80 Asumsi yang digunakan adalah rata-rata Ø dolog sama atau proporsional, sehingga
setiap kelas Ø terwakili pada setiap pola penggergajian dengan cara dolog-dolog diukur diameternya dan kemudian dibagi secara proporsional.
5 Penumpukan kayu pacakan. Setelah dilakukan penggergajian maka dilakukan penumpukan kayu pacakan
kayu gergajian kasar yang sisinya masih belum rata karena belum dilakukan edging secara terpisah sesuai dengan pola penggergajian yang diterapkan.
6 Pemuatan loading kayu pacakan Pemuatan kayu pacakan ke atas Truk di industri sawmill PT INHUTANI II di
Semaras, Pulau Laut, Kalimantan Selatan. 7 Pengangkutan ke industri pengolahan kayu.
Pengangkutan dilakukan menuju PT Pradipta Ratanindo di Kecamatan Bati-bati, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan.
Urutan proses penggergajian ini menggunakan teknik Saw Dry Rip SDR, sehingga dalam proses penggergajian ini hanya sampai kegiatan pembelahan pertama dolog untuk
dijadikan beberapa kayu pacakan yang disebut breakdown sawing. Kegiatan selanjutnya berupa kegiatan resawing, edging dan trimming dilaksanakan setelah proses pengeringan.
Urutan proses penggergajian sebagaimana Gambar 16 berikut :
Gambar 16. Skema Proses Penggergajian
Dolog di log yard
1. Pengukuran dan Pemilihan Log Grading Log
1 Pembersihan dan Pemotongan Dolog 2 Pengukuran Dimensi Setiap Log.
3 Pemilahan Log Grading Log berupa Angka Bentuk Dolog
2. Penggergajian berupa Optimasi Penggergajian Log Kayu Mangium
1 Pembagian dan Pemberian Kode tiap Log 2 Loading deck.
3 Peletakan log di atas carriage 4 Pembelahan dolog dengan bandsaw
5 Penumpukan kayu pacakan. 6 Pemuatan loading kayu pacakan
7 Pengangkutan ke industri pengolahan kayu
81
3. Proses Pengeringan
a. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan adalah papan pacakan kayu Mangium ukuran tebal 25 mm, panjang 2100 mm dan lebar papan bervariasi mulai dari 50 mm sd 400 mm pada teknik
SDR hasil optimasi penggergajian pada 3 pola penggergajian yang dilakukan sebelumnya. Penerapan penggerggajian teknik SDR menghasilkan bentuk sisi papan yang
masih belum beraturan yang disebut kayu pacakan, karena belum dilakukan edging dan trimming
. Alat yang digunakan adalah kiln dry tipe tunggal kompartemen, moisture meter
merek Ballunn dan MC Kuning, stick dari kayu Mangium ukuran 25 x 25 x 1000 mm dan klem.
b. Metode Penelitian
Proses pengeringan kayu Mangium ini menggunakan kilang pengering konvensional dengan beberapa tambahan modifikasi perlakuan. Tahapan pengeringan
kayu Mangium adalah sebagai berikut : 1 Penyusunan kayu berupa pemasangan stick dan klem.
a Pemasangan stick Dilakukan penyusunan papan kayu pacakan berjumlah 20 lapis pada pallet
pengeringan secara manual dengan memberi stickpengganjal setiap jarak 30 cm arah tegak lurus pada tumpukan stacking. Susunan papan kayu pacakan dibagi
menjadi 3 kelompok sesuai pola penggergajian. b Pemasangan klem
Dilakukan pemasangan klem berupa pelat besi pada stacking dengan cara mengikat tumpukan papan kayu pacakan guna mengurangi cacat bentuk akibat
pengeringan. 2 Pengeringan alami air drying.
Dilakukan pengeringan alami pada tumpukan papan kayu pacakan dengan cara diangin-anginkan pada ruang terbuka dibawah naungan dengan peredaran udara
yang cukup selama 12 hari untuk mencapai KA kering udara dari kondisi basah green.
3 Proses pengeringan kayu di dalam kilang pengering kiln dry a Memasukkan papan kayu pacakan ke dalam kiln dry
82 b Boiler sebagai sumber energi berupa uap panas dijalankan, tetapi belum dibuka ke
dalam chamber selama 1 satu hari. c Fan dalam chamber dijalankan. Chamber dilengkapi dengan 4 buah fan exhaust
fans berkekuatan 50 Hz yang dipasang dibalik dinding dan atap. Fan ini selalu
berputar untuk mendorong udara dingin dari chamber untuk stabilisasi suhu. d Dilakukan penyemprotan spraying dengan uap dingin selama 15 menit di dalam
kiln dry sebelum proses pengeringan untuk mendapatkan kesamaan KA.
e Uap panas steam yang dihasilkan oleh boiler dimasukkan ke dalam chamber sebagai pertanda dimulainya proses pengeringan kayu.
f Damper sebagai pengatur ventilasi dijalankan sehari setelah start awal. Damper dijalankan setiap 6 menit sekali yang terbuka selama 1 menit selama pengeringan.
g Dilakukan penyesuaian suhu pada setiap penurunan KA ± 10 , sesuai skedul pengeringan standar Instruksi Pengeringan Kayu Papan Mangium ketebalan 25
mm sd 35 mm dari IFC 2008, sebagaimana Tabel 11. Setiap penurunan KA ± 10 dari KA awal sampai dengan target akhir KA sebesar 10 , suhu
ditingkatkan secara bertahap sebesar 5
o
C dari suhu awal 40
o
C hingga mencapai suhu maksimum 65 ± 5
o
C pada tahap akhir proses pengeringan. Tipe skedul pengeringan yang digunakan adalah skedul berdasarkan Kadar Air KA, dimana
perubahan tahapan skedul berupa peningkatan suhu secara bertahap sebesar 5
Tabel 11. Skedul pengeringan untuk kayu Mangium ketebalan 25 mm.
C berdasarkan KA rata-rata dari kayu yang diduga dengan mengukur KA papan di
dalam chamber setiap 3 hari sekali.
No. Kadar airmoisture content
Suhu °C Kelembabanhumidity
1 114-126 menjadi 65
air drying 28-32
2 Papan kering udara 65
40 42
3 60
45 41
4 50
50 43
5 40
55 40
6 30
55 41
7 20
60 42
8 10
65 41
h Pencatatan penurunan KA. Penurunan KA dicatat setiap 3 hari sekali sampai diketahui jumlah hari yang diperlukan drying time selama proses pengeringan.
4 Cooling down. Caranya mengeluarkan kayu dari kiln dry untuk air drying minimal 24 jam, lalu dimasukkan lagi setelah proses pengeringan pada saat KA TJS 25 – 30
yang berfungsi untuk memberi kesempatan pada pori-pori kayu agar tetap terbuka
83 dan rekondisi KA agar pengeringan merata dilakukan jika terjadi stagnasi
penurunan KA. 5 Penghentian steam dan boiler. Bila KA rata-rata telah mencapai 10 , steam dan
boiler dihentikan dan suhu diturunkan perlahan-lahan dari 65
o
C sampai 30
o
6 Fan dan Damper dihidupkan. Setelah mencapai KA 10 Fan dan Damper dihidupkan selama 24 jam, kayu masih di dalam kiln dry, pintu kecil terbuka, pintu
besar tertutup. C. Lalu
dilakukan pendinginan cooling down selama 12 jam sebelum papan kayu dikeluarkan dari ruang pengering untuk penyesuaian dengan suhu dan kelembaban
setempat.
7 Seasoning. Dilanjutkan proses Seasoning dengan air drying di luar kiln dry selama 1 minggu untuk menghindari cacat pengerjaan.
8 Dilakukan pengamatan laju penurunan KA, jumlah dan jenis cacat pengeringan cacat bentuk dan cacat badan dan warna kayu yang dilakukan berdasarkan ASTM
D 245-05.
84 Urutan proses pengeringan kayu Mangium sebagaimana terlihat pada Gambar 17 berikut :
Gambar 17.
Skema Proses Pengeringan Kayu Mangium
4. Proses Pengerjaan Kayu untuk Pembuatan Molding