Waktu dan Lokasi Penelitian Alat dan Bahan Pengumpulan Data

12

3. BAHAN DAN

METODE

3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini merupakan program penelitian terpadu bagian Manajemen Sumberdaya Perikanan yang dilaksanakan dari bulan Maret sampai dengan Oktober 2011 di PPP Labuan, Kec. Labuan, Kabupaten Pandeglang, Banten Gambar 3 dengan interval pengambilan contoh satu bulan. Ikan contoh diperoleh dari hasil tangkapan nelayan yang menggunakan alat tangkap cantrang dan jaring insang dasar dan didaratkan di PPP Labuan, Banten. Pengukuran dan penimbangan ikan contoh dilakukan di laboratorium Biologi Perikanan, Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Gambar 3. Peta Lokasi Penelitian Sumber Dinas Hidro-Oseanografi 2004 13

3.2. Alat dan Bahan

Peralatan yang digunakan antara lain penggaris dengan ketelitian 1 mm ± 0,5 mm, timbangan digital dengan ketelitian 0,0001 gram, alat bedah, botol film, pipet tetes, gelas ukur 10 ml dan 50 ml, cawan petri, mikroskop, baki, dan alat dokumentasi. Bahan yang digunakan adalah ikan swanggi, yang merupakan hasil tangkapan nelayan di perairan Selat Sunda yang didaratkan di PPP Labuan, akuades, dan formalin 4 untuk pengawetan organ pencernaan ikan swanggi.

3.3. Pengumpulan Data

Pengumpulan data primer dilakukan dengan metode penarikan contoh acak sederhana PCAS pada ikan swanggi yang memiliki fishing ground dan tertangkap di sekitar perairan Labuan serta didaratkan di PPP Labuan, Banten. Ikan contoh yang diambil sebanyak 50-74 ekor ikan tiap bulanya dan diidentifikasi melalui pengamatan morfolgi ikan. Ikan contoh berasal dari hasil tangkapan nelayan yang didaratkan pada saat pengambilan contoh. Analisis yang dilakukan berupa pengukuran panjang total, bobot total, tinggi badan, keliling badan, diameter mata, lebar bukaan mulut, dan panjang usus. Panjang ikan yang diukur adalah panjang total yang meliputi panjang mulai dari ujung mulut terdepan hingga ujung ekor terakhir menggunakan penggaris dengan ketelitian 1 mm ± 0,5 mm, sedangkan bobot yang ditimbang adalah bobot basah total yang meliputi bobot total jaringan ikan serta air yang terkandung dalam tubuh ikan menggunakan timbangan digital dengan ketelitian 0.0001 gram. Tinggi badan diukur dengan penggaris secara vertikal dari predorsal kearah bawah. Keliling badan diukur menggunakan meteran berskala 1 mm ± 0,5 mm dengan cara melingkari badan ikan di predorsal. Diameter mata diukur dengan penggaris berskala 1 mm yang diukur dari garis tengah mata ikan. Lebar bukaan mulut ikan diukur menggunakan penggaris berskala 1 mm ± 0,5 mm dengan cara ikan disembulkan dan diukur lebar maksimal secara horizontal. Panjang usus diukur dengan penggaris berskala 1 mm ± 0,5 mm dari perpotongan usus dengan piloric caeca sampai rektum. 14 Analisis isi lambung ikan contoh dilakukan di laboratorium. Ikan contoh dibedah, kemudian usus dan lambungnya diambil serta dimasukkan ke dalam botol contoh dengan formalin 4 untuk pengawetan. Pada saat analisis isi perut, lambung dikeluarkan isinya dan dikeringkan. Kemudian dilakukan identifikasi organisme dan diukur volumenya masing-masing untuk setiap jenis organisme yang ditemukan. 3.4. Analisis Data 3.4.1. Komposisi Makanan