Kajian Pustaka KONSEP, LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA

2.3 Kajian Pustaka

Sabriandi Edrian, tesis 2008: Analisis Semiotik Syair-Syair Kematian Etnis China di Kota Medan. Dalam tesisnya membagi pelaksanaan upacara kematian kedalam empat tahap: 1 Belum masuk peti 2 Upacara masuk peti dan penutupan peti, 3 Upacara pemakaman, dan 4 Sesudah pemakaman. Tesis ini akan penulis gunakan sebagai pembagian dasar dalam tahapan upacara adat kematian masyarakat Tionghoa. Perasamaan penelitian yang penulis lakukan dengan tesis tersebut adalah objek yang sama-sama membahas mengenai upacara kematian etnis Tionghoa. Perbedaan antara penelitian yang penulis lakuakan dengan tesis tersebut terletak pada pembahasannya, dimana objek yang penulis teliti dalam penulisan ini adalah upacara adat kematiannya sedangakan tesis itu sendiri membahas mengnai syair-syair doa dalam upacara kematian etnis Tionghoa dan dalam tesis tersebut juga belum manjelaskan bagimana upacara adat kematiannya, hanya menjelaskan secara garis besarnya dimana upacara kematian etnis Tionghoa dibagi menjadi empat tahapan. Defri Elias Simatuapang, skripsi 2008: Konsep “Kematian Ideal” Pada Masyarakat Batak. Dalam skripsinya mengklasifikasikan kematian berdasarkan usia dan status yang mati, upacara adat yang dijalankan akan disesuaikan dengan usia dan status yang mati. Skripsi ini penulis gunakan sebagai gambaran dalam membedakan upacara adat kematian masyarakat Tionghoa berdasarkan usia dan status yang mati. Fatimah, artikel USU Edisi No.23Tahun XIJanuari 2007: Upacara Universitas Sumatera Utara Kematian pada Masyarakat Melayu di Medan. Dalam artikelnya membedakan palaksanaan upacara kemataian berdasarkan status sosial, antara kaum bangsawan dan rakyat biasa. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Penelitian kebudayaan perlu mengikuti karateristik budaya yang terintegrasi. Budaya adalah leket inherent pada bidang-bidang yang terstruktur dengan rapi. Keterkaitan antara usur kehidupan itulah yang membentuk sebuah budaya. Dengan demikian budaya bukan sekedar tumpukan acak fenomena atau buakan sekedar kebiasaan yang lazim, melainkan tertata rapi dan penuh makna. Karena itu penelitian budaya seyogiayanya mampu mengungkap hal-hal yang demikian secara holistik. Penelitian budaya bukanlah parsial, yang hanya memperhatiakan unsur tertentu saja, melainkan harus menyeluruh dan koheren. Oleh karena unsur-unsur pembentuk budaya itu sangat kompleks, sehingga penelitian perlu dilakukan kearah hal tersebut. Secara umum penelitian kebudayaan merupakan sebuah refleksi dari sebuah fenomena. Fenomena real diperoleh melelui pengamatan, studi kepustakaan dan wawancara terhadap informan, karene itu sebagian besar penelitian kebudayaan lebih mengarah ke penelitian lapangan empirik. Berdasarkan keterangaan di atas dapat ditarik pemehaman bahwa ciri has penelitian kebudayaan antara lain: a. Latar penelitian biasanya spesifik, mengungkap permasalahan-permasalahan yang ada pada suatu daerah. b. Penelitian budaya biasanya lebih mengutamakan penelitian lapangan dari pada kepustakaan. c. Universitas Sumatera Utara