Penelitian Terdahulu TINJAUAN PUSTAKA

19

2.6. Penelitian Terdahulu

Wahyuningsih 2009 menganalisis tentang pertumbuhan sektor-sektor perekonomian di Kabupaten Banjarnegara periode 1996-2007 dengan menggunakan alat analisis shift share. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sepanjang periode 1996-2007 sektor yang memiliki laju pertumbuhan cepat di Kabupaten Banjarnegara yaitu sektor listrik, gas dan air bersih. Dilihat dari daya saing, sebagian besar sektor- sektor perekonomian di Kabupaten Banjarnegara memiliki daya saing yang kurang baik dibandingkan Provinsi Jawa Tengah. Beberapa faktor yang menyebabkannya adalah masalah kurang investasi, infrastruktur dan prasarana sosial ekonomi yang belum memadai. Pada kurun waktu tersebut, sektor yang termasuk dalam kelompok pertumbuhan progressive maju di Kabupaten Banjarnegara adalah sektor listrik, gas dan air bersih serta sektor angkutan dan komunikasi, sedangkan sektor yang pertumbuhannya lambat adalah sektor pertanian, sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, dan sektor hotel dan restoran. Sektor yang kelompok pertumbuhannya mengalami perubahan sepanjang tahun 1996-2007 adalah sektor pertambangan dan penggalian, sektor bangunan, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan serta sektor jasa-jasa. Perubahan kelompok pertumbuhan tersebut disebabkan perubahan dalam laju pertumbuhan serta perubahan dalam daya saing sektor-sektor perekonomian. Lestari 2009 menggunakan analisis shift share dan location quotient dalam menganalisis pertumbuhan dan daya saing sektor-sektor perekonomian di Kabupaten Bogor periode 2003-2007. Hasil penelitian menunjukkan sektor yang mengalami laju pertumbuhan cepat adalah sektor listrik, gas, dan air bersih, sektor pengangkutan dan 20 komunikasi, sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, hotel dan restoran, serta sektor bangunan. Hal ini dikarenakan, selama lima tahun terakhir pembangunan fisik berupa gedung, jalan raya, jembatan dan bangunan lainnya menunjukkan pertumbuhan yang cepat. Sektor yang memiliki laju pertumbuhan yang lambat adalah sektor pertanian, sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, sektor jasa-jasa, serta sektor pertambangan dan penggalian. Pertumbuhan yang lambat tersebut disebabkan terjadi alih fungsi lahan pertanian secara berlebihan pada sektor pertanian, sebagian besar kegiatan masyarakat tidak didominasi oleh kegiatan produksi di sektor pertambangan dan penggalian, serta beberapa subsektor jasa-jasa seperti pariwisata tidak dikelola secara optimal. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan oleh Lestari 2009, secara umum sektor-sektor perekonomian di Kabupaten Bogor memiliki daya saing yang kuat. Sektor yang memiliki daya saing tinggi adalah sektor jasa-jasa, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, dan sektor industri pengolahan. Sektor yang memiliki daya saing lemah adalah sektor bangunan, sektor pertanian, dan sektor perdagangan, hotel dan restoran. Terdapat dua sektor unggulan di Kabupaten Bogor yaitu sektor industri pengolahan dan sektor listrik, gas dan air bersih. Purwantina 2009 melakukan penelitian tentang perekonomian Kota Depok periode 2003-2007 dengan menggunakan analisis shift share dan location quotient. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa sektor perekonomian yang memiliki laju pertumbuhan tercepat adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran. Hal ini disebabkan oleh arah pembangunan Kota Depok yang lebih cenderung pada sektor ekonomi modern yang lebih mengedepankan sektor tersier dengan tetap didukung 21 oleh sektor sekunder. Sektor perekonomian yang memiliki laju pertumbuhan paling lambat adalah sektor pertambangan dan penggalian. Hal tersebut dikarenakan Kota Depok tidak memiliki aktivitas pertambangan, penggalian barang tambang maupun mineral. Dilihat dari daya saing sektor yang memiliki daya saing terbaik adalah sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, karena sektor tersebut cukup berkembang di Kota Depok sebagai penunjang visi pembangunan Kota Depok sebagai Kota perdagangan dan jasa. Sektor yang memiliki daya saing rendah adalah sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas, dan air bersih, sektor bangunan, sektor perdagangan, hotel, dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, serta sektor jasa-jasa. Berdasarkan penelitian terdahulu, alat analisis location quotient dan shift share dapat digunakan untuk mengidentifikasi sektor basis serta laju pertumbuhan dan daya saing sektor-sektor perekonomian di suatu daerah. Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya karena dilakukan di tempat yang berbeda yaitu Kabupaten Kerinci serta menggunakan periode yang terbaru yaitu 2005-2009 sebagai kurun waktu analisis.

2.7. Kerangka Pemikiran