Rancangan kepenelitian budaya bersifat sementara, longgar dan lentur, tergantung kondisi lapangan. d. Penelitian budaya mengandalkan analisis terusmenerus sejak
dari lapangan sampai laporan. Bahkan ketika laporan mulai ditulis, jika ada kesalahan harus cepat diperbaiaki.
Metode penelitian merupakan alat, prosedur, dan teknik yang dipilih dalam melaksankan penelitian dalam menggunakan data. Metode memiliki peran yang
sangat penting, metode merupakan syarat atau langkah-langkah yang dilakukan dalam sebuah penelitian.
Atas dasar ciri-ciri penelitian tersebut maka metode yang dipergunakan adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini bersifat
deskriptif, bertujuan menjelaskan secara tepat sifat-sifat individu, keadaan gejala atau kelompok tertentu atau untuk menentukan adanya hubungan tertentu antara suatu
gejala lain dalam masyarakat. Penelitian yang bersifat kualitatif yaitu rangkaian kegiatan atau proses menjaring data atau informasi yang bersifat sewajarnya
mengenai suatu masalah dalam kondisi aspekbidang kehidupan tertentu pada objeknya. Penelitian ini tidak mempersoalkan sampel dan populasi sebagaimana
dalam penelitian kuantitatif.
3.2 Data dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif, yaitu data yang tidak berupa angka dan mencakup keterangan yang dapat mendeskripsikan
Universitas Sumatera Utara
upacara adat kematian masyarakat Tionghoa, sumber utama data yang diambil adalah dari informan penulis. Para informan ini dipandang secara keilmuan memiliki
kapasitas sebagai ahli atau memiliki pengetahuan lebih tentang upacara adat kematian, sedangakan data pendukung dalam penelitian ini diperoleh melaui studi
kepustakaan.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Salah satu teknik pengumpulan data dalam penelitian adalah teknik wawancara, yaitu mendapatkan informasi dengan bertanya secara langsung kepada
subjek penelitian. Sebagai langkah dasar dalam melakukan wawancara penulis berpedoman pada pendapat Koentjaraningrat 1981:136 yang mengatakan,
“...kegiatan wawancara secara umum dapat dibagi tiga kelompok yaitu: persiapan wawancara, tehnik bertanya dan pencatat data hasil wawancara”.
Berdasarkan pendapat Koentjaraningrat tersebut, maka penulis juga mengacu pada pendapat Soehartono 1995 yang mengatakan, “...wawancara adalah tehnik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewawancara, jawaban responden akan dicatat atau direkam dengan
alat perekam tape recorder.” Koentjaraningrat 1981:139 juga menemukakan bahwa wawancara itu sendiri
terdiri dari beberapa bagian yaitu: “...Wawancara terfokus, bebas dan sambil lalu. Wawancara terfokus
diskusi berpusat pada pokok permasalahan. Dalam wawancara bebas diskusi
Universitas Sumatera Utara
langsung dari suatu masalah ke masalah lain tetapi tetap menyangkut pokok permasalahan. Wawancara sambil lalu adalah diskusi langsung yang
dilakukan untuk menambahmelengkapi data yang sudah terkumpul.”
Sesuai dengan pendapat dari Koentjaraningrat dan Soehartono mengenai teknik dalam wawancara, maka penulis sebelum wawancara telah mempersiapkan
hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan wawancara demi kelancaran seperti alat tulis dan pertanyaan-pertanyaan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini akan
didapat dengan mewawancarai langsung objek yang menjadi penelitian yaitu masyarakat Tionghoa di Kecamatan Berastagi.
Untuk mencari tulisan-tulisan pendukung, sebagai kerangka landasan berfikir dalam tulisan ini, adapun yang dilakukan adalah studi kepustakaan. Kegiatan ini
dilakukan untuk menemukan literatur atau sumber bacaaan, guna melengkapi dari apa yang dibutuhkan dalam penulisan dan penyesuaian data dari hasil wawancara.
Sumber bacaaan atau literatur itu dapat berasal dari penelitian yang sudah pernah dilakukan sebelumnya dalam bentuk skripsi. Selain itu sumber bacaan yang menjadi
tulisan pendukung dalam penelitian penulis yaitu berupa buku, jurnal, makalah, aritkel dan berita-berita dari situs internet.
3.4 Teknik Analisis Data