Metode Pengumpulan Data Metode Pengolahan dan Analisis Data

23 Responden dalam penelitian ini terdiri dari pihak internal dan eksternal. Pihak internal terdiri dari tiga kelompok bagian yaitu badan pengurus, badan pengelola dan badan pengawas. Badan pengurus terdiri dari tiga bagian utama yaitu: ketua, sekretaris dan bendahara. Dari badan pengurus dipilih ketua pengurus sebagai responden. Dengan beberapa pertimbangan yaitu: ketua pengurus sebagai orang yang paling tahu mengenai keadaan internal suatu koperasi dan sebagai pembuat strategi managemen di dalam koperasi. Badan pengelola dikepalai oleh seorang manager. Manager dipilih sebagai responden dengan mempertimbangkan beberapa hal yaitu: manager koperasi bertanggung jawab penuh kepada operasional pelaksanaan KJKS, melakukan turun langsung kepada nasabah, mengontrol asset KJKS, dan mengetahui keadaan internal KJKS dengan baik. Badan pengawas terdiri dari seorang ketua pengawas dan dua orang badan anggota pengawas. Dipilih salah satu anggota badan pengawas dengan pertimbangan anggota ini aktif dan merupakan salah satu pendiri dan pembuat kebijakan di dalam KJKS, mengetahui keadaan KJKS dengan pasti serta selalu mengikuti perkembangan sistem kepengawasan. Responden pihak eksternal terdiri dari wakil deputi badan hukum dan organisasi Koperasi di Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah KUKM dan wakil deputi pelaksanaan koperasi jasa keuangan syariah di Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah KUKM. Hal ini berdasarkan pertimbangan bahwa responden dianggap orang yang paling tahu tentang perkembangan koperasi dan KJKS sekarang ini.

4.3. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, kuesioner, diskusi, pengamatan langsung, dan mencari literatur yang menunjang. Penelitian menggunakan pendekatan langsung kepada tiga responden manajemen untuk mengisi kuesioner yang telah disediakan. Responden diminta untuk mengisi sendiri kuisioner yang telah disusun oleh peneliti namun peneliti tetap mendampingi responden untuk membantu mengarahkan responden dalam mengisi 24 kuisioner self administrated survey. Pada penelitian ini dilakukan wawancara untuk mendapatkan faktor-faktor strategis, yang kemudian dinilai dan dibobot oleh responden. Analisis lingkungan eksternal mencari faktor-faktor strategis diperoleh melalui wawancara dan diskusi dengan responden serta studi literatur. Untuk kondisi internal melakukan wawancara dan diskusi dengan manajemen KJKS serta melalui pengamatan langsung terhadap operasional KJKS. Berdasarkan pengamatan dan wawancara langsung tersebut kemudian ditentukan kompetensi yang perlu dikembangkan untuk masa datang

4.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Metode pengolahan dan analisis data terdiri atas analisis deskriptif lingkungan internal dan ekternal dan analisis tiga tahap perumusan strategi. Alat analisis yang digunakan adalah matriks IFE, matriks EFE, matriks IE, matriks QSPM. Metode deskriptif dilakukan dalam bentuk studi kasus. Untuk membentuk matriks IFE dan EFE digunakan analisis lingkungan internal dan lingkungan ekternal, lingkungan ekternal perusahaan terbagi dua yaitu lingkungan jauh dan lingkungan industri. Sedangkan hasil analisis dari matriks IFE dan EFE menjadi input bagi matriks IE untuk menentukan posisi perusahaan dan menghasilkan strategi alternatif yang layak dan tahap keputusan menggunakan matriks QSPM.

4.4.1. Analisis Tiga Tahap Perumusan Strategi

Langkah pertama dari kerangka kerja perumusan yang disebut dengan tahap input, yaitu tahap meringkas informasi dasar yang diperlukan untuk merumuskan strategi. Tahap input dari analisis perumusan strategi terdiri dari matriks IFE dan matriks EFE. Matriks IFE Internal Factor Evaluation Matriks akan digunakan untuk mengevaluasi kekuatan dan kelemahan internal Koperasi Jasa Keuangan Syariah Berkah Madani Cimanggis. Faktor-faktor lingkungan internal dianalisis dengan menggunakan metode analisis deskriptif. Kekuatan internal kunci yang dianalisis meliputi kekuatan manajemen, pemasaran, keuangan, penelitian dan pengembangan serta sistem informasi manajemen. 25 Matriks EFE Exsternal Factor Evaluation Matriks akan digunakan untuk mengevaluasi peluang dan ancaman yang ada di lingkungan jauh dan lingkungan KJKS Berkah Madani Cimanggis. Faktor-faktor dalam lingkungan jauh yang dievaluasi adalah aspek ekonomi, sosial, budaya, demografis dan lingkungan politik pemerintahan dan hukum, serta aspek teknologi. Faktor-faktor dalam lingkungan itu yang dievaluasi adalah hambatan pemasok, kekuatan pembeli, ketersedian substitusi dan pesaing antar perusahaan. Lingkungan internal dan eksternal memiliki pengaruh yang sama besar bagi suatu usaha. Menurut David 2009, tahap-tahap yang harus dilakukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor kunci dalam matriks IFE dan EFE adalah sebagai berikut: 1. Identifikasi faktor-faktor internal dan eksternal perusahaan Langkah awal yang dilakukan adalan mengidentifikasi faktor internal, yaitu mendaftar semua kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan. Identifikasi faktor eksternal perusahaan dengan melakukan pendaftaran semua peluang dan ancaman perusahaan. 2. Penentuan Bobot Variabel Pemberian bobot setiap faktor dengan skala mulai dari 0,00 tidak penting sampai 1,00 paling penting. Pemberian bobot ini berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategis perusahaan dalam daerah tertentu. Jumlah bobot yang diberikan harus sama dengan satu =1 Penentuan bobot dilakukan dengan mengajukan identifikasi faktor strategis internal dan eksternal kepada pihak manajemen dan ahli strategi dengan menggunakan metode paired comparison Kinnear 1991 diacu dalam Romadhona 2010. Metode ini digunakan untuk memberikan penilaian terhadap bobot setiap faktor internal. Setiap variabel digunakan skala 1,2, dan 3 untuk menentukan bobot. Skala yang digunakan dalam menentukan bobot adalah : 1 = Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal 2 = Jika indikator horizontal sama penting daripada indikator vertikal 3 = Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal 26 Menurut Kinnear, bobot setiap variabel diperoleh dengan menentukan nilai setiap variabel terhadap jumlah nilai keselurahan variabel dengan menggunakan rumus. α i = Xi n ∑ Xi i = 1 Dimana, α i = Bobot Variabel ke-i X i = Nilai Variabel x ke-i n = Jumlah Data I = 1, 2, 3,…., n Bentuk penilaian bobot dapat dilihat pada Tabel 6 dan 7. Tabel 6 . Penilaiaan Bobot Faktor Strategis Internal Perusahaan Faktor Strategi Internal A B C D …… Total Bobot A Xi αi B C D ….. Total Sumber : Kinnear 1991 diacu dalam Romadhona 2010 Pada Tabel 6 dan 7, menjelaskan tentang tatacara dalam penentuan bobot tiap faktor internal maupun eksternal perusahaan. Menentukan faktor yang paling tinggi memiliki pengaruh terhadap perkembangan perusahaan. Tabel 7 . Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal Perusahaan Faktor Strategi External A B C D …… Total Bobot A Xi αi B C D ….. Total Sumber : Kinnear 1991 diacu dalam Romadhona 2009 3. Penentuan Rating Penentuan rating dilakukan oleh manajemen perusahaan atau pakar ahli strategi perusahaan terhadap variabel-variabel. Dalam mengukur masing- masing variabel terhadap kondisi perusahaan digunakan skala 1,2,3 dan 4 27 terhadap masing-masing faktor strategis. Skala nilai rating untuk matriks IFE adalah: 1 = kelemahan utama 3 = Kekuatan Kecil 2 = kelemhan kecil 4 = Kekuatan Utama Tabel 8 . Matriks IFE Faktor Strategis Intenal Bobot Rating Skor Bobot Bobot x Rating Kekuatan : 1.…………. 2…………. 3…………. Kelemahan : 1………….. 2………….. 3………….. Total Sumber : David 2009 Sedangkan untuk matriks EFE, skala nilai rating yang digunakan adalah : 1 = Tidak berpengaruh 3 = Kuat pengaruhnya 2 = Kurang kuat pengaruhnya 4 = Sangat kuat pengaruhnya Table 9 . Matriks EFE Faktor Strategis Eksternal Bobot Rating Skor Bobot Bobot x Rating Peluang : 1.…………. 2…………. 3…………. Ancaman : 1………….. 2………….. 3………….. Total Sumber : David 2009 Selanjutnya dilakukan penjumlahan dari pembobotan yang dikalikan dengan rating pada tiap faktor untuk memperoleh skor pembobotan. Jumlah skor berkisar antara 1,0 ___ 4,0 dengan rata-rata 2,5. jika jumlah skor pembobotan IFE dibawah 2,5 maka kondisi internal perusahaan lemah. Sedangkan jumlah skor 28 pembobotan EFE 1,0 menunjukan perusahaan tidak dapat memanfaatkan peluang dan mengatasi ancaman yang ada, jumlah 4,0 menunjukkan perusahaan merespon peluang maupun ancaman yang dihadapi dengan sangat baik. Langkah kedua dari kerangka kerja perumusan yang disebut dengan tahap pencocokan. Tahap pencocokan dilakukan dengan menggunakan analisis matriks IE. Matriks IE adalah gabungan dari matriks EFE dan matriks IFE yang berisikan Sembilan macam sel yang memperlihatkan kombinasi total nilai terboboti dari matriks EFE dan IFE. Matriks IE terdiri atas dua dimensi yaitu total skor dari matriks IFE pada sumbu X dan total skor dari matrks EFE pada sumbu Y. Pada sumbu X terdiri dari tiga skor yaitu: skor 1,0 ___ 1,99 menyatakan bahwa posisi internal lemah; skor 2,0 ___ 2,99 posisinya adalah rata-rata; dan skor 3,00 ___ 4,00 adalah kuat. Sedangkan pada sumbu Y yang dipakai untuk matriks EFE, skor 1,0 ___ 1,99 menyatakan bahwa posisi ekternal rendah; skor 2,0 ___ 2,99 posisinya adalah menengah; dan skor 3,0 ___ 4,0 adalah tinggi. Matriks IE memiliki tiga implikasi strategi berbeda Gambar 4, yaitu: Kuat 3,0 - 4,0 Rata-rata 2,0 – 2,99 Lemah 1,0 - 1,99 Gambar 4 . Matriks IE Sumber: David 2009 a Pada sel I, II, atau IV dapat digambarkan sebagai tumbuh growth dan bina build. Strategi-strategi yang cocok adalah strategi intensif seperti penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk atau strategi I II III Tinggi 3,0 - 4,0 Sedang 2,0 – 2,99 Rendah 1,0 – 1,99 IV V VI VII VIII IX 4,0 3,0 2,0 1,0 3,0 2,0 29 terintegrasi seperti backward integration, forward integration, dan horizontal integration . b Pada sel-sel III, V, atau VII paling baik dikendalikan dengan strategi-strategi pertahankan hold dan pelihara maintain. Strategi-strategi yang umum dipakai yaitu strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. c Pada sel VI, VIII, atau IX dapat menggunakan strategi panen harvest atau divestasi divestiture. Langkah ketiga dari kerangka kerja perumusan yang disebut dengan tahap keputusan. Tahap keputusan dilakukan dengan menggunakan analisis matriks QSPM. QSPM menentukan daya tarik relatif dari beberapa strategi berdasarkan sejauh mana faktor keberhasilan kunci internal dan eksternal dimanfaatkan atau diperbaiki. oleh karena itu dapat dikatakan bahwa QSPM merupakan dasar untuk untuk memilih strategi alternatif terbaik. QSPM merupakan alat yang memungkinkan ahli strategi untuk mengevaluasi alternatif strategi secara objektif dan penilaian intuitif yang baik, berdasarkan faktor kunci internal dan faktor eksternal yang telah diidentifikasi sebelumnya David 2009. Ada enam langkah yang diperlukan untuk mengembangkan QSPM yaitu sebagai berikut: 1. Mendaftar peluang dan ancaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan internal perusahaan pada kolom kiri dalam QSPM. Informasi ini diambil langsung dari matriks IFE dan matriks EFE. Minimal sepuluh faktor kritis internal dan sepuluh faktor sukses eksternal dimasukkan dalam QSPM. 2. Memberikan bobot untuk setiap faktor sukses kunci eksternal dan internal. Bobot ini identik dengan yang dipakai dalam matriks IFE dan Matriks EFE. Bobot dituliskan dalam kolom ini di sebelah kanan faktor sukses kunci internal dan eksternal. 3. Mengevaluasi matriks pencocokan Matriks IE serta mengidentifikasi alternatif strategi yang harus dipertimbangkan perusahaan untuk dimplementasikan. Semua strategi dicatat di baris teratas QSPM. Strategi dikelompokkan ke dalam sel yang independen jika memungkinkan. 4. Menentukan nilai daya Tarik Attaractiveness Scores atau AS. Didefinisikan sebagai angka yang mengindikasikan daya tarik relatif dari masing-masing sel alternatif tertentu. Nilai daya tarik ditentukan dengan mengevaluasi masing- 30 masing faktor internal dan eksternal satu persatu dan mengajukan pertanyaan “apakah faktor ini mempengaruhi pilihan strategi yang dibuat?”, Jika jawabannya ya, maka strategi harus dibandingkan secara relatif terhadap faktor kunci tersebut. Secara spesifik nilai daya tarik diberikan pada setiap strategi untuk menunjukkan daya tarik relatif atas strategi lainnya, dengan mempertimbangkan faktor tertentu. Jangkauan untuk nilai daya tarik adalah 1= tidak menarik, 2= agak menarik, 3= cukup menarik, 4= amat menarik. Jika jawaban dari pertanyaan diatas adalah tidak, maka faktor sukses kunci tersebut tidak mempunyai pengaruh sehingga tidak perlu memberikan nilai daya tarik. 5. Menghitung total nilai daya tarik. Total nilai daya tarik Total Attractiveness Scores atau TAS didefinisikan sebagai produk dari pengalian bobot dengan nilai daya tarik. Semakin tinggi total daya tarik semakin menarik alternatif strategi itu. 6. Menghitung jumlah total daya tarik. Jumlah total daya tarik dalam setiap kolom strategi QSPM Tabel 10. Penjumlahan total nilai daya tarik STAS mengungkapkan strategi mana yang paling menarik dari setiap set alternatif strategi. Semakin tinggi nilai menunjukkan strategi semakin menarik, mempertimbangkan semua faktor internal dan eksternal yang relevan yang dapat mempengaruhi keputusan strategis. Tingkat perbedaan antara penjumlahan total nilai daya tarik dari set alternatif strategi tertentu mengindikasikan tingkat kesuksesan relatif dari satu strategi di atas yang lainnya. Tabel 10. QSPM Faktor-Faktor Kunci Bobot Alternatif Strategi Strategi 1 Strategi 2 AS TAS AS TAS Faktor-Faktor Kunci Eksternal Faktor-Faktor Kunci Eksternal Jumlah Total Daya Tarik Sumber: David 2009 Keterangan: Nilai Daya Tarik AS Total Nilai Daya Tarik TAS 31

V. GAMBARAN UMUM KOPERASI 5.1. Visi, Misi, dan Tujuan KJKS Berkah Madani