Kerapatan Berat Jenis Optimation of mangium wood utilization as component of the pre-fabricated seismic resistance house

38 2 Pembuatan Contoh Uji Pembuatan contoh uji CKBC mengacu pada ASTM D 143-00 metode sekunder ukuran 2,5 x 2,5 x 2,5 cm untuk pengujian sifat fisis kayu dan ukuran 2,5 x 2,5 x 41 cm untuk sifat mekanis lentur berjumlah masing-masing 100 buah. Pembuatan contoh uji skala pemakaian Full scale ukuran 1,8 x 10,5 x 210 cm untuk sifat mekanis lentur berjumlah 63 buah mengacu pada ASTM D 198-05. 3 Pengujian Benda Uji

a. Uji Sifat Fisis

Pengujian sifat fisis dilakukan terhadap contoh uji berukuran 2,5 x 2,5 x 2,5 cm untuk kadar air KA, kerapatan dan berat jenis BJ. Gambar 2. Contoh uji kadar air, kerapatan dan berat jenis

1. Kadar Air

Contoh uji ditimbang berat awal berupa berat kering udara BKU, selanjutnya dioven selama 24 jam pada suhu 103 ± 2 ºC. Setelah pengovenan contoh uji diletakkan dalam desikator selama 20 menit, selanjutnya timbang berat kering tanur BKT nya. Contoh uji kembali dioven selama tiga jam dengan perlakuan yang sama sampai didapatkan berat yang konstan. Nilai KA didapat dengan cara membandingkan pengurangan berat kering udara dan berat kering tanur terhadap berat kering tanurnya menggunakan rumus : 9 dimana: KA = Kadar Air BKU = Berat Kering Udara g BKT = Berat Kering Tanur g

2. Kerapatan

Penentuan kerapatan menggunakan contoh uji yang sama dengan contoh uji yang digunakan pada pengujian KA. Penentuan kerapatan ini secara gravimetris dengan cara 2,5 cm 2,5 cm 2,5 cm 39 menimbang berat kering tanur BKT nya dan diukur panjang p, lebar l serta tebalnya t untuk menghitung volumenya. Nilai kerapatan diperoleh dari perbandingan berat kayu dengan volumenya dalam kondisi kering udara dengan menggunakan rumus : 10 dimana : ρ = kerapatan kayu gcm 3 BKT = berat kering tanur g VKU = volume kering udara cm 3

3. Berat Jenis

Nilai BJ diperoleh dari perbandingan kerapatan kayu dengan kerapatan air : 11 dimana: BJ = berat jenis ρ = kerapatan kayu gcm 3 ρ air = kerapatan air dianggap 1 gcm 3

b. Uji Sifat Mekanis Pengujian bertujuan untuk mencari nilai kekakuan lentur Modulus of

Elasticity MOE dan keteguhan patah Modulus of RuptureMOR kayu Mangium. Besarnya nilai MOE menandakan sifat kelenturan atau kekakuan bahan, sedangkan MOR adalah besarnya nilai pembebanan lentur maksimal yang menyebabkan contoh uji patah. Pengujian MOE dan MOR menggunakan CKBC ukuran 2,5 x 2,5 x 41 cm. Pengujian sesuai ASTM D 143-00 berupa pengujian satu pembebanan one point loading dimana contoh uji diletakkan ujung-ujungnya pada bentang penyangga dan beban diletakkan di tengah bentang Gambar 3. Kecepatan pembebanan sebesar 1,3 mmdetik dengan panjang bentang L 36 cm, menggunakan UTM Instron. Posisi terbaik pembebanan adalah pada penampang papan tangensial yang mendapatkan beban yaitu posisi kayu rebahbaringtidur flat-wise. 40 12 13 dimana: MOR = Modulus of Rupture kgcm 2 MOEs = Modulus of Elasticity static kgcm 2 F = beban hingga batas proporsi kg Fmax = beban maksimal hingga contoh uji rusak kg L = panjang bentang cm y = defleksi cm b = lebar contoh uji cm h = tinggi contoh uji cm Pengujian MOE juga dilakukan dengan menggunakan contoh uji skala pemakaian Full scale ukuran 1,8 x 10,5 x 210 cm dengan satu pembebanan one point loading menggunakan MPK Panter. Data yang diperoleh berupa beban sampai batas proporsi dan defleksi.

c. Analisis Data

Hasil penelitian sifat dasar berupa sifat fisis KA ; BJ dan sifat mekanis berupa nilai MOEs dan MOR pada ukuran CKBC serta nilai MOE pada ukuran Full Scale FS kayu Mangium umur 8 tahun. Dari penelitian ini akan diperoleh nilai kekuatan karakteristik, tegangan ijin bentuk CKBC dan FS dalam format ASD, nilai reference resistance dalam bentuk FS pada format ASD dan LRFD dan kelas mutu kayu Mangium sebagai dasar untuk merancang struktur rumah kayu prefab. Hasil ini akan dibandingkan dengan kayu sejenis yang berbeda habitat, umur, cara pengujian dan ukuran contoh ujinya. Gambar 3. Pengujian MOE dan MOR dengan one point loading L 12L 12L h b F 41 Nilai karakteristik kayu merupakan penentuan nilai tegangan lentur yang didapat dari data hasil pengujian. Keragaman kekuatan kayu dapat ditinjau dari beberapa pengujian sifat fisis dan sifat mekanis kayu tersebut. Hasil pengujian sifat dasar merupakan data primer ukuran CKBC dan FS pada penelitian tegangan ijin dan kelas mutu kayu Mangium. Untuk konversi nilai tegangan ijin dari data CKBC menjadi FS diperlukan faktor-faktor penyesuaian berupa nilai SR, KA dan Special Factor yang meliputi nilai ukuran benda uji size effect, lama pembebanan duration of load, pengawetan treated wood dan luas penampang tumpuhansambungan jika berbentuk komponen.

2. Penelitian Tegangan Ijin dan Pengkelasan Mutu Kayu Mangium sebagai