35
4.6.1. Tumpang Tindih Relung Makanan Ikan Swanggi berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan Tabel 10, nilai tumpang tindih relung makanan antara ikan swanggi jantan dan betina sebesar 0,9923. Nilai tumpang tindih yang tinggi dan
berkisar satu ini menggambarkan bahwa antara ikan swanggi jantan dan betina mempunyai persaingan yang besar dalam mendapatkan makanan. Hal ini diduga
antara ikan swanggi jantan dan betina memiliki kesukaan terhadap makanan yang sama pula, ketersediaan makanan yang sama, dapat juga terjadi akibat daerah
penyebaran yang berdekatan sehingga dapat terjadi pemangsaan organisme yang sama.
Tabel 10. Tumpang tindih relung makanan ikan berdasarkan waktu pengamatan.
Jenis Kelamin
Jantan Betina
Jantan 1
0,9906 Betina
1
4.6.2. Tumpang Tindih Relung Makanan Ikan Swanggi berdasarkan Waktu Pengamatan
Pada Tabel 11 dapat dilihat nilai tumpang tindih relung makanan ikan swanggi berdasarkan waktu pengamatannya. Nilai tumpang tindih relung makanan
tertinggi terjadi antara bulan Maret dengan Juli yaitu sebesar 0,9803. Nilai tumpang tindih relung makanan yang tinggi dan berkisar satu juga terjadi antara bulan
Agustus dengan Oktober yaitu sebesar 0,9780, bulan April dengan Juli yaitu sebesar 0,9722. Nilai tumpang tindih yang tinggi dan berkisar satu ini menggambarkan
bahwa pada kedua bulan yang dibandingkan tersebut mempunyai jenis makanan yang sama. Hal ini disebabkan ikan yang ditangkap pada bulan Maret, April, dan
Juli memiliki proporsi Tingkat Kematangan Gonad TKG I dan II yang tinggi sehingga memiliki makanan yang relatif sama. Sama halnya pada bulan agustus
dengan bulan Oktober yang memiliki proporsi ikan dengan TKG I yang dominan Ballerena 2012.
36 Besarnya nilai tumpang tindih relung makanan berindikasi terjadinya
kompetisi. Nilai tumpang tinggi yang tinggi bisa diakibatkan oleh kelimpahan jenis organisme yang dominan diperairan Colwell dan Futuyama 1971. Sebaliknya, bila
nilai tumpang tindih yang diperoleh kecil maka jenis makanan yang dimakan cenderung berbeda antara kedua waktu yang dibandingkan. Hal ini terjadi antara
bulan Mei dengan Agustus yang memiliki nilai tumpang tindih terendah yaitu sebesar 0,5799 dan bulan Mei dengan Oktober yaitu sebesar 0,6995. Nilai tersebut
menunjukkan bahwa jenis makanan yang dikonsumsi pada kedua waktu yang dibandingkan tersebut cenderung berbeda sehingga kemungkinan pada karakteristik
dan ketersediaan makanan pada waktu tersebut cenderung berbeda. Hal ini disebabkan pada bulan Mei memliki panjang rata-rata ikan swanggi yang besar dan
memiliki TKG yang lebih tinggi yaitu TKG III sedangkan pada bulan Agustus dan Oktober memiliki panjang rata-rata yang kecil dan TKG I yang dominan sehingga
memiliki makanan yang relatif berbeda Ballerena 2012. Tabel 11. Tumpang tindih relung makanan berdasarkan waktu pengamatan.
Bulan Maret
April Mei
Juli Agustus September Oktober
Maret 1
0,9518 0,8849 0,9803 0,8625
0,9602 0,9343
April 1
0,7713 0,9722 0,9073
0,9175 0,9328
Mei 1
0,8360 0,5799
0,9067 0,6995
Juli 1
0,9028 0,9166
0,9565 Agustus
1 0,7627
0,9780 September
1 0,8301
Oktober 1
Pada Tabel 12 dapat dilihat nilai tumpang tindih relung makanan ikan swanggi jantan berdasarkan waktu pengamatannya. Nilai tumpang tindih relung makanan
ikan jantan tertinggi terjadi antara bulan Maret dengan Oktober yaitu sebesar 0,9871. Nilai tumpang tindih relung makanan yang tinggi dan berkisar satu juga terjadi
antara bulan April dengan Juli dan bulan Juli dengan Oktober yaitu sebesar 0,9558. Hal ini disebabkan pada bulan Maret memiliki TKG I dan II yang tinggi sedangkan
pada bulan April dan Oktober merupakan ikan dengan TKG I yang dominan sehingga diduga pada kedua bulan tersebut terdapat ikan jantan yang memiliki
37 makanan yang relatif sama. Sebaliknya, nilai tumpang tindih yang diperoleh kecil
maka jenis makanan yang dimakan cenderung berbeda antara kedua waktu yang dibandingkan. Hal ini terjadi antara bulan Mei dengan Agustus yaitu sebesar 0,5343.
Hal ini disebabkan pada bulan Mei memliki panjang rata-rata ikan swanggi yang besar dan memiliki TKG sedangkan pada bulan Agustus memiliki panjang rata-rata
yang lebih kecil. Pada Tabel 13 dapat dilihat nilai tumpang tindih relung makanan ikan swanggi
betina berdasarkan waktu pengamatannya. Nilai tumpang tindih relung makanan ikan betina tertinggi terjadi antara bulan Agustus dengan Oktober yaitu sebesar
0,9942. Nilai tumpang tindih relung makanan yang tinggi dan berkisar satu juga terjadi antara bulan Juli dengan Oktober yaitu sebesar 0,9893, Juli dengan Agustus
yaitu sebesar 0,9827, dan bulan April dengan Agustus yaitu sebesar 0,9853. Hal ini disebabkan ikan jantan pada bulan Juli, Agustus, dan Oktober memiliki TKG I yang
dominan sedangkan ikan jantan pada bulan memiliki TKG I dan II yang tinggi sehingga memiliki makanan yang relatif sama. Sebaliknya, bila nilai tumpang tindih
yang diperoleh kecil maka jenis makanan yang dimakan cenderung berbeda antara kedua waktu yang dibandingkan yaitu yang terjadi antara bulan April dengan
September dengan nilai 0,5776. Hal ini disebabkan ikan betina pada bulan April memiliki panjang rata-rata yang lebih rendah dan memiliki TKG yang lebih rendah
dari bulan September yang merupakan puncak pemijahan ikan swanggi Ballerena 2012.
Tabel 12. Tumpang tindih relung makanan ikan jantan berdasarkan waktu pengamatan.
Bulan Maret
April Mei
Juli Agustus September Oktober
Maret 1
0,9271 0,8208 0,9461 0,8308
0,9304 0,9871
April 1
0,8654 0,9558 0,7136
0,9408 0,9017
Mei 1
0,8842 0,5343
0,8713 0,8152
Juli 1
0,7765 0,9190
0,9558 Agustus
1 0,7636
0,8628 September
1 0,9119
Oktober 1
38 Tabel 13. Tumpang tindih relung makanan ikan betina berdasarkan waktu
pengamatan.
Bulan Maret
April Mei
Juli Agustus September Oktober
Maret 1
0,8341 0,9132 0,9245 0,8803
0,9012 0,9015
April 1
0,6481 0,9463 0,9519
0,5776 0,9342
Mei 1
0,7312 0,6622
0,9488 0,6961
Juli 1
0,9827 0,6964
0,9893 Agustus
1 0,6237
0,9942 September
1 0,6593
Oktober 1
4.6.3. Tumpang Tindih Relung Makanan berdasarkan Selang Kelas Ukuran Panjang