89
C. Analisis Data
Analisis penelitian ini berupa analisa optimasi bahan kayu Mangium sebagai komponen shearwall yang meliputi :
1 Karakteristik dolog yang meliputi volume log, angka bentuk dan cacat pertumbuhan yang mempengaruhi kualitas dolog kayu Mangium pada setiap pola
penggergajian. 2 Analisis proses pengolahan kayu Mangium yang meliputi proses penggergajian
dan pengerjaan kayu. 3 Analisis jumlah hari yang diperlukan drying time untuk proses pengeringan
berdasarkan tipe dan skedul pengeringan yang diterapkan dan analisis jumlah dan jenis cacat akibat proses pengeringan.
4 Menghitung dan membandingkan nilai rendemen pada 3 pola penggergajian baik bentuk solid maupun laminasi dari rendemen papan sawn timber R1, bilahrough
lumber R2, blank R3 sampai bentuk molding lumber shearing T and G R4.
Rendemen penggergajian dirumuskan sebagai berikut : 27
Dimana : R = Rendemen berupa papan kayu hasil pembelahan
Vkg = Jumlah volume tiap papan kayu hasil pembelahan m
3
Vd = Volume dolog m
3
5 Menghitung biaya produksi shearwall untuk komponen struktur rumah prefabrikasi.
D. Hasil dan Pembahasan
1. Pengukuran Dimensi dan Pemilihan Log grading log.
Setiap dolog memiliki penampilan berbeda dengan dolog lain. Penampilan dolog seperti bentuk bulat dengan diameter tertentu, silindris, taper dan kelurusan akan
mempengaruhi proses penggergajian. Berikut hasil pengukuran dimensi dan pemilihan log :
a. Pengukuran Dimensi dan Pembagian Log untuk 3 Variasi Pola Penggergajian
Dimensi log menentukan volume log. Selanjutnya dapat menentukan volume luaran dan rendemennya. Sebelum digergaji, dimensi log yang meliputi diameter dan
panjang log diukur pada bontos maupun badan kayu dan ditetapkan volumenya.
90 Contoh uji log berjumlah 60 batang dengan variasi diameter antara 22 sampai
dengan 42 cm dan dibagi secara proporsional terhadap 3 pola penggergajian. Penentuan diameter berasal dari rata-rata diameter ujung dan pangkal masing masing
2 kali pengukuran sesuai standar penentuan PPT untuk volume input rendemen dan angka bentuk.
Berdasarkan data dimensi dolog yang diperoleh dari pengukuran, kemudian dihitung volume dolog tersebut. Hasilnya tercantum pada Tabel 12 berikut yang
merupakan rekapitulasi dari Lampiran 1. Tabel 12.
Rata-Rata Dimensi Log Kayu Mangium untuk 3 Pola Penggergajian. No
Uraian Pola penggergajian
Konvensional Satu sisi
MOP 1 Jumlah log batang
20 20
20 2 Selang diameter log cm
22 - 38 22 - 40
24 - 42 3 Rata-rata diameter log cm
29,21 29,36
29,61 4 Selang panjang log cm
210 205 - 210
210 5 Rata-rata panjang log cm
210,0 209,5
210,0 6 Rata-rata volumebatang log m
3
0,143568 0,144933
0,148064 7 Volume log m
3
2,871367 2,898661
2,961293 8 Volume total log m
3
8,7313 9 Persentase volume log
32,89 33,20
33,92 Urutan dimensi log dari yang terkecil sampai yang terbesar adalah pola konvensional
32,89 , pola satu sisi 33,20 dan pola satu sisi dengan MOP 33,92 .
b. Pemilahan Log grading log berupa Angka Bentuk Dolog
Besar penyimpangan dari bentuk sempurna silinder masif yang kedua ujungnya terpotong tegak lurus yang dinyatakan dalam angka kuantitatif disebut angka
bentuk dolog yang berpengaruh langsung pada rendemen penggergajian. Pada tahapan ini diukur data interval diameter, panjang dan penyimpangan log berupa
cacat alami dan kesilindrisan yang dinyatakan dalam nilai angka bentuk yang meliputi kebundaran, taper dan kelurusan setiap log kayu Mangium umur 8 tahun.
1 Kebundaran Kebundaran K adalah perbandingan diameter terpendek dan terpanjang pada
masing-masing penampang lintang sepotong dolog dan dinyatakan dalam persen. Oleh karena sepotong dolog ada dua penampang lintang ujung dan pangkal maka
kebundaran ditentukan oleh nilai persentase yang lebih rendah. Hasil penghitungan
91 nilai kebundaran log pada ketiga kelompok pola penggergajian tercantum pada Tabel
13 berikut :
Tabel 13. Nilai Kebundaran Log pada Ketiga Kelompok Pola Penggergajian
No Uraian
Pola penggergajian Konvensional
Satu sisi MOP
1
Selang Kebundaran
0,5750 – 0,9722 0,6200 -0,9615 0,5789 – 0,9583
2
Rata-rata Kebundaran
0,7923 0,8505
0,8522 3
Jumlah Kelas Kebundaran a. Bundar
3 15 7 35
6 30
b. Hampir Bundar
8 40 8 40
11 55
c. Tidak Bundar
9 45 5 25
3 15
Jumlah Total
20 20
20
Terdapat 3 kelas kebundaran yaitu bundar, hampir bundar dan tidak bundar pada semua pola penggergajian. Rata-rata kebundaran pada Pola Konvensional berada
pada kelas tidak bundar, sedang Pola Satu Sisi dan Pola MOP pada kelas hampir bundar. Pada Pola Konvesional dominan pada kelas tidak bundar 45 , Pola Satu
Sisi dan Pola MOP dominan pada kelas hampir bundar 40 dan 55. 2 Taper
Taper atau keruncingan dolog T adalah perbedaan pangkal dan ujung untuk
setiap satu meter panjang dolog. Dolog yang taper berbentuk seperti kerucut yang ujungnya terpotong tegak lurus. Sepotong dolog dikatakan taper apabila perbedaan
diameter pangkal dan ujung lebih besar dari 0,52 cm tiap meter panjang Amerika menetapkan 1 inci tiap 16 kaki panjang. Hasil penghitungan nilai taper log pada
ketiga kelompok pola penggergajian tercantum pada Tabel 14 berikut :
Tabel 14. Nilai Taper Log pada Ketiga Kelompok Pola Penggergajian
No Uraian
Pola Penggergajian Konvensional
Satu Sisi MOP
1 Selang Taper cmm 0,0000 – 2,1429
0,0000 – 3,8095 0,2381 -5,0000 2 Rata-rata Taper cmm
0,9167 0,9422
1,7024 3 Jumlah Kelas Taper :
a. Taper 14 70
13 65 15 75
b. Tidak taper 6 30
7 35 5 25
Jumlah Total 20
20 20
Berdasarkan Tabel 14 tersebut terdapat 2 kelas taper yaitu Taper dan Tidak Taper pada semua pola penggergajian. Rata-rata taper yang dominan pada Pola
Konvensional, Pola Satu Sisi dan Pola MOP semua termasuk ke dalam kelas taper yaitu berturut turut 70 , 65 dan 75 .
92 Dolog taper apabila digergaji tanpa pola tertentu maka kayu gergajian yang
dihasilkan akan mengandung serat miring. Sortimen itu tidak disukai karena kekuatan kayunya rendah, mudah patah dan tidak layak sebagai kayu penyangga
tiang. Untuk menghindari terjadinya serat miring pada kayu gergajian yang dihasilkan dapat dilakukan dengan beberapa variasi pola penggergajian taper.
3 Kelurusan Kelurusan Lr ialah perbandingan jarak penyimpangan terjauh antara garis lurus
yang ditarik dari kedua ujung dolog deviasi = v dengan diameter dolog yang bersangkutan. Hasil penghitungan nilai kelurusan log pada ketiga kelompok pola
penggergajian tercantum pada Tabel 15 berikut :
Tabel 15.
Nilai Kelurusan Log pada Ketiga Kelompok Pola Penggergajian No
Uraian Pola Penggergajian
Konvensional Satu Sisi
MOP 1 Selang Kelurusan
0,0000 – 0,2299 0,0000 -0,1967 0,0000 – 0,1720 2 Rata-rata Kelurusan
0,0583 0,0413
0,0593 3 Jumlah Kelas Kelurusan :
a. Lurus 11 55
15 75 10 50
b. Hampir Lurus 6 30
2 10 8 40
c. Cukup lurus 3 15
3 15 2 10
d. Tidak lurus 0 0
0 0 0 0
Jumlah total 20
20 20
Terdapat 3 kelas kelurusan lurus, hampir lurus dan cukup lurus pada semua pola penggergajian dan tidak ada satupun kelas tidak lurus. Rata-rata kelurusan pada Pola
Konvensional, Pola Satu Sisi dan Pola MOP termasuk kategori kelas lurus. Pada Pola Konvesional, Pola Satu Sisi dan Pola MOP dominan terdapat pada kategori kelas
lurus berturut-turut 55 , 75 dan 50 . Berdasarkan pengukuran dimensi dan pemilihan log kayu Mangium dari HTI
Semaras dan Tanjung Seloka di PT INHUTANI II, kualitas dolog berdasarkan kondisi dimensinya berturut-turut dari yang terbaik adalah Pola MOP, diikuti Pola
Satu Sisi dan Pola Konvensional, walaupun perbedaannya tidak terlalu besar. Dimensi log yang meliputi diameter, panjang dan volume log pada ketiga pola
penggergajian hampir sama. Hal ini dibuat proporsional untuk mengurangi bias pengukuran rendemen dalam rangka membandingkan hasil penggergajian ketiga pola
penggergajian tersebut. Berdasarkan nilai angka bentuk, kondisi dolog secara keseluruhan berturut-turut
dari yang terbaik adalah Pola Satu Sisi, diikuti Pola MOP dan terakhir Pola
93 Konvensional. Karakteristik dolog dari PT INHUTANI II adalah sebagian besar
batangnya berbentuk tidak bundar sampai hampir bundar, taper dan lurus. Karakteristik dolog yang meliputi volume log, angka bentuk dan cacat
pertumbuhan mempengaruhi kualitas dolog kayu Mangium pada setiap pola penggergajian. Makin tinggi kualitas dolog, makin tinggi pula volume, kualitas dan
rendemen kayu gergajian yang akan diperoleh Widarmana, 1981. Informasi karakteristik dolog kayu Mangium ini perlu diketahui sebelum
pelaksanaan penggergajian agar konversi dolog menjadi kayu gergajian dilakukan dengan tepat, prosesnya berjalan efisien dan nilai kayu gergajian optimum.
2. Optimasi Penggergajian Log Kayu Mangium