24 genus seperti Leiognathuss spp. sementara sebagian lain hanya sampai tingkat famili
misalnya Trichiuridae. Hal ini terjadi karena proses pencernaan sudah berjalan sehingga yang ditemukan adalah organisme yang tidak utuh lagi dan terdapat juga
organism yang sudah berupa hancuran makanan.
Tabel 6. Komposisi makanan ikan swanggi
No Jenis Makanan
Keterangan 1
Udang-udangan Nematocarcinidae, Penaeidae Penaeus, mysyd
2 Rajungan
Portunus spp. 3
Sisa Crustacea Potongan kaki, kepala dan lain-lain
4 Ikan
Leiognathuss spp., Carangidae, Trichiuridae, dan bagian ikan yang tak teridentifikasi
5 Gastropoda
Tutitella 6
Cephalopoda Cumi-cumi
7 Bivalvia
Bagian tubuh bivalvia 8
Tidak teridentifikasi Bagian tubuh organisme yang tidak diketahui
9 Tercerna
Sisa makanan yang telah hancur
4.4.1. Komposisi Jenis Makanan berdasarkan Jenis Kelamin
Pada Gambar 5 dapat dilihat komposisi jenis makanan ikan swanggi berdasarkan jenis kelaminnya. Berdasarkan Gambar 5, udang-udangan memiliki
nilai IP yang terbesar yaitu sebesar 71,20 untuk ikan swanggi total, 66,76 untuk ikan swanggi jantan, dan 74,51 untuk ikan swanggi betina. Setelah udang-
udangan, ikan memiliki nilai IP terbesar kedua yaitu sebesar 24,70 untuk ikan swanggi total, 27,44 untuk ikan swanggi jantan, dan 22,52 untuk ikan swanggi
betina. Organisme lain yang ditemukan antara lain rajungan, sisa crustacea, gastropoda, chepaloda, dan bivalvia. Selain itu terdapat juga organisme makanan
yang tidak teridentifikasi yaitu organisme yang tidak dapat diidentifikasi dengan jelas ke dalam kelompok makanan dan juga terdapat makanan yang sudah tercerna
yaitu makanan yang telah berupa hancuran halus. Hasil analisis isi perut ikan swanggi menunjukkan bahwa udang-udangan
merupakan makanan utama, ikan merupakan makanan sekunder, dan rajungan, sisa crustacea, gastropoda, chepaloda serta bivalvia merupakan makanan insidental dari
ikan swanggi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Nikosky 1963 yang menyatakan bahwa 1 makanan utama, yaitu makanan yang biasa dimakan dalam jumlah yang
25 banyak; 2 makanan sekunder, yaitu makanan yang biasa dimakan dan ditemukan
dalam jumlah yang lebih sedikit; 3 makanan insidental, yaitu makanan yang terdapat di saluran pencernaan dengan jumlah yang sangat sedikit.
Hasil analisis isi perut swanggi ini juga sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa udang-udangan merupakan makanan utama
ikan swanggi. Menurut Hajisamae yang melakukan penelitian di perairan pesisir Pattani dan Narathiwas, Thailand dari Maret 2006 sampai November 2006, makanan
utama ikan swanggi yaitu Udang sebesar 36,6. Menurut Ibrahim S et al. 2003 yang melakukan penelitian isi perut enam ikan demersal ekonomis penting di Zona
Ekonomi Eksklusif pesisir utara Peninsular Malaysia, laut cina Selatan dari September 1999 sampai November 1999 dengan hasil makanan utama ikan swanggi
yaitu Penaeus sp. sebesar 75,3.
Gambar 5. Komposisi makanan berdasarkan jenis kelamin.
66,76
0,32 1,57
27,44 0,31
0,13 1,70
1,76
Jantan
74,52 0,86
22,52 0,09
0,05 0,08
1,18 0,71
Betina
71,20 0,08
1,16 24,70
0,04 0,14
0,10 1,41
1,17
Total
26 Makanan dari ikan swanggi seperti udang-udangan, ikan kecil, rajungan, sisa
crustacea, gastropoda, chepalopoda, dan bivalvia merupakan organisme yang hidup di daerah dasar perairan. Hal ini menjadikan daerah dasar perairan harus dijaga
kelestariannya karena perubahan yang terjadi di daerah dasar periaran akan menggangu keberadaan organisme tersebut. Keberadaan organisme tersebut dapat
mempengaruhi juga keberadaan ikan swanggi di perairan. Oleh karena itu, pengelolaan ikan swanggi juga harus memperhatikan aspek ekologi habitat dari
organisme yang dimakan agar keberadaannya tetap berlanjut.
4.4.2. Komposisi Jenis Makanan berdasarkan Waktu Pengamatan