Pendugaan total karbon biomassa perluas kebun, kadar biomassa plot 1 dan 2 diambil rata-ratanya dan dikalikan dengan luas kebun Meranti Paham
seluas 4.811 ha sehingga didapat total karbon biomassa perluas kebun sebesar
2.595
ton. Semakin besar berat kering dan kadar C-organiknya maka cadangan karbon biomassa pada tanaman bawahsemak akan semakin besar.
4.2. Total Cadangan Karbon Atas Permukaan Kebun Meranti Paham
Total karbon biomassa atas permukaan di Kebun Meranti Paham merupakan penjumlahan dari total karbon biomassa kelapa sawit dan tanaman
bawahsemak. Total cadangan karbon biomassa kelapa sawit dan tanaman bawahsemak dapat dilihat pada Tabel 9. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa
total karbon biomassa atas permukaan pada Kebun Meranti Paham adalah 124.703 ton.
Tabel 9. Total Cadangan Karbon Biomassa Atas Permukaan Kebun Meranti Paham Tahun 2009
Jenis Karbon Biomassa Atas Permukaan
Nilai Karbon Biomassa ton
Kelapa Sawit 122.108
Tanaman Bawah Semak 2.595
Total 124.703
4.3. Karbon Tersimpan dalam Gambut
Pengukuran karbon biomassa bawah permukaan meliputi semua bahan organik yang terdapat didalam tanah gambut termasuk nekromassa. Pada
penelitian ini nekromassa diasumsikan telah habis terdekomposisi menjadi tanah gambut karena pembukaan lahan menjadi perkebunan kelapa sawit telah
dilakukan puluhan tahun yang lalu. Untuk pengukuran karbon tersimpan di dalam tanah gambut diperlukan data berat volume, kandungan karbon, ketebalan dan
luas lahan gambut. Beberapa parameter diamati dalam penentuan karbon tersimpan dalam gambut adalah:
a. Bobot isi Bulk density [g cm
-3
atau t m
-3
]
b. Kandungan karbon [ berat] c. Tingkat kematangan gambut
d. Ketebalan dan luas lahan gambut
4.3.1. Bobot Isi Gambut
Bobot isi merupakan salah satu sifat fisik yang penting untuk diketahui dalam pendugaan cadangan karbon. Penelitian terdahulu menyatakan bahwa
bobot isi gambut sangat rendah Andriesse, 1988; Driessen and Rochimah, 1976 dalam Andriesse, 1988; Sumawinata dan Mulyanto, 2004 dalam Sabiham, 2006.
Kecilnya bobot isi gambut mengakibatkan daya tumpu menjadi rendah, sehingga
akar tanaman tidak mampu bertumpu dengan kokoh. Bobot isi tanah gambut
beragam antara 0,01-0,20 grcm
3
, tergantung pada kematangan bahan organik penyusunnya Noor, 2001. Bobot isi sangat berpengaruh terhadap cadangan
karbon. Jika dilihat dari persamaan perhitungan karbon tersimpan maka semakin besar bobot isi maka semakin besar pula jumlah cadangan karbon tersimpan
karena bobot isi berbanding lurus dengan jumlah cadangan karbon. Berdasarkan hasil pengukuran contoh tanah tidak terganggu pada titik-titik
pewakil diperoleh bahwa nilai bobot isi tanah gambut berkisar antara 0,10-0,16 grcm
3
. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya bahwa bobot isi bulk density tanah gambut jauh sangat rendah dibandingkan dengan tanah mineral
pada umumnya. Data bobot isi yang telah didapat disajikan pada Tabel 10. Umumnya berat gambut pada paralon relatif sama beda berat tidak terlalu
besar berkisar antara 4,3 – 5,2 kg. Begitu juga dengan data kadar air, umumnya
relatif stabil atau tidak terdapat selisih yang terlalu besar kecuali pada umur tanam 20 tahun 80Z, karena pada lokasi tersebut kematangan gambutnya homogen.
Semakin besar kadar air maka bobot isi semakin kecil. Ini dapat dilihat pada umur tanam 20 tahun 88Z yang memiliki kadar air terbesar dan memilki bobot isi
terkecil. Tidak hanya kadar air, berat gambut dan volume gambut juga berpengaruh terhadap bobot isi, dimana jika berat gambut semakin besar maka
bobot isi akan semakin besar pula dan berlaku sebaliknya pada volume paralon. Tabel 10. Bobot Isi Tanah Gambut Kematangan Hemik pada Berbagai Tahun
Tanam di Kebun Meranti Paham Tahun 2009
No Tahun
Tanam Umur
Tanaman Berat Gambut
Paralon Kg Kadar Air
Volume Paralon
cm
3
Bobot Isi grcm
3
1 86N
22 4,9
5,06 4.059,39
0,12 2
86O 22
5,0 4,85
4.059,39 0,13
3 88Y
20 4,4
4,01 4.059,39
0,13 4
88Z 20
5,2 6,91
4.019,20 0,10
5 90A
18 4,4
4,62 4.019,20
0,14 6
90T 18
5,0 4,28
4.079,48 0,16
7 95C
13 4,3
4,44 4.019,20
,15 8
95L 13
4,9 4,40
4.039,29 0,16
9 97D1
11 4,9
4,84 4.019,20
0,12 10
97D2 11
4,9 4,93
4.019,20 0,12
11 99A
9 4,5
4,44 4.019,20
0,16 12
99C 9
4,8 4,94
4.019,20 0,14
Perhitungan kadar karbon biomassa pada penelitian ini menggunakan data bobot isi terbesar maksimum, terkecil minimum dan rata-rata. Bobot isi pada
kematangan fibrik juga menggunakan data bobot isi terbesar maksimum, terkecil minimum dan rata-rata. Data bobot isi pada kematangan hemik menggunakan
data dari penelitian sebelumnya Yulianti 2009. Ini dilakukan agar hasil perhitungan dapat menggambarkan fluktuasi akibat faktor ketidakpastian. Nilai
dari bobot isi tersebut dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Bobot Isi untuk Perhitungan Cadangan Karbon di Kebun Meranti
Paham Tahun 2009 Jenis Bobot isi
Nilai Bobot Isi Hemik gcm
3
Nilai Bobot Isi Fibrik gcm
3
Bobot Isi Terbesar 0,16
0,12 Bobot Isi Rata-rata
0,14 0,11
Bobot Isi Terendah 0,10
0,11
4.3.2. Kandungan Karbon Gambut
Pada ekosistem tanah gambut tropika terjadi siklus karbon. Sisa tanaman yang mati akan terdekomposisi kembali ke dalam sistem tanah menjadi sumber
hara dan sebagian akan teremisi ke atmosfer dalam bentuk CO
2
. Kemampuan gambut yang besar dalam pemendaman karbon akan sangat efektif untuk
mengatasi laju emisi karbon. Kandungan karbon gambut ditentukan dengan menggunakan metode pengabuan kering lost in ignition dan Walkley and Black.
Untuk analisis kadar C-organik diperoleh nilai kandungan C-organik antara 30,28-55,33. Data kadar C-organik tanah gambut di lokasi penelitian dapat
dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Kadar Karbon Pada Kematangan Hemik Berbagai Contoh Tanah di Kebun Meranti Paham Tahun 2009
No Kode Blok Tanah
Umur Tanam Kadar C
1 86 O
22
41,61 2
86 N
22
50,39 3
88 Y
20
46,59 4
88 Z
20
45,76 5
90 A
18
47,19 6
90 T
18
48,57 7
95 C
13
39,81 8
95 L
13
48,43 9
97 Da
11
35,14 10
97 Db
11
30,28 11
99 C
9
55,33 12
90 A
9
49,32 Kadar C-organik yang terbesar terdapat pada kelapa sawit tahun tanam
1999 blok C atau umur tanaman 9 tahun yaitu sebesar 55,33 sedangkan yang terkecil terdapat pada tahun tanam 1997 blok D atau umur tanaman 11 tahun
yaitu sebesar 30,28. Besarnya kadar karbon disebabkan tanah gambut pada lokasi tersebut memiliki kematangan gambut yang homogen yaitu memiliki
kandungan kayu bahan dasar yang relatif lebih sedikit atau telah terdekomposisi lebih lanjut, selain itu besarnya kadar karbon disebabkan tanah gambut pada
lokasi tersebut karena memiliki ketebalan yang cukup dalam. Kedalaman gambut pada tahun tanam 99C, rata-rata mencapai 788 cm.
Dengan kedalaman tersebut dapat dikatakan bahwa pada areal tahun tanam 99C, termasuk gambut dalam, sedangkan tanah gambut pada umur tanam 97Db
memiliki rata-rata kedalaman 85 cm. Dangkalnya kedalaman gambut pada lokasi tersebut karena lokasi tersebut merupakan perbatasan antara tanah mineral dan
tanah gambut. Sesuai dengan pernyataan Suhardjo dan Widjaja Adhi 1976 dalam Noor, 2001 menyatakan bahwa kandungan C-organik gambut meningkat setiap
peningkatan ketebalan. Pada gambut yang sangat dalam 3 m mengandung C organik sebesar 54.11 , sedangkan gambut dangkal 0.5
–1 m mengandung C organik sebesar 49.80 .
Kadar C yang digunakan untuk mengukur kadar karbon yang tersimpan yaitu kadar karbon terbesar, kadar karbon rata-rata dan kadar karbon terendah.
Sama halnya dengan bobot isi, kadar karbon pada kematangan fibrik juga menggunakan data penelitian sebelumnya Yulianti 2009. Kadar karbon tersebut
digunakan karena adanya faktor ketidakpastian. Nilai-nilai karbon tersebut dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Kadar Karbon untuk Perhitungan Cadangan Karbon Bawah Permukaan di Kebun Meranti Paham Tahun 2009
Jenis Kadar Karbon
Nilai Kadar Karbon Hemik
Nilai Kadar Karbon Fibrik
Kadar Karbon Terbesar 55,33
57,25 Kadar Karbon Rata-rata
44,87 54,40
Kadar Karbon Terendah 30,28
48,84
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perhitungan terhadap cadangan karbon, yaitu bobot isi, ketebalan gambut, luas lahan gambut, dan kadar
karbon. Seperti halnya dengan faktor-faktor lainnya, kadar karbon juga mempunyai hubungan berbanding lurus terhadap cadangan karbon, yaitu semakin
besar kadar karbon, maka cadangan karbon yang terdapat pada tanah tersebut akan semakin besar pula.
4.3.3. Kematangan Gambut
Pengamatan kematangan gambut berguna untuk menaksir kesuburan dan kandungan C-organik gambut. Gambut yang lebih matang biasanya lebih subur,
walaupun banyak faktor lain yang menentukan kesuburan gambut, misalnya campuran liat dan abu. Menurut Soil Survey Staff 1998 dalam Agus dan Subiksa,
2008 pengamatan kematangan gambut dapat dilakukan di lapangan atau di laboratorium berdasarkan kadar seratnya.
Pada penelitian ini, tingkat kematangan gambut saprik tidak ada karena lahan gambut yang terdapat di Kebun Meranti Paham belum terlapuk lebih lanjut.
Jadi kematangan gambut yang digunakan yaitu kematangan gambut fibrik dan kematangan gambut hemik. Kematangan fibrik pada umumnya lebih tebal
dibandingkan dengan kematangan hemik dan biasanya terletak di bawah kematangan gambut.
4.3.4. Ketebalan Gambut
Pengukuran ketebalan gambut yang dilakukan disepanjang grid-grid pada blok tanam kelapa sawit akan menghasilkan titik-titik pengukuran Gambar 4.
Titik-titik pengukuran dapat dilihat pada Tabel Lampiran 1. Ketebalan gambut sangat mempengaruhi cadangan karbon yang terdapat pada tanah gambut.
Kematangan gambut hemik terletak di atas kematangan gambut fibrik. Ini dikarenakan kematangan hemik telah mengalami pelapukan yang lebih lanjut jika
dibandingkan dengan fibrik. Pada umumnya ketebalan hemik jauh lebih kecil daripada fibrik. Di kebun Meranti Paham, kematangan hemik memiliki ketebalan
rata-rata sekitar 62 cm sedangkan ketebalan fibrik rata-rata sekitar 423 cm. Karena ketebalan gambut memiliki hubungan lurus dengan cadangan C maka
ketebalan hemik memiliki cadangan C yang lebih kecil dibandingkan dengan ketebalan fibrik.
Data permukaan ketebalan gambut dapat dilihat pada Gambar 5 dan 6. Pada Gambar 5 menyajikan data permukaan ketebalan gambut hemik dengan ketebalan
berkisar antara 20 – 109 cm sedangkan Gambar 6 menyajikan data permukaan
ketebalan fibrik dengan ketebalan berkisar antara 109 – 856 cm. Pada Gambar 6
dapat dilihat bahwa terjadi degradasi warna, artinya lokasi yang memiliki warna yang lebih gelap memiliki ketebalan gambut yang lebih dalam dibandingkan
dengan yang memilki warna yang lebih terang. Kebun Meranti Paham memiliki luas total sekitar 4.811 ha dengan luas
tanah gambut sekitar 3.256 ha dan tanah mineral sekitar 1.555 ha. Pendugaan cadangan karbon biomassa hanya dilakukan pada tanah gambut. Untuk
mengetahui luas lahan gambut dapat dilakukan dengan melihat batas-batas tanah gambut tersebut dengan tanah mineral.
Gambar 5. Data Permukaan Ketebalan Gambut Hemik di Kebun Meranti Paham Tahun 2009.
Gambar 5 merupakan data permukaan ketebalan gambut hemik. Warna hijau pada gambar merupakan areal tanah gambut dan merupakan batas tanah
gambut dengan tanah mineral. Tanah gambut pada Kebun Meranti Paham, PT Perkebunan Nusantara IV dihubungkan pada titik-titik pengamatan sedangkan
yang lainnya merupakan tanah mineral. Semakin tebal warna yang terdapat pada Gambar 5 maka kedalaman hemiknya akan semakin dalam dan begitu juga
KETERANGAN
20 cm 109 cm
0.7 0 0.7 1.4 2.1 km
sebaliknya. Kedalaman hemik maksimal yaitu 109 cm sedangkan yang terdangkal yaitu 20 cm.
Gambar 6. Data Permukaan Ketebalan Gambut Fibrik di Kebun Meranti Paham, Tahun 2009.
Batas-batas pada kematangan gambut fibrik Gambar 6 sama dengan ketebalan fibrik Gambar 5. Ketebalan fibrik pada umumnya lebih dalam dengan
rata-rata kedalaman 423 cm jika dibandingkan dengan ketabalan hemik yang hanya memiliki kedalaman rata-rata 62 cm. Ketebalan fibrik maksimum yang
terdapat di Kebun Meranti Paham yaitu 856 cm dan yang terkecil 109 cm.
KETERANGAN
109 cm 856 cm
0.7 0 0.7 1.4 2.1 km
4.4. Karbon Tersimpan Bawah Permukaan Kebun Meranti Paham
Untuk menduga kadar karbon biomassa bawah permukaan diperlukan bobot isi, kadar karbon dan volume gambut. Hasil interpolasi titik kedalaman
gambut pada setiap kematangan dengan resolusi 30 m x 30 m didapatkan data volume gambut. Untuk mendapatkan karbon tersimpan dilakukan dengan
mengalikan antara volume gambut, bobot isi dan kadar karbon. Hasil perhitungan kadar karbon tersimpan bawah permukaan dapat dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14. Karbon Tersimpan Bawah Permukaan Kebun Meranti Paham Tahun 2009
Ketebalan C
– organic Bobot isi gcm
3
Karbon Tersimpan ton
Min Max
Rata Min
Max Rata
Min Max
Rata
Hemik
30,28 55,33
44,87 0,11
0,16 0,14
673.536 1.790.166
1.270.272
Fibrik
48,84 57,25
54,40 0,11
0,12 0,11
7.769.084 9.928.680
8.648.212
Total 7.442.620
11.718.846 9.918.484
Sumber : Yulianti 2009 dan Data Primer Ket
: Berdasarkan analisis spasial data ketebalan gambut dengan resolusi 30m x 30m
Berdasarkan pada Tabel 14 diperoleh perkiraan karbon tersimpan dalam tanah gambut kebun Meranti Paham untuk kematangan hemik berkisar pada
673.536 - 1.790.166 ton dengan rata-rata 1.270.272,49 ton, sedangkan untuk kematangan fibrik berkisar pada 7.769.084 - 9.928.680 ton dengan rata-rata
8.648.212 ton. Dengan demikian, total karbon tersimpan bawah permukaan berkisar pada 7.442.620 - 11.718.846 ton dengan rata-rata 9.918.484 ton Tabel
15. Karbon tersimpan pada tanah gambut dengan kematangan fibrik lebih tinggi daripada kematangan hemik karena gambut kematangan fibrik jauh lebih tebal
daripada kematangan hemik.
4.5. Cadangan Karbon Tersimpan Kawasan