponen tersebut adalah komponen pertumbuhan nasionalregional PR, komponen pertumbuhan proporsional PP dan komponen pertumbuhan pangsa
wilayah PPW.
17
a. Komponen pertumbuhan nasionalregional merupakan perubahan produksi atau kesempatan kerja suatu wilayah yang disebabkan oleh perubahan produksi atau
kesempatan kerja nasional, perubahan kebijakan ekonomi nasional atau perubahan dalam hal-hal yang memengaruhi perekonomian semua sektor dan wilayah.
b. Komponen pertumbuhan proporsional timbul karena perbedaan sektor dalam permintaan produk akhir, perbedaan dalam ketersediaan bahan mentah, perbedaan
dalam kebijakan industri seperti kebijakan perpajakan, subsidi dan perbedaan dalam struktur dan keragaman pasar.
c. Komponen pertumbuhan pangsa wilayah timbul karena peningkatan atau penurunan PDRB atau kesempatan kerja dalam suatu wilayah dibandingkan
dengan wilayah lainnya dan cepat lambatnya pertumbuhan suatu wilayah dibandingan dengan wilayah lainnya yang ditentukan oleh keunggulan komparatif,
akses ke pasar, dukungan kelembagaan, prasarana sosial ekonomi serta kebijakan ekonomi regional pada wilayah tersebut.
Hubungan antara ketiga komponen tersebut dapat dilihat pada gambar sebagai berikut :
Sumber : Priyarsono, et al. 2007.
Gambar 2.1. Model Analisis Shift Share
Komponen Pertumbuhan Nasional Wilayah ke-j
sektor ke-i Wilayah ke-j
sektor ke-i Maju PP
ij
+ PPW
ij
≥ 0
Lambat PP
ij
+ PPW
ij
Komponen Pertumbuhan Proporsional
Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah
18
Berdasarkan Gambar 2.1, melalui ketiga komponen pertumbuhan wilayah tersebut dapat ditentukan dan diidentifikasi perkembangan suatu sektor perekonomian
pada suatu wilayah. Jika PP
ij
+ PPW
ij
≥ 0, maka itu menunjukkan bahwa pertumbuhan sektor ke-i di wilayah ke-j termasuk kedalam kelompok progressive
maju, sedangkan untuk PP
ij
+ PPW
ij
0 menunjukkan bahwa pertumbuhan sektor ke-i pada wlayah ke j tergolong kelompok pertumbuhan yang lambat.
Analisis shift share memiliki keunggulan dan kelemahan. Adapun keunggulan dari analisis shift share antara lain :
1. Analisis shift share tergolong sederhana, namun dapat memberikan gambaran mengenai perubahan struktur ekonomi yang terjadi.
2. Memungkinkan seorang pemula mempelajari struktur perekonomian dengan cepat. 3. Memberikan gambaran pertumbuhan ekonomi dan perubahan struktur dengan
cukup akurat. Kelemahan yang dimiliki analisis shift share, yaitu:
1. Ada data periode waktu tertentu di tengah periode pengamatan yang tidak terungkap.
2. Analisis ini membutuhkan analisis lebih lanjut apabila digunakan untuk peramalan, mengingat bahwa regional shift tidak konstan dari suatu periode ke
periode lainnya. 3. Analisis shift share tidak dapat dipakai untuk melihat keterkaitan antar sektor.
4. Tidak ada keterkaitan antar daerah.
19
2.6. Penelitian Terdahulu