Komposisi Jenis Makanan berdasarkan Waktu Pengamatan

26 Makanan dari ikan swanggi seperti udang-udangan, ikan kecil, rajungan, sisa crustacea, gastropoda, chepalopoda, dan bivalvia merupakan organisme yang hidup di daerah dasar perairan. Hal ini menjadikan daerah dasar perairan harus dijaga kelestariannya karena perubahan yang terjadi di daerah dasar periaran akan menggangu keberadaan organisme tersebut. Keberadaan organisme tersebut dapat mempengaruhi juga keberadaan ikan swanggi di perairan. Oleh karena itu, pengelolaan ikan swanggi juga harus memperhatikan aspek ekologi habitat dari organisme yang dimakan agar keberadaannya tetap berlanjut.

4.4.2. Komposisi Jenis Makanan berdasarkan Waktu Pengamatan

Pada Gambar 6 dapat dilihat nilai IP Indeks of Preponderance dari ikan swanggi menurut waktu pengamatannya. Pada gambar tersebut, terlihat bahwa udang-udangan menjadi makanan utama ikan swanggi pada bulan Maret, April, Juli, Agustus, September, dan Oktober dengan nilai IP secara berurutan sebesar 67,85, 82,49, 65,47, 90,79, 46,45, dan 82,60. Namun, hanya pada bulan Mei udang-udangan menjadi makanan pelengkap di yaitu sebesar 22,90 dan menjadi organisme terbanyak kedua setelah ikan sebesar 67,25. Pada bulan Maret, April, Juli, Agustus, September, dan Oktober, ikan menjadi makanan pelengkap dengan nilai IP secara berurutan sebesar 27,62, 12,45, 29,32, 7,99, 38,64, dan 16,95. Organisme lain yang juga ditemukan di dalam isi perut ikan swanggi antara lain rajungan, sisa crustacea, gastropoda, cephalopod, bivalvia, dan beberapa organisme tidak teridentifikasi, serta beberapa telah berupa hancuran makanan. Udang-udangan memiliki faktor –faktor yang dapat menarik bagi ikan swanggi untuk memakannya seperti ukuran, ketersediaan, dan selera makanan sehingga mendominasi isi perut ikan swanggi hampir setiap bulannya. Sebagai contoh, ikan swanggi tidak dapat memanfaatkan organisme sebagai makanannya jika ukurannya terlalu besar. Ikan swanggi akan memanfaatkan organisme sesuai dengan kemampuannya seperti bukaan mulutnya. Hal ini yang menduga ikan swanggi memanfaatkan udang-udangan karena sesuai dengan ukuran bukaan mulutnya. Ketersediaan makanan yang terbatas dapat menyebabkan ikan untuk memangsa makanan yang tersedia di habitatnya. Seperti halnya ikan swanggi lebih memilih memakan udang-udangan diduga karena udang-udangan memiliki daerah penyebaran yang sama dengan ikan swanggi. Faktor selera makanan juga dapat 27 menentukan bahwa ikan swanggi memanfaatkan organisme sebagai makanannya. Hal ini diduga bahwa ikan swanggi memiliki selera terhadap udang-udangan sehingga organisme tersebut banyak dimanfaatkannya. Secara umum crustacea menjadi organisme yang paling banyak ditemukan pada ikan swanggi. Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian Rao 1967 di Teluk Bengal, yang melakukan penelitian tentang makanan ikan swanggi dengan ukuran ikan 8,9-14,5 cm yang diamati pada bulan Januari, Februari dan Maret dengan hasil berupa Crustacea 55,0, Ikan 45,0. Gambar 6. Diagram lingkaran komposisi makanan berdasarkan waktu pengamatan. 67,8 4 1,80 27,6 2 1,60 Maret 82,4 9 3,45 12,4 6 0,46 April 22,9 0,49 67,2 5 1,75 1,02 5,83 Mei 65,47 2,28 29,32 1,63 1,30 Juli 90,7 9 7,99 Agustus 46,45 4,57 38,64 7,55 2,29 September 82,60 0,12 16,95 0,33 Oktober 28 Gambar 7. Komposisi makanan ikan jantan berdasarkan waktu pengamatan. Gambar 7 dan 8 memperlihatkan komposisi makanan ikan jantan dan betina berdasarkan waktu pengamatannya. Udang-udangan menjadi makanan utama ikan jantan pada bulan Maret, April, Juli, Agustus, September, dan Oktober sedangkan untuk ikan betina pada bulan Maret, April, Juli, Agustus, dan Oktober. Setelah udang-udangan, ikan menjadi makanan pelengkap pada bulan Maret, April, Juli, Agustus, September, dan Oktober. Namun, ikan menjadi makanan utama ikan jantan pada bulan Mei dan pada ikan betina pada bulan Mei, dan September. Hal ini disebabkan pada bulan Mei, kondisi perairan Selat Sunda memiliki kandungan zat hara tinggi seperti di daerah upwelling, produksi plankton hampir selalu melimpah 56,5 9 7,14 36,2 6 Maret 63,8 8 0,90 5,18 27,1 9 0,32 1,15 0,43 0,94 April 16,1 3 74,0 3 1,69 1,09 6,40 0,66 Mei 46, 79 0,9 2 44, 04 4,5 9 3,6 7 Juli 92,4 5 0,11 5,99 0,22 0,06 1,16 Agustus 49,9 1 0,61 4,38 35,7 4 0,13 6,68 2,55 September 66,0 2 0,52 32,8 8 0,58 Oktober 29 dan diikuti dengan produksi ikan yang cukup tinggi Nybaken 1992 in Amri 2008 sedangkan pada bulan September merupakan ukuran ikan swanggi terbesar yang dapat memanfaatkan ikan lebih banyak sehingga persentase ikan dalam makanan ikan swanggi tinggi. Hal ini disebabkan oleh ikan yang berukuran besar memiliki kemampuan bergerak yang lebih tinggi daripada ikan yang dimangsa sehingga dapat memanfaatkan lebih banyak. Gambar 8. Komposisi makanan ikan betina berdasarkan waktu pengamatan 69,0 6 1,16 25,9 0,05 0,25 2,27 1,31 Maret 92,6 7 1,76 2,42 2,20 0,33 0,51 0,11 April 26,39 1,07 63,28 1,15 1,75 0,74 5,49 0,11 Mei 84,6 2 4,27 11,1 1 Juli 88,1 7 0,10 0,10 9,85 0,07 1,73 Agustus 29,1 2 4,74 52,7 9 12,1 6 1,19 September 86,53 0,06 13,03 0,12 0,26 Oktober 30

4.4.3. Komposisi Jenis Makanan berdasarkan Ukuran Selang Kelas Panjang