Panta Persiapan Upacara Adat Kematian

nan akh

5.3 Panta

Be diperboleh sandal dan bagi wanit Juga tidak tidak diizi oleh sauda memotong masyaraka ntianya aka hirat. angan-panta erbagai lara hkan mema n sepatu. P ta, termasuk k diperkena inkan untuk ara dekat ju g rambut, m at percaya an dipergun Ginc angan Dala angan bagi akai pakaia Penampilan k memakai ankan untuk k berwarna s uga tidak b mencukur ku a jika kita nakan untu Gamb cua kiri dan am Upacar keluarga y an berwarn apa adany cincin, gela k mencuci r selain warn boleh digant umis dan m a memoton uk membiay bar 5.3 Kimcua kan ra Adat Kem yang dekat na merah, ya, tidak dip ang, anting- rambut dan na hitam, pu ti. Sanak ke menggunting ng rambut yai keperlu nan. matian dari almar tidak diper perkenankan -anting, lips menggunti utih dan biru eluarga dek g kuku, hal i t, mencuku ankebutuha rhum adala rbolehkan m n untuk me stik, dan seb ing rambut. u. Baju yang kat dianjurk ini dilakuka ur kumis annya di ah: Tidak memakai erias diri bagainya. . Pakaian g dipakai kan untuk an karena ataupun Universitas Sumatera Utara menggunting kuku sebelum 49 hari setelah hari kematian dari almarhum bisa menyakiti arwah almarhum. Oleh karena itu, sanak keluarga dianjurkan untuk melakukan semua ini terlebih dahulu.

5.4 Persiapan Upacara Adat Kematian

Begitu terjadinya kematian, semua kaca dan bahan yang bisa memantulkan bayangan harus ditutup dengan kertas atau kain berwarna merah, hal ini dilakukan agar arwah yang meninggal tidak terkejut sewaktu melihat bayangan dirinya terpantul dari cermin kaca. Kemudian semua altar sembahyang dewa-dewi harus ditutup dengan kain berwarna merah. Jenazah tidak boleh langsung menatap langit. Setelah itu, jenazah di bersihkan dengan cara dibasuh menggunakan handuk yang direndam dalam air terlebih dahulu. Hal ini dilakukan karena masyarakat Tionghoa percaya, manusia datang ke dunia adalah dengan bersih, ketika kembali ke surga juga harus dengan bersih, maka harus dibersihkan. Kemudian pada jenazah dipakaikan baju bersih, biasanya berwarna putih atau setelan jas. Sesudah jenazah diberi pakaian, jenazah akan diletakkan di rungan tengah ruangan tempat nantinya upacara kematian dilangsungkan, dalam meletakkan jenazah tidak boleh langsung di atas lantai, harus dilapisi terlebih dahulu dengan triplek, kain putih atau dapat juga kasur, disamping jenazah juga akan diletakkan pakaian-pakaian yang sering dipakai almarhum, ataupun apabila semasa hidupnya almarhum gemar membaca buku, juga dapat diletakkan disampingnya. Semenjak Universitas Sumatera Utara diletakkannya jenazah harus dijaga siang dan malam agar jangan sampai dilangkahi oleh binatang, terutama kucing. Hal ini dikarenakan masyarakat Tionghoa memiliki kepercayaan apabila ada kucing yang melangkahi jenazah, maka jenazah akan bangkit dan berdiri. Tidak lupa juga dipersiapkan altar, diatas meja altar ini terdapat hiolo tempat hio dan lilin di tancapkan untuk dibakar juga buah-buahan sebagi persembahan untuk almarhum. Begitu kematian terjadi, setelah uang akhirat tersedia akan segera dibakar, maksud dari membakar uang akhirat tersebut adalah sebagai uang pegangan almarhum dalam perjalanannya diakhirat, baik itu menuju surga maupun neraka. Semakin banyak uang akhirat yang dibakar, maka jalan yang ditempuh oleh almarhum diakhirat akan semakin mudah. Hal ini dilakukan karena masyarakat Tionghoa meyakini bahwa pada saat menempuh perjalanan tersebut akan banyak dijumpai arwah-arwah gentayangan, siluman-siluman dan hantu-hantu yang dapat menghalangi almarhum untuk sampai ketempat yang ditujunya. Sembari membakar uang akhirat anak-anak dan keluarga almarhum akan berkumpul untuk membicarakan dan menentukan jenazah akan disemayamakan atau dikubur dimana, apabila sebelum meninggal almarhum telah berpesan ingin dikubur di suatu tempat maka akan dilakukan sesuai dengan keinginan alamarhum, pada saat berkumpul ini juga akan ditentukan hari memasukkan jenazah kedalam peti, penutupan peti dan penguburan dengan terlebih dahulu meliahat hari dan jam baik dengan bantuan dari saekong. Penentuan hari dan jam baik dalam sebuah upacara Universitas Sumatera Utara kematian masyarakat Tionghoa merupakan hal yang sangat penting, ini dikarenakan apabila terjadi kesalahan dalam penentuannya bagi yang percaya maka keluarga almarhum dapat terkena bala ataupun kesilan. Penentuan hari dan jam baik dilihat dari kitab thong su buku ramalan Tionghoa, namun demikian apabila selama tujuh hari semenjak terjadinya kematian tidak ditemukan hari dan jam yang tepat, maka akan dibutkan penangkal. Penangkal ini biasanya sebuah semangka dan diletakkan dimeja altar yang pada saat pemberangkatan jenazah menuju pemakaman nantinya akan dilempar kelantai hingga pecah. Hal ini dimaksudkan untuk menolak bala ataupun kesialan. Dalam pembicaraan ini semua keputusan akan diambilharus atas persetujuan oleh anak laki-laki tertua almarhum.

5.5 Mengabarkan Berita Kematian