6 Selain dengan alat tangkap cantrang, ikan swanggi dapat juga ditangkap
dengan menggunakan alat tangkap jaring insang dasar bottom gillnet. Jaring insang merupakan jaring besar berbentuk dinding vertikal yang menggantung di air.
Tertangkapnya cara menjerat operkulum insang pada mata jaring Sainsbury 1986 in Emmanuel et al. 2008. Proses penangkapan ikan swanggi dengan jaring insang
dasar berlangsung selama 9-15 jam. Kapal nelayan berangkat pada pagi hari dan perjalanan menuju fishing ground selama 3-5 jam. Pengoperasian cantrang
dilakukan selama 3 jam. Setelah hasil tangkapan telah didapatkan, kapal menuju ke darat selama 3-5 jam. Alat bantu pada jaring insang dasar berupa net hauler atau net
drum, berfungsi untuk menarik jaring pada saat hauling. Berdasarkan data harian PPP Labuan selama tahun 2010, ikan swanggi
merupakan hasil tangkapan dominan kelima sebesar 8,25 dari seluruh hasil tangkapan ikan demersal kecil yang didaratkan di PPP Labuan, Banten. Hasil
tangkapan ikan swanggi merupakan hasil tangkapan terbesar setelah ikan kuwe 24,70, kurisi 23,43, kuniran 23,04 dan kapasan 13,70.
2.4. Makanan dan Kebiasaan Makanan
Makanan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam pertumbuhan ikan. Untuk merangsang pertumbuhan ikan yang optimal, diperlukan
jumlah dan mutu makanan dalam keadaan cukup serta sesuai dengan kondisi perairan. Makanan tersebut, dimanfaatkan dan digunakan untuk memelihara tubuh
ikan dan mengganti sel-sel tubuh yang rusak Effendie 2002. Kebiasaan makanan meliputi jenis, kualitas, dan kuantitas makanan yang
dimakan oleh ikan sedangkan cara makan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan waktu, tempat, dan cara mendapatkan makanan tersebut. Kebiasaan
makanan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain habitat, kesukaan terhadap jenis makanan tertentu, musim, ukuran, dan umur ikan Effendie 2002.
7 Nikolsky 1963 menyatakan bahwa makanan ikan dapat dibagi menjadi beberapa
kategori berdasarkan hubungan antara ikan dengan makanannya, yaitu 1 makanan utama, yaitu makanan yang biasanya dimakan dalam jumlah yang banyak; 2
makanan sekunder atau pelengkap, yaitu makanan yang biasa dimakan dan ditemukan dalam jumlah yang lebih sedikit; 3 makanan insidental atau tambahan,
yaitu makanan yang terdapat di saluran pencernaan dengan jumlah yang sangat sedikit.
Berdasarkan kepada bermacam-macam spesialisasi dari kebiasaan makanan, ikan dapat dibagi menjadi kategori ikan monophagus, yaitu ikan yang hanya
mengkonsumsi satu macam makanan. Ikan stenophagus mengkonsumsi macam makanan yang terbatas. Kategori berikutnya adalah ikan euryphagus dietnya
bermacam-macam atau campuran. Dilihat dari segi spesialisasi makanannya, maka ikan swanggi termasuk ikan karnivor dan stenophagus. Hal ini disebabkan ikan
swanggi memiliki gigi untuk menyergap, menahan, dan merobek mangsa. Ikan swanggi juga memiliki lambung benar, palsu, usus pendek, tebal, dan elastic serta
memiliki jenis makanan yang terbatas Effendie 2002. Ikan famili Priacanthidae hidup secara soliter atau kelompok kecil tetapi
beberapa spesies membentuk kelompok besar. Pada fase telur, larva, dan awal juvenil, ikan swanggi hidup secara pelagis dan berubah sesuai dengan lingkungan
yang cocok. Dalam hal makanan, famili Priacanthidae umumnya mencari makan secara nokturnal tetapi dapat juga mencari makan secara diurnal dengan sama
baiknya. Makanan utamanya yaitu dari jenis crustacea, cephalopods kecil, polychaetes, dan ikan kecil Starnes 1984.
Makanan ikan swanggi dengan ukuran ikan 8,9-14,5 cm yang diamati pada bulan Januari, Februari dan Maret oleh Rao 1967 di teluk Bengal, ditemukan
bahwa pada saat sebelum siang yaitu berupa Metazoaea 8,0, Megalopa 16,0, Udang Karibia 20,0, sisa Stomatopoda 8,0, sisa ikan 48,0. Pada sore hari
ditemukan makanan ikan swanggi berupa Amphipoda 2,2, sisa Decapoda13,1, sisa Stomatopoda 60,8 , sisa ikan 23,9 dan pada malam hari isi perut ikan
swanggi kosong. Total untuk makanan ikan swanggi yaitu berupa Crustacea 55,0, Ikan 45,0.
8 Menurut Hajisamae 2009, makanan ikan swanggi berupa udang 36,6 ,
Amphipoda 18,6 , Polychaeta 16,3, Calanoid Copepoda 16,0 , ikan 5,7 , Cryptid 2,9 , Rajungan 1,9 , lain-lain 1,5 , dan sudah tercerna 0,5 .
Penelitian ini dilakukan di perairan pesisir di Pattani and Narathiwas, Thailand dari bulan Maret 2006 sampai November 2006. Ikan contoh yang digunakan dalam
penelitian ini berjumlah 45 ikan . Menurut Ibrahim S et al. 2003, makanan ikan swanggi di laut cina Selatan
berupa Penaeus sp. 75,3 , Polychaeta 23,7, Loligo sp. 20,0 , Stolephorus sp. 2,6, Upeneus sp. 1,6, Squilla sp 1,6, Apogon sp. 0,7, Sepia 0,7, dan tidak
teridentifikasi 27 . Penelitian ini dilakukan di Zona Ekonomi Eksklusif di pesisir utara Peninsular Malaysia dari September 1999 sampai November 1999. Ikan contoh
yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 329 ikan dengan 304 ikan yang dianalis isi perutnya.
2.5. Luas Relung dan Tumpang Tindih Relung Makanan