Karakteristik Lokasi Penelitian Komposisi Hasil Tangkapan di PPP Labuan

19

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Karakteristik Lokasi Penelitian

PPP Labuan secara administratif terletak di Desa Teluk, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Banten. PPP Labuan memilik batas administrative yaitu di sebelah barat berbatasan dengan Selat Sunda, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Labuan dan Desa Cigondang, sebelah utara berbatasan dengan Desa Caringin dan sebelah timur berbatasan dengan Desa Banyumekar Kartika 2007. Posisi PPP Labuan berada pada wilayah perairan Selat Sunda yang merupakan Alur Kepulauan Indonesia 1 ALKI- 1. Lokasi PPP Labuan berada pada titik koordinat 06°24’30’’LS dan 105°49’15’’BT Irhamni 2009. PPP Labuan terdiri atas TPI 1 dan TPI 3 yang berada di muara sungai Cipunteun, serta TPI 2 berada di tepi pantai terbuka. TPI 1 dan TPI 3 digunakan sebagai pelabuhan bagi armada kapal obor, jaring rampus, dan dogol dengan jenis kapal motor yang dioperasikan di berukuran 0-5 GT dan 5-10 GT, sementara kapal motor yang dioperasikan di TPI 2 berukuran lebih dari 10 GT karena merupakan pelabuhan bagi armada kapal purse seine. Jenis alat tangkap yang beroperasi di PPP Labuan yaitu payang, purse seine, jaring rampus, gillnet, pancing, jaring arad, dan dogol. Alat tangkap yang terbanyak adalah jaring arad, pancing, dan gillnet masing-masing berjumlah 119 unit, 68 unit, dan 65 unit Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pandeglang, 2008. Pada tahun 2008, jumlah nelayan di PPP Labuan berjumlah 2284 atau sekitar 42,68 dari total keseluruhan jumlah nelayan di Kabupaten Pandeglang Irhamni 2009. Nelayan tersebut biasanya melakukan operasi penangkapan sepanjang tahun baik musim barat maupun musim timur. Hal ini dikarenakan kondisi daerah penangkapan yang terhalang oleh pulau-pulau yang menyebabkan pengaruh gelombang tidak terlalu besar sehingga dapat memudahkan nelayan melakukan operasi penangkapan Kartika 2007. 20

4.2. Komposisi Hasil Tangkapan di PPP Labuan

PPP Labuan merupakan pelabuhan perikanan pantai terbesar di Kabupaten Pandeglang. Pelabuhan ini digunakan sebagai fasilitas yang disediakan pemerintah kepada masyarakat nelayan di sekitar Pandeglang untuk melakukan transaksi kegiatan perikanan. Kegiatan perikanan yang dilakukan di PPP Labuan salah satunya yaitu pendaratan hasil tangkapan nelayan. Berdasarkan hasil tangkapan nelayan tersebut, ikan swanggi menempati urutan kelima dari seluruh hasil tangkapan ikan demersal kecil di PPP Labuan yaitu sebesar 8,25 setelah ikan kue 24,70, kurisi 23,43, kuniran 23,04, dan kapasan 13,70 di PPP Labuan seperti yang disajikan pada Gambar 4. Gambar 4. Komposisi hasil tangkapan ikan demersal kecil di Labuan Sumber: modifikasi data sekunder PPP 1 Labuan tahun 2011 Jenis ikan swanggi yang tertangkap adalah Priacanthus tayenus dengan daerah penangkapan kurang lebih tiga jam perjalanan menuju Pulau Rakata, Pulau Liwungan, Sumur, Carita, Panaitan, Tanjung Lesung, Tanjung Alang-alang, dan sekitar Pulau Sebesi. Ikan swanggi yang tertangkap berasal dari hasil tangkapan nelayan dengan menggunakan alat tangkap cantrang dan jaring rampus. Selain ikan swanggi, jenis tangkapan yang dihasilkan alat tangkap tersebut diantaranya ikan pepetek, kurisi, kuniran, kapasan. 24,70 23,43 23,04 13,70 8,25 6,89 Kue Kurisi Kuniran Kapasan Swanggi Jolod 21 Ikan swanggi yang dijadikan contoh diambil di PPP Labuan dari bulan Maret sampai bulan Oktober. Seperti terlihat pada Tabel 3, panjang rata-rata ikan swanggi tertinggi terdapat pada pengambilan contoh bulan September yaitu sebesar 226,76 mm dan panjang rata-rata ikan swanggi terendah terdapat pada pengambilan contoh bulan Juli yaitu sebesar 132,23 mm. Bobot rata-rata ikan swanggi tertinggi juga terdapat pada bulan September yaitu sebesar 146,97 gram dan bobot rata-rata ikan swanggi terendah juga terdapat pada bulan Juli yaitu sebesar 33,86 gram. Hal ini dikarenakan pada bulan Juli terjadi rekruitmen stok baru sehingga ukuran yang ditangkap rata-rata berukuran kecil sedangkan pada bulan September merupakan puncak pemijahan sehingga ukuran rata-rata ikan yang tertangkap berukuran besar. Tabel 3. Data panjang dan bobot berdasarkan waktu pengamatan Bulan Panjang Bobot Selang Kelas mm Rata-rata mm + STDEV Selang Kelas gr Rata-rata gr + STDEV Maret 153-235 184 ± 18 54,0029 - 119,0031 84,6923 ± 13,0479 April 128-203 152 ± 18 29,1236 - 98,0993 46,9628 ± 17,5935 Mei 135-288 192 ± 41 30,3643 - 160,5854 74,8739 ± 34,6854 Juni 105-230 196 ± 18 16,6332 - 135,6983 97,3981 ± 19,9712 Juli 112-146 132 ± 8 24,1442 – 46,9576 33,8619 ± 5,2319 Agustus 120-199 152 ± 18 35,9765 – 87,7712 57,7249 ± 12,4491 September 180-281 227 ± 20 94,3702 – 146,9712 115,7770 ± 12,0995 Oktober 136-195 164 ± 12 35,5487 – 83,5632 60,0138 ± 12,1405 Pada Tabel 4, dapat dilihat jumlah ikan swanggi yang dijadikan contoh dan dianalisis isi perutnya. Jumlah ikan swanggi yang diambil sebanyak 481 ekor yang terdiri atas 248 ekor ikan jantan dan 233 ekor ikan betina. Namun tidak semua ikan contoh yang dianalisis, hanya 316 ekor ikan swanggi yang dianalisis isi perutnya yang terdiri atas 148 ekor ikan jantan dan 168 ekor ikan betina. Berdasarkan ukurannya, ikan swanggi dibagi menjadi ikan kecil dan ikan besar. Kelompok ikan kecil yaitu kelompok ikan dengan ukuran kurang dari rata-rata hasil tangkapan yaitu ukuran ikan 105-196 mm sedangkan ukuran yang lebih besar tergolong ikan besar yaitu ukuran ikan 197-288 mm. 22 Tabel 4. Jumlah ikan contoh yang diambil SK mm Jumlah ikan contoh ekor Jumlah ikan yang dianalisis ekor Total Jantan Betina Total Jantan Betina Ikan kecil 366 214 152 248 96 152 Ikan besar 115 34 81 68 52 16 Jumlah 481 248 233 316 148 168

4.3. Struktur Morfologis dan Anatomis Alat Pencernaan