Analisis Location Quotient Analisis Shift Share

24

III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2011. Kabupaten Kerinci dipilih menjadi lokasi penelitian karena Kabupaten Kerinci memiliki sumberdaya alam yang beragam untuk dikembangkan. Namun, Kabupaten Kerinci menghadapi berbagai keterbatasan dalam mengelola dan memanfaatkan sumberdaya alam yang ada, sehingga berimplikasi pada kesejahteraan masyarakat, kesempatan kerja, kemiskinan, dan kesenjangan sosial.

3.2. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data tersebut berupa data Produk Domestik Regionsl Bruto PDRB Kabupaten Kerinci tahun 2005-2009 dan PDRB Provinsi Jambi tahun 2005-2009 menurut lapangan usaha atas dasar harga konstan 2000 serta data-data lain yang mendukung. Sumber data diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Kerinci, Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi, berbagai instansi terkait lainnya serta literatur dan internet.

3.3. Metode Analisis Data

3.3.1. Analisis Location Quotient

Salah satu indikator yang mampu menggambarkan keberadaan sektor basis adalah melalui analisis location quotient serta mampu menunjukkan kekuatan atau 25 besar kecilnya peranan suatu sektor dalam suatu daerah dibandingkan dengan daerah atasnya. Secara matematis untuk menghitung nilai LQ dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut. V i V t LQ = Y i Y t keterangan : V i = PDRB sektor i pada tingkat wilayah yang lebih rendah Kabupaten Kerinci V t = total PDRB semua sektor pada tingkat wilayah yang lebih rendah Kabupaten Kerinci Y i = PDRB sektor i pada tingkat wilayah yang lebih atas Provinsi Jambi Y t = total PDRB semua sektor pada tingkat wilayah yang lebih atas Provinsi Jambi Apabila hasil perhitungan menunjukkan nilai : - LQ 1, maka sektor i merupakan sektor basis dan kemampuan produksi sektor tersebut di Kabupaten Kerinci lebih besar dibandingkan sektor sejenis di Provinsi Jambi. - LQ 1, maka sektor i merupakan sektor non-basis dan kemampuan produksi sektor tersebut di Kabupaten Kerinci lebih kecil dibandingkan sektor sejenis di Provinsi Jambi. Adapun asumsi yang digunakan dalam analisis Location Quotient yaitu : 1. Pola konsumsi rumah tangga di Kabupaten Kerinci sama dengan pola konsumsi rumah tangga di Provinsi Jambi. 26 2. Selera dan pola pengeluaran di suatu daerah dengan daerah lain di seluruh wilayah Provinsi Jambi sama. 3. Setiap penduduk di Kabupaten Kerinci mempunyai pola permintaan terhadap suatu barang dan jasa sama terhadap pola permintaan barang dan jasa pada tingkat Provinsi Jambi.

3.3.2. Analisis Shift Share

Pada analisis shift share faktor waktu sudah diperhitungkan. Analisis shift share mengakui adanya perbedaan dan kesamaan antar wilayah. Pada prinsipnya analisis shift share berusaha untuk memecahkan atau mendekomposisi besaran deviasi selisih antara nilai tambah pada tahun ke-t tahun akhir analisis dengan nilai tambah pada tahun dasar analisis. Adapun langkah-langkah utama dalam analisis shift share sebagai berikut: 1 Menentukan wilayah yang akan dianalisis. Wilayah yang akan dianalisis dapat dilakukan di tingkat provinsi, kabupaten atau kota. Jika wilayah analisis yang dipilih adalah kabupaten atau kota maka wilayah atasnya adalah provinsi atau nasional. Pada penelitian ini analisis dilakukan ditingkat kabupaten yaitu Kabupaten Kerinci, dengan wilayah atasnya adalah Provinsi Jambi. 2 Menentukan indikator kegiatan ekonomi dan periode analisis. Indikator kegiatan ekonomi yang umum digunakan dalam analisis shift share adalah pendapatan dan kesempatan kerja. Pada penelitian ini digunakan indikator kegiatan ekonomi pendapatan yang dicerminkan oleh nilai PDRB. Periode waktu 27 yang akan dianalisis yaitu tahun 2005 sebagai tahun dasar analisis dan tahun 2009 sebagai tahun akhir analisis. 3 Menentukan sektor ekonomi yang akan dianalisis. Tahap ini menentukan sektor apa saja yang menjadi fokus utama. Pada penelitian ini akan difokuskan pada semua sektor perekonomian di wilayah Kabupaten Kerinci. 4 Menghitung perubahan indikator ekonomi. a. PDRB Provinsi Jambi dari sektor i pada tahun dasar analisis. m Y i = ∑ Y ij 3.1 j=1 keterangan : Y i = PDRB Provinsi Jambi dari sektor i pada tahun dasar analisis Y ij = PDRB sektor i wilayah Kabupaten Kerinci pada tahun dasar analisis b. PDRB Provinsi Jambi dari sektor i pada tahun akhir analisis. m Y i = ∑ Y ij 3.2 j=1 keterangan : Y i = PDRB Provinsi Jambi dari sektor i pada tahun akhir analisis Y ij = PDRB sektor i wilayah Kabupaten Kerinci pada tahun akhir analisis c. Perubahan indikator kegiatan ekonomi dirumuskan sebagai berikut : 28 ∆Y ij = Y’ ij – Y ij 3.3 d. Persentase perubahan PDRB ∆Y ij = [Y ij - Y ij Y ij ] 100 3.4 keterangan : ∆Y ij = perubahan PDRB sektor i pada wilayah Kabupaten Kerinci Y ij = PDRB sektor i wilayah Kabupaten Kerinci pada tahun akhir analisis Y ij = PDRB sektor i wilayah Kabupaten Kerinci pada tahun dasar analisis 5 Menghitung rasio indikator kegiatan ekonomi Rasio indikator kegiatan ekonomi digunakan untuk melihat perbandingan PDRB sektor perekonomian di suatu daerah tertentu. Rasio tersebut terdiri dari ri, Ri dan Ra. • ri Rasio PDRB sektor i pada wilayah Kabupaten Kerinci ri = [Y’ ij - Y ij ] Y ij 3.5 keterangan : Y ij = PDRB sektor i wilayah Kabupaten Kerinci pada tahun dasar analisis Y’ ij = PDRB sektor i wilayah Kabupaten Kerinci pada tahun akhir analisis • Ri Rasio PDRB sektor i pada wilayah Provinsi Jambi 29 Ri = [Y’ i – Y i ] Y i 3.6 keterangan : Y i = PDRB sektor i wilayah Provinsi Jambi pada tahun dasar analisis Y’ i = PDRB sektor i wilayah Provinsi Jambi pada tahun akhir analisis • Ra Rasio PDRB pada wilayah Provinsi Jambi Ra = [Y’..- Y..] Y.. 3.7 keterangan : Y.. = PDRB wilayah Provinsi Jambi pada tahun dasar analisis Y’.. = PDRB wilayah Provinsi Jambi pada tahun akhir analisis 6 Menghitung komponen pertumbuhan wilayah a. Komponen Pertumbuhan Regional PR PR ij = RaY ij 3.8 keterangan : PR ij = komponen pertumbuhan regional sektor i untuk wilayah Kabupaten Kerinci Ra = rasio PDRB pada wilayah Provinsi Jambi Y ij = PDRB sektor i wilayah Kabupaten Kerinci pada tahun dasar analisis b. Komponen Pertumbuhan Proporsional PP 30 PP ij = Ri – RaY ij 3.9 keterangan : PP ij = komponen pertumbuhan proporsional sektor i untuk wilayah Kabupaten Kerinci Ri = rasio PDRB sektor i pada wilayah Provinsi Jambi Ra = rasio PDRB pada wilayah Provinsi Jambi Y ij = PDRB sektor i wilayah Kabupaten Kerinci pada tahun dasar analisis Jika : PP ij 0, menunjukkan bahwa sektor i pada wilayah Kabupaten Kerinci laju pertumbuhannya lambat. PP ij 0, menunjukkan bahwa sektor i pada wilayah Kabupaten Kerinci laju pertumbuhannya cepat. c. Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah PPW ij = ri – RiY ij 3.10 keterangan : PPW ij = komponen pertumbuhan pangsa wilayah sektor i untuk wilayah Kabupaten Kerinci ri = rasio PDRB sektor i pada wilayah Kabupaten Kerinci Ri = rasio PDRB sektor i pada wilayah Provinsi Jambi Y ij = PDRB sektor i wilayah Kabupaten Kerinci pada tahun dasar analisis 31 Jika : PPW ij 0, maka sektor i pada wilayah Kabupaten Kerinci mempunyai daya saing yang tinggi dibandingkan dengan wilayah lainnya. PPW ij 0, maka sektor i pada wilayah Kabupaten Kerinci berdaya saing rendah jika dibandingkan dengan wilayah lainnya. 7 Rumus-rumus lain yaitu sebagai berikut : a. Perubahan dalam PDRB sektor i pada wilayah ke j Kabupaten Kerinci dirumuskan sebagai berikut : ∆Y ij = PR ij + PP ij + PPW ij 3.11 ∆Y ij = Y’ ij + Y ij 3.12 b. Dalam bentuk persamaan matematik menjadi : ∆Y ij = PR ij + PP ij + PPW ij 3.13 Y’ ij + Y ij = Y ij Ra + Y ij R i – Ra + Y ij ri – Ri 3.14 c. Persentase ketiga pertumbuhan wilayah dirumuskan sebagai berikut : PR = Ra 3.15 PP = Ri –Ra 3.16 PPW = r i - R i 3.17 atau PR = PR ij Y ij 100 3.18 32 PP = PP ij Y ij 100 3.19 PPW = PPW ij Y ij 100 3.20 8 Menentukan kelompok sektor ekonomi yang ditentukan berdasarkan pergeseran bersih PB. PB ij = PP ij + PPW ij 3.21 Jika : PB ij 0, menunjukkan bahwa sektor-sektor tersebut pertumbuhannya progressive maju. PB ij 0, menunjukkan bahwa sektor-sektor tersebut pertumbuhannya tidak progressive. 9 Menganalisis profil pertumbuhan sektor-sektor perekonomian Profil pertumbuhan sektor-sektor perekonomian dilakukan dengan cara menggunakan bantuan empat kuadran yang terdapat pada garis bilangan yaitu : PPW Kuadran IV Kuadran I PP Kuadran III Kuadran II Sumber : Priyarsono, et al. 2007 33 Gambar 3.1. Profil Pertumbuhan Sektor-Sektor Perekonomian Keterangan : 1. Kuadran I yaitu kuadran dimana PP dan PPW sama-sama bernilai positif yang menunjukkan bahwa sektor-sektor perekonomian di wilayah tersebut memiliki laju pertumbuhan yang cepat dilihat dari nilai PP dan memiliki daya saing yang tinggi jika dibandingkan dengan wilayah lain di Provinsi Jambi dilihat dari nilai PPW. 2. Kuadran II yaitu kuadran yang menunjukkan bahwa sektor-sektor perekonomian di wilayah tersebut memiliki laju pertumbuhan yang cepat nilai PP positif, tetapi daya saing wilayah untuk sektor-sektor tersebut rendah apabila dibandingkan dengan wilayah lain di Provinsi Jambi nilai PPW negatif. 3. Kuadran III yaitu dimana menunjukkan bahwa sektor-sektor perekonomian di wilayah tersebut memiliki laju pertumbuhan yang lambat nilai PP negatif dan memiliki daya saing yang rendah jika dibandingkan dengan wilayah lain di Provinsi Jambi nilai PPW negatif. 4. Kuadran IV yaitu kuadran yang menunjukkan bahwa sektor-sektor perekonomian di wilayah tersebut memiliki laju pertumbuhan yang lambat nilai PP negatif dan memiliki daya saing wilayah yang tinggi untuk sektor-sektor tersebut jika dibandingkan dengan wilayah lain di Provinsi Jambi nilai PPW positif. Pada Gambar 3.1. terdapat garis yang memotong Kuadran II dan Kuadran IV yang membentuk 45 ○ . Garis tersebut merupakan garis yang menunjukkan nilai pergeseran bersih. 34 Analisis dengan menggunakan analisis location quotient dan analisis shift share dapat lebih mudah dilakukan dengan menggunakan software komputer, yaitu program Microsoft Excel 2007. Hasil dari perhitungan dengan menggunakan dua analisis tersebut dapat digunakan untuk mengidentifikasi sektor basis dan non-basis serta laju pertumbuhan dan daya saing sektor-sektor perekonomian di Kabupaten Kerinci. 3.4. Definisi Operasional 3.4.1.