3.4.3. Pendugaan Karbon Tersimpan Bawah Permukaan
Biomassa dan karbon biomassa bawah permukaan diperoleh dengan menggunakan parameter yaitu adalah luas lahan gambut, ketebalan tanah gambut,
bobot isi bulk density dan kandungan karbon C-organik. Perhitungan volume gambut dilakukan dengan menggunakan software ArcView dan ArcGIS dengan
memasukkan titik-titik kedalaman gambut setiap transek sebagai data atribut dari peta. Setelah itu diinterpolasikan menggunakan ArcGIS pada grid dengan resolusi
30 x 30 m dan dikalikan dengan luas, sehingga akan didapat volume tanah gambut. Setelah volume tersebut didapat, kemudian volume dikalikan dengan
bobot isinya dan C-organik maka didapat cadangan karbon tersimpan bawah permukaan. Cadangan karbon kawasan kebun kelapa sawit dihitung dengan
menggunakan software ERDAS yaitu dengan menjumlahkan grid-gridpiksel- piksel pada tanah gambut yang ada di peta kebun Meranti paham. Secara umum,
karbon tersimpan bawah permukaan dapat dihitung melalui persamaan berikut: K = BI x V x C
dimana : K = Karbon Tersimpan ton
BI = Bobot Isi V = Volume m
3
C = Kadar C-organik Volume tanah gambut diperoleh dengan mengalikan ketebalan gambut dan luas
tanah gambut.
3.5. Pendugaan Karbon Tersimpan Kawasan
Karbon biomassa tersimpan kawasan merupakan penjumlahan biomassa tersimpan atas dan bawah permukaan yang dinyatakan dengan persamaan sebagai
berikut : KBK = KBA + KBB
dimana: KBK = KarbonTersimpan Kawasan
KBA = Karbon Biomassa Tersimpan Atas Permukaan KBB = Karbon Tersimpan Bawah Permukaan
Dengan persamaan tersebut akan diperoleh total cadangan karbon biomasaa atas permukaan pada seluruh kebun dan total cadangan karbon bawah permukaan pada
lahan gambut.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Karbon Biomassa Atas Permukaan
Karbon di atas permukaan tanah, meliputi biomassa pohon, biomassa tumbuhan bawah semak belukar berdiameter 5 cm, tumbuhan menjalar dan
gulma, nekromassa bagian pohon atau tanaman yang sudah mati dan serasah bagian tanaman yang gugur berupa daun dan ranting. Biomassa tanaman
digunakan sebagai dasar untuk menduga karbon atas permukaan. Biomassa kelapa sawit diperoleh sesuai dengan tahun tanamnya. Biomassa merupakan bahan
organik hasil dari proses fotosintesa yang dinyatakan dalam satuan bobot kering. Biomassa berkaitan erat dengan proses fotosintesis, dimana biomassa
bertambah karena tumbuhan menyerap CO
2
dari udara dan mengubahnya menjadi senyawa organik dalam proses fotosintesis, dan hasil fotosintesis
digunakan oleh tumbuhan untuk melakukan pertumbuhan ke arah horisontal dan vertikal. Karbon atas permukaaan dapat diduga jika biomassa telah diketahui.
Pada penelitian ini karbon atas permukaan terbagi menjadi karbon biomassa kelapa sawit dan semak. Pengukuran karbon biomassa nekromassa tidak
dilakukan karena pada lahan gambut kebun Meranti Paham sudah ada sejak tahun 1987 sehingga nekromassa sudah dianggap terlapuk menjadi gambut.
4.1.1. Karbon Biomassa Kelapa Sawit
Biomassa tanaman digunakan sebagai dasar untuk menduga karbon atas permukaan. Teknik untuk mengukur biomassa bisa dilakukan dengan
menggunakan metode destruktif. Pendugaan karbon biomassa kelapa sawit dengan metode destruktif dilakukan dengan cara menebang dan menimbang
bagian-bagian pohon kelapa sawit. Bagian pohon kelapa sawit yang diambil untuk penelitian sebelumnya yaitu terdiri dari biomassa batang, pelepah dan
daun. Tabel 6 merupakan pengukuran biomassa kelapa sawit yang dilakukan
pada penelitian Yulianti 2009. Secara umum dapat dikatakan bahwa semakin tua umur tanam kelapa sawit maka biomassanya akan semakin meningkat, tetapi