Kematangan Gambut Ketebalan Gambut

tanah gambut. Sesuai dengan pernyataan Suhardjo dan Widjaja Adhi 1976 dalam Noor, 2001 menyatakan bahwa kandungan C-organik gambut meningkat setiap peningkatan ketebalan. Pada gambut yang sangat dalam 3 m mengandung C organik sebesar 54.11 , sedangkan gambut dangkal 0.5 –1 m mengandung C organik sebesar 49.80 . Kadar C yang digunakan untuk mengukur kadar karbon yang tersimpan yaitu kadar karbon terbesar, kadar karbon rata-rata dan kadar karbon terendah. Sama halnya dengan bobot isi, kadar karbon pada kematangan fibrik juga menggunakan data penelitian sebelumnya Yulianti 2009. Kadar karbon tersebut digunakan karena adanya faktor ketidakpastian. Nilai-nilai karbon tersebut dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Kadar Karbon untuk Perhitungan Cadangan Karbon Bawah Permukaan di Kebun Meranti Paham Tahun 2009 Jenis Kadar Karbon Nilai Kadar Karbon Hemik Nilai Kadar Karbon Fibrik Kadar Karbon Terbesar 55,33 57,25 Kadar Karbon Rata-rata 44,87 54,40 Kadar Karbon Terendah 30,28 48,84 Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perhitungan terhadap cadangan karbon, yaitu bobot isi, ketebalan gambut, luas lahan gambut, dan kadar karbon. Seperti halnya dengan faktor-faktor lainnya, kadar karbon juga mempunyai hubungan berbanding lurus terhadap cadangan karbon, yaitu semakin besar kadar karbon, maka cadangan karbon yang terdapat pada tanah tersebut akan semakin besar pula.

4.3.3. Kematangan Gambut

Pengamatan kematangan gambut berguna untuk menaksir kesuburan dan kandungan C-organik gambut. Gambut yang lebih matang biasanya lebih subur, walaupun banyak faktor lain yang menentukan kesuburan gambut, misalnya campuran liat dan abu. Menurut Soil Survey Staff 1998 dalam Agus dan Subiksa, 2008 pengamatan kematangan gambut dapat dilakukan di lapangan atau di laboratorium berdasarkan kadar seratnya. Pada penelitian ini, tingkat kematangan gambut saprik tidak ada karena lahan gambut yang terdapat di Kebun Meranti Paham belum terlapuk lebih lanjut. Jadi kematangan gambut yang digunakan yaitu kematangan gambut fibrik dan kematangan gambut hemik. Kematangan fibrik pada umumnya lebih tebal dibandingkan dengan kematangan hemik dan biasanya terletak di bawah kematangan gambut.

4.3.4. Ketebalan Gambut

Pengukuran ketebalan gambut yang dilakukan disepanjang grid-grid pada blok tanam kelapa sawit akan menghasilkan titik-titik pengukuran Gambar 4. Titik-titik pengukuran dapat dilihat pada Tabel Lampiran 1. Ketebalan gambut sangat mempengaruhi cadangan karbon yang terdapat pada tanah gambut. Kematangan gambut hemik terletak di atas kematangan gambut fibrik. Ini dikarenakan kematangan hemik telah mengalami pelapukan yang lebih lanjut jika dibandingkan dengan fibrik. Pada umumnya ketebalan hemik jauh lebih kecil daripada fibrik. Di kebun Meranti Paham, kematangan hemik memiliki ketebalan rata-rata sekitar 62 cm sedangkan ketebalan fibrik rata-rata sekitar 423 cm. Karena ketebalan gambut memiliki hubungan lurus dengan cadangan C maka ketebalan hemik memiliki cadangan C yang lebih kecil dibandingkan dengan ketebalan fibrik. Data permukaan ketebalan gambut dapat dilihat pada Gambar 5 dan 6. Pada Gambar 5 menyajikan data permukaan ketebalan gambut hemik dengan ketebalan berkisar antara 20 – 109 cm sedangkan Gambar 6 menyajikan data permukaan ketebalan fibrik dengan ketebalan berkisar antara 109 – 856 cm. Pada Gambar 6 dapat dilihat bahwa terjadi degradasi warna, artinya lokasi yang memiliki warna yang lebih gelap memiliki ketebalan gambut yang lebih dalam dibandingkan dengan yang memilki warna yang lebih terang. Kebun Meranti Paham memiliki luas total sekitar 4.811 ha dengan luas tanah gambut sekitar 3.256 ha dan tanah mineral sekitar 1.555 ha. Pendugaan cadangan karbon biomassa hanya dilakukan pada tanah gambut. Untuk mengetahui luas lahan gambut dapat dilakukan dengan melihat batas-batas tanah gambut tersebut dengan tanah mineral. Gambar 5. Data Permukaan Ketebalan Gambut Hemik di Kebun Meranti Paham Tahun 2009. Gambar 5 merupakan data permukaan ketebalan gambut hemik. Warna hijau pada gambar merupakan areal tanah gambut dan merupakan batas tanah gambut dengan tanah mineral. Tanah gambut pada Kebun Meranti Paham, PT Perkebunan Nusantara IV dihubungkan pada titik-titik pengamatan sedangkan yang lainnya merupakan tanah mineral. Semakin tebal warna yang terdapat pada Gambar 5 maka kedalaman hemiknya akan semakin dalam dan begitu juga KETERANGAN 20 cm 109 cm 0.7 0 0.7 1.4 2.1 km sebaliknya. Kedalaman hemik maksimal yaitu 109 cm sedangkan yang terdangkal yaitu 20 cm. Gambar 6. Data Permukaan Ketebalan Gambut Fibrik di Kebun Meranti Paham, Tahun 2009. Batas-batas pada kematangan gambut fibrik Gambar 6 sama dengan ketebalan fibrik Gambar 5. Ketebalan fibrik pada umumnya lebih dalam dengan rata-rata kedalaman 423 cm jika dibandingkan dengan ketabalan hemik yang hanya memiliki kedalaman rata-rata 62 cm. Ketebalan fibrik maksimum yang terdapat di Kebun Meranti Paham yaitu 856 cm dan yang terkecil 109 cm. KETERANGAN 109 cm 856 cm 0.7 0 0.7 1.4 2.1 km

4.4. Karbon Tersimpan Bawah Permukaan Kebun Meranti Paham