73
IV. PEMILAHAN DAN OPTIMASI PENGGERGAJIAN, PENGERINGAN DAN PENGERJAAN KAYU UNTUK PEMBUATAN MOLDING
A. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui karakteristik dolog kayu Mangium berupa volume log, angka bentuk
dan cacat pertumbuhan.
2. Mengetahui proses pengolahan kayu berupa proses penggergajian log diameter
kecil yang optimal dan proses pengerjaan kayu untuk pembuatan molding. 3. Mengetahui proses pengeringan dan cacat-cacatnya.
4. Menghitung nilai rendemen pada 3 pola penggergajian dalam bentuk papan sawn timber
R1, rough lumber R2, blank R3 dan lumber shearing R4.
5. Menghitung biaya produksi shearwall untuk komponen struktur rumah
prefabrikasi. B.
Waktu dan Tempat Penelitian.
Penelitian dilaksanakan selama 3 tiga bulan, mulai bulan Maret sampai Mei 2010. Proses penggergajian dilaksanakan di Industri Penggergajian Kayu PT
INHUTANI II di Semaras, Pulau Laut, Kalimantan Selatan. Proses pengeringan, pengolahan dan pembuatan contoh uji komponen shearwall dilaksanakan di Industri
Pengolahan Kayu PT Pradipta Ratanindo, Bati-Bati, Banjarbaru, Kalimantan Selatan.
C. Jenis Kegiatan Penelitian
Kegiatan penelitian ini ada 4 yaitu pengukuran dan pemilahan log grading log,
penggergajian, pengeringan dan pengerjaan kayu untuk pembuatan molding.
1. Pengukuran dan Pemilihan Log Grading Log
a. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan adalah 60 buah dolog kayu Mangium umur 8 tahun, berdiameter 22 - 42 cm dan panjang 210 cm dari HTI PT INHUTANI II di Pulau Laut.
Alat yang digunakan berupa : meteranphiband, penggaris, chainsaw, kamera, alat tulis, kapur tulis dan buku taksasi pengukuran.
b. Metode Penelitian
Pada tahap ini diukur diameter dan panjang log, cacat alami dan kesilindrisan setiap log kayu Mangium yang dinyatakan dalam nilai angka bentuk.
Tahapan pengukuran dan pemilihan log sebelum digergaji adalah sebagai berikut :
74
1 Pembersihan dan Pemotongan Dolog
Pembersihan bertujuan untuk menghilangkan lumpur, kerikil, kotoran atau benda lain yang mengganggu proses penggergajian. Pemotongan dolog bertujuan memotong
dolog yang panjangnya belum sesuai dengan ukuran dan membuang cacat seperti busuk, pecah atau belah ujung dan bengkok sehingga diperoleh dolog yang rata pada
kedua ujung bontos log tersebut dan cacat minimum. Pemotongan dolog dilakukan dengan portabel chain saw di log yard untuk memudahkan pemindahan dolog ke
dalam pabrik.
Gambar 13. Kegiatan pemotongan dolog dengan portabel chain saw
2 Pengukuran Dimensi Log. Pengukuran diameter dilakukan pada bagian pangkal dp dan ujung du, masing-
masing pengukuran dilakukan dua kali saling tegak lurus dp1 ┴ dp2 dan du1┴du2
tanpa kulit. Diameter diukur melalui titik pusat bontos, masing-masing bontos diukur diameter terpendek dan terpanjangnya, kemudian dirata-ratakan dengan rumus :
22 Keterangan :
d = diameter rata-rata cm dp
1
dp = diameter pendek di pangkal cm
2
du = diameter panjang di pangkal cm
1
du = diameter pendek di ujung cm
2
= diameter panjang di ujung cm
75 Kemudian diukur panjang p log tersebut. Volume setiap log dihitung dengan rumus :
23
3 Pemilahan Log Grading Log berupa Angka Bentuk Dolog
Pada tahap ini diukur data interval diameter, panjang dan penyimpangan log berupa cacat alami dan kesilindrisan yang dinyatakan dalam nilai angka bentuk yang
meliputi kebundaran, taper dan kelurusan setiap log, sebagai berikut : a Kebundaran K
Klasifikasi kebundaran dolog dikelompokan menjadi tiga, yaitu: bundar 90, hampir bundar 80 - 90 dan tidak bundar 80, yang bentuknya seperti
Gambar 14a, dengan rumus sebagai berikut Rachman dan Malik, 2008 :
K1 K2 K = K1
24 b Taper T.
Klasifikasi keruncingan dolog yaitu: Taper 0,52 cmm dan Tidak taper 0,52 cmm Rachman dan Malik, 2008. Mengukur keruncingan dolog taper dengan cara
mengurangi rata-rata diameter pangkal dp dengan rata-rata diameter ujung du kemudian dibagi dengan panjang log p sebagimana pada Gambar 14b dengan
rumus sebagai berikut : dp1 + dp22 = dp
du1 + du22 = du T = dp – dup
25 c Kelurusan Lr.
Kelas kelurusan terbagi menjadi empat, yaitu: lurus ≤ 113 ; v =10 cm, d = 130 cm
= 0,00 – 0,07, hampir lurus 112 – 17 = 0,08 – 0,14, cukup lurus 16 – 12 = 0,16 – 0,50 dan tidak lurus 12 = 0,50 Rachman dan Malik, 2008. Pada badan kayu
bulat ditentukan terlebih dahulu tiga titik, dua titik pada masing-masing ujungnya pangkal dan ujung log dan satu titik lagi pada tempat bengkokan v. Kemudian
antara pangkal dan ujung dihubungkan dengan seutas tali yang direntangkan dengan
76 tegang, selanjutnya dari v diukur jaraknya sampai pada tali yang direntangkan. Jarak
yang diketahui tersebut dibandingkan dengan diameter untuk mengetahui kelurusan kayu sebagaimana Gambar 14c dengan rumus sebagai berikut :
26
a b
c
Gambar 14. Bentuk-bentuk dolog a Kebundaran, b Taper dan c Kelurusan
2. Optimasi Penggergajian Log Kayu Mangium